Hari Tani, APARA Minta Hentikan Perampasan Tanah Rakyat

Ada 33 konflik agraria di Sumut sepanjang 2023

Medan, IDN Times - Memeringati Hari Tani Nasional 2023, seratusan massa mendemo kantor DPRD Sumut, Selasa (26/9/2023). Mereka tergabung dalam Aliansi Pejuang Reforma Agraria (APARA).

APARA ini mengakui terdiri dari Konsorsium Pembaruan Agraria(KPA) Sumut, KontrasSumut, BPRPI, SPSB, SERBILA, STMB, SPSB Simalingkar, Kelompok Tani Lepar Lau Tengah, BAKUMSU, BITRA Indonesia, LBH Medan, YAPIDI, YAK, Himpunan Mahasiswa Bener Meriah, dan HMI FIS UNIMED.

Adapun tuntutan dalam aksi ini yaitu, meminta untuk melaksanakan reforma agraria sejati, memberantas mafia tanah, meminta untuk hentikan kriminalisasi dan diskriminasi petani atau masyarakat adat serta hentikan perampasan tanah rakyat.

Aksi ini merupakan momentum serentak pada hari tani yang diadakan disekitar 15 titik, Sumatera, Jawa, Sulawesi dan Bali.

1. Konflik agraria naik untuk wilayah Sumut mencapai 33 kasus

Hari Tani, APARA Minta Hentikan Perampasan Tanah RakyatSuasana aksi demo APARA di gedung DPRD Sumut (IDN Times/Indah Permata Sari)

Koordinator Aksi Peringatan Hari Tani Nasional 2023, Suhariawan menyampaikan tuntutan dalam aksi ini agar DPD Sumut melakukan peran dan fungsinya. Apalagi, pada konflik-konflik agraria selama ini yang tidak sama sekali melihat atau meninjau lokasi yang berkonflik yang ada di Sumatra Utara.

Menurutnya, berdasarkan catatan Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), wilayah Sumut menyumbang 33 dari 288 letusan konflik yang ada. Jumlah ini mengalami kenaikan dari sebelumnya 22 letusan konflik. Konflik agraria tersebut hampir dipastikan selalu disertai dengan kekerasan aparat, perampasan tanah, pemiskinan,dan berbagai pelanggaran HAM lainnya.

“Kita akan terus memperjuangkan hak-hak petani, masyarakat adat, nelayan, kaum miskin desa didalam mempertahankan dan menguasai lahan yang selama ini menajdi sumber penghidupan mereka,” ucap Suhariawan.

Baca Juga: KPA: Ada 2.498 Konflik Agraria Selama Pemerintahan Jokowi 

2. Hasil diskusi dinyatakan tidak memuaskan

Hari Tani, APARA Minta Hentikan Perampasan Tanah RakyatSuasana aksi demo APARA di gedung DPRD Sumut (IDN Times/Indah Permata Sari)

Dia menambahkan, meski 15 orang perwakilan masuk di dalam gedung DPRD Sumut melakukan diskusi bersama Muhammad Sofyan selaku Kepala Sub Humas DPRD Sumut. Namun, hasilnya belum memuaskan dan direncanakan nanti akan melakukan aksi demo kembali

“Menurut kami itu belum memuaskan, karena memang yang merespon kita tadi masih humas administrasi DPRD Sumut. Yang memang mencoba untuk menjembatani kita agar aksi kita untuk dilakukan RDP dengan komisi A yang memang menangani konflik agraria,” ucapnya.

Lanjutnya, hal yang paling fundamental kepada para petani adalah adanya perampasan atau pengambilan secara paksa terhadap lahannya.

“Artinya dengan kebijakan-kebijakan yang selama ini dibuat seperti UU Cipta Kerja itu seperti menggelar karpet merah kepada investor yang bakal terdampak terhadap petani,” tambahnya.

Contoh yang diberikannya yakni, BPRPI secara turun temurun sudah memanfaatkan dan mengelola lahan tersebut hingga menjadi pemukiman. Namun, terancam karena kena proyek megapolitan hingga pembebasan untuk trans jalan tol.

3. Humas DPRD Sumut janji akan menyampaikan aspirasi mereka

Hari Tani, APARA Minta Hentikan Perampasan Tanah RakyatSuasana aksi demo APARA di gedung DPRD Sumut (IDN Times/Indah Permata Sari)

Sementara itu, Kepala Sub Bagian Humas, Protokol dan Publikasi Sekretariat DPRD Provinsi Sumatera Utara, Muhammad Sofyan berjanji hasil diskusi ini nantinya akan disampaikan kepada para DPRD Sumut.

“Mereka menginginkan mafia-mafia tanah itu agar pemerintah bisa menyelesaikan permasalahan ini dengan sebaik-baiknya. Nanti kita sampaikan kepada Dewan,” ucapnya.

Saat ditanya kenapa dirinya yang turun, dia mengatakan bahwa 100 Dewan sedang melakukan Bimbingan Teknis (Bimtek) ke Bandung.

“Dari mulai hari Senin sampai hari Rabu. Mungkin hari Rabu mereka sudah kembali, karena Bimtek ini menyangkut pada hal-hal teknis lah boleh dikatakan,” tutupnya.

Baca Juga: Jika Rempang Eco City Dibangun, Gimana Nasib Petani di 16 Kampung Tua?

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya