Cerita Pasien Isoman di Medan, Banyak Dibantu Sahabat Sendiri

Ada yang dijauhi dan tak dapat bantuan

Medan, IDN Times - Pandemik COVID-19 semakin mengkhawatirkan. Agar rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya tak kolaps akibat lonjakan kasus, banyak pasien Covid-19 yang tanpa gejala maupun gejala ringan melakukan isolasi mandiri di rumah.

Sayangnya, saat melakukan isolasi mandiri, banyak yang merasa kesulitan baik dari sisi kesehatan maupun logistik. Apalagi tidak semua pasien isoman mendapat fasilitas dari pemerintah. Berikut pengakuan dari pasien isolasi mandiri yang dirangkum IDN Times.

1. Pasien isoman manfaatkan jaringan pertemanan

Cerita Pasien Isoman di Medan, Banyak Dibantu Sahabat SendiriIlustrasi isolasi mandiri di rumah (ANTARA FOTO/Makna Zaezar

Pasien isoman memanfaatkan jaringan pertemuanan untuk saling membantu. Salah seorang penyintas COVID-19, Andre Christian Harianja (27) yang saat itu melakukan isolasi mandiri saat dinyatakan positif COVID-19 mengatakan, bahwa ia justru mendapat bantuan dari sahabatnya.

"Awalnya aku ngasih tau ke temanku bahwasannya aku positif COVID-19. Jadi, dia berbaik hati ngasih bantuan berupa obat-obatan," ucapnya.

Komunikasi yang dilakukan dengan menghubungi temannya via WhatsApp"Karena memang teman dekat jadi cara menghubunginya dari WhatsApp, sistem penyalurannya melalui ojek online. Ada makanan dan obat-obatan," tuturnya.

Selama melakukan isoman Andre mengakui untuk vitamin, ia perbanyak mengonsumsi vitamin C, imboost, dan madu.

"Kalian luar biasa. Tetap bertahan dan kalian pasti bisa. Pandemik ini mengajarkan kita untuk lebih kuat," tutup Andre sebagai bentuk penyemangatnya untuk para pasien yang terkena COVID-19 dan menjalani isoman.

2. Robinson akui tak dapat bantuan sama sekali, bahkan dijauhi tetangga

Cerita Pasien Isoman di Medan, Banyak Dibantu Sahabat Sendiriilustrasi warga isolasi mandiri (ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)

Robinson (40) mengatakan bahwa, tak ada mendapatkan bantuan dari pihak manapun selama melakukan isolasi mandiri (isoman). "Tidak ada menerima bantuan dari pihak manapun, selama kena COVID-19," ujarnya.

Sehingga isoman yang dilakukan Robinson menggunakan biaya sendiri. Selama isoman, ia memperbanyak konsumsi vitamin Imboost dan zegaVit.

Pengalaman selama isoman, ia mendapat gunjingan atau stigma hingga dijauhi oleh tetangga karena takut terpapar virus COVID-19.

Dirinya berpesan kepada pasien COVID-19 yang melakukan isoman untuk selalu berpikir positif. "Jangan pikirkan kan Virus nya, naikan Imun dengan cara makan dan minum vitamin agar imun tidak turun," jelasnya.

 

Baca Juga: WHO Sebut Sumut COVID-19 di Sumut Melonjak 238 Persen Sepekan Terakhir

3. Ada yang mendapat bantuan dari LSM

Cerita Pasien Isoman di Medan, Banyak Dibantu Sahabat SendiriBantuan untuk warga yang isolasi mandiri (ANTARA FOTO/Novrian Arbi)

Berbeda dengan seorang gadis penyintas COVID-19 ini dengans tatus Orang Tanpa Gejala (OTG), bernama Tina (25) yang mengungkapkan bahwa ia mendapatkan bantuan selama isoman dari salah satu LSM di Medan tempatnya bekerja.

Hartina menceritakan awalnya dimulai dari kontrak kerja dengan lembaga yang bersangkutan sejak bulan April lalu, salah satu LSM di Medan memintanya untuk menjadi noteker untuk rapat tahunan mereka.

"Aku meng-iyakan dan menyetujui kontrak kerjanya. Syaratnya yang pertama aku harus memastikan diri bahwa tidak reaktif ataupun positif covid. Yang kedua, apabila pasca kegiatan aku positif mereka akan bertanggung jawab dengan memberikan bantuan berupa uang tunai Rp.1 juta perorang dan mereka membantu mencari tempat isoman dan memastikan privasiku aman.

Hal ini usai dilakukannya swab antigen, ternyata ada dua diantara mereka positif dan ia salah satunya.

"BPHnya kan mendata siapa yang positif, tak lama setelah tes mereka mendatangi kami dan sempat menyuruh kami PCR untuk memastikan kondisi virusnya, tapi tak lama setelah itu bendaharanya mentransfer sejumlah uang dikontrak.
Aku gak dapat bansos dari pemerintah atau dari tempatku bekerja di sekolah," jelasnya.

4. Mantan pasien isoman merasa bertanggung jawab bantu penyintas lainnya

Cerita Pasien Isoman di Medan, Banyak Dibantu Sahabat SendiriIlustrasi tempat isolasi diri mandiri. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Bantuan yang diberikan kepada Tina berupa uang tunai, support dari peserta, informasi obat-obatan, informasi akses layanan kesehatan, dan bantuan mencari tempat isoman.

Lanjutnya, selama isoman Hartina disarankan untuk mengonsumsi sejumlah obat-obatan dan vitamin. Seperti susu bearbreand, buah, madu, lemon dan lainnya.

Menurutnya, bukan COVID-19 hal yang paling mengerikan tapi judgemental dari lingkungan sekitar ini gak kalah mematikan.

"Kemaren itu pas aku dinyatakan positif, aku sempat syok dan denial-loh. Cuma karena aku merasa tidak dijauhi, they hug me dengan versi mereka masing-masing," tambahnya.

"Hal yang bisa kulakukan ketika orang yang kukenal kena COVID-19, aku bantu mereka sesuai kapasitas aku. Contoh memberikan informasi seputar COVID-19 mulai dari obat-obatan yg direkomendasikan, tempat tes PCR, hingga tempat vaksin," tutupnya.

Baca Juga: Panduan Lengkap Isolasi Mandiri bagi Ibu Menyusui

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya