Meutya Hafid Ajak Stop Ujaran Kebencian dan Sebar Hoaks Jelang Pemilu

Harus menyaring informasi karena rawan hoaks

Medan, IDN Times - Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid mengajak masyarakat agar dapat mewujudkan pemilu yang damai dengan berhenti menyampaikan ujaran kebencian, baik secara lisan, maupun tulisan. Menurutnya ujaran kebencian hanya akan membuat suasana gaduh.

“Ujaran kebencian dapat menghambat jalannya pemilu damai, sehingga penting bagi kita semua untuk mencegah dan berhenti menyampaikan ujaran kebencian di berbagai platform digital adalah agar pemilu tahun ini dapat berjalan dengan damai, tanpa harus saling serang atau menjatuhkan pihak lain dengan menggunakan ujaran kebencian ataupun berita hoaks, baik secara lisan maupun tulisan," ucap Meutya Hafid.

1. Ujaran kebencian yang muncul di berbagai media digital untuk memecah Indonesia

Meutya Hafid Ajak Stop Ujaran Kebencian dan Sebar Hoaks Jelang PemiluSuasana seminar dengan tema "Stiop Ujaran Kebencian Wujudkan Pemilu Damai (Dokumentasi untuk IDN Times)

Dia menambahkan bahwa ujaran kebencian yang muncul di berbagai media digital termasuk hal yang perlu dicegah karena dapat digunakan pihak tertentu untuk memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia demi kepentingan pribadi.

“Maraknya ujaran kebencian dan berita hoaks di media digital membuat rakyat menjadi bingung dan sulit untuk menilai calon pemimpin yang kredibel. Padahal, rakyat memiliki hak untuk memilih calon pemimpin sesuai dengan penilaian mereka masing-masing," sambungnya.

“Rakyat harus mampu melakukan check and recheck terkait informasi calon pemimpin yang didapatkan dari media digital," tambahnya.

Baca Juga: Andika Perkasa dan Gatot Suarakan Ganjar-Mahfud Menang di Batam

2. Ujaran kebencian yang dapat menghambat jalannya pemilu damai

Meutya Hafid Ajak Stop Ujaran Kebencian dan Sebar Hoaks Jelang PemiluSuasana seminar dengan tema "Stiop Ujaran Kebencian Wujudkan Pemilu Damai (Dokumentasi untuk IDN Times)

Sementara Dosen Ilmu Komunikasi FISIP UMSU Nurhasanah Nasution  mengatakan, pemilu damai adalah pemilu yang diselenggarakan tanpa ujaran kebencian dan berita hoaks.

“Ujaran kebencian dan berita hoaks merupakan dua hal yang dapat mengganggu pelaksanaan pemilu damai. Pemilu tidak seharusnya dijadikan sebagai ajang saling membenci ataupun juga saling serang dengan menggunakan ujaran kebencian dan berita hoaks di media digital," ucapnya.

Nurhasanah Nasution juga menyetujui pendapat dari Meutya Hafid perihal ujaran kebencian yang dapat menghambat jalannya pemilu damai.

“Ujaran kebencian akan menghambat jalannya pemilu damai. Oleh sebab itu, kita semua harus mampu memilah informasi dari media digital," tuturnya.

3. Penggunakan media digital sebagai sarana penyebaran informasi pada masa pemilu sangat penting

Meutya Hafid Ajak Stop Ujaran Kebencian dan Sebar Hoaks Jelang PemiluSuasana seminar dengan tema "Stiop Ujaran Kebencian Wujudkan Pemilu Damai (Dokumentasi untuk IDN Times)

Sementara itu, Nofri Affandi selaku jurnalis TV One dan praktisi media mengatakan, lebih tepat media digital digunakan sebagai sarana penyebaran informasi pada masa pemilu.

“Media digital menjadi alat yang sangat penting bagi masyarakat, apalagi di masa pemilu saat ini, karena dapat digunakan sebagai sarana penyebaran informasi bagi masyarakat untuk dapat menentukan calon pemimpin yang akan mereka pilih pada tanggal 14 Februari 2024 nanti," ucapnya.

“Namun, masyarakat juga harus waspada terkait penyebaran berita hoaks yang dapat memicu munculnya ujaran kebencian," pungkasnya.

Baca Juga: Kedatangan Prabowo KW Jadi Hiburan di Deklarasi Milenial Aceh 

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya