Festival Hantu Lapar Digelar, Rumah Hingga Kapal Pesiar Dibakar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times - Pelaksanaan Hungry Ghost Festival atau Zhong Yuan Jie yang diartikan Festival Hantu Lapar kembali digelar. Acara ini mempersembahkan sejumlah sajian dengan mengenang para leluhur, pada Rabu (30/8/2023) di Vihara Gunung Timur Kota Medan.
Pengurus Vihara Gunung Timur Kota Medan, Edy Salim menjelaskan dalam kegiatan peringatan ini dilaksanakan setiap bulan 7 di tahun Imlek dan dipercaya saat itu pintu neraka dibuka. Tujuannya untuk memberikan makanan dan keperluan arwah, agar tak mengganggu.
"Ini adalah hari bulan arwah pintu neraka dibuka jadi para arwah-arwah itu dibebaskan keluar untuk menikmati. Supaya arwah-arwah jangan ada yang jadi gelandangan makanya kita buat acara ini,” ucapnya.
Festival ini menurutnya sudah ada sejak tahun 1970-an silam. Tampak masyarakat antusias dalam kegiatan tersebut dengan melempar kertas-kertas yang akan dibakar. Tahun ini terdapat 112 unit rumah yang terbuat dari bahan dasar kertas dan makanan sekitar 2 ribuan.
1. Sudah sekitar 50 tahun festival hantu lapar digelar di Vihara Gunung Timur
Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan sejak Vihara ini diresmikan pada tahun 1965, yang dimulainya tahun 1970 bulan Juni Imlek. Artinya, kegiatan ini sudah terhitung 50 tahun lamanya digelar di Vihara Gunung Timur Kota Medan.
Melalui persembahan makanan, uang, rumah-rumahan hingga berbentuk kapal pesiar untuk dipersembahkan kepada arwah-arwah tersebut dengan cara dibakar.
"Supaya mereka itu bisa juga senang-senang jadi tidak ada kelaparan mengganggu kita masyarakat," jelas Eddy.
Baca Juga: Mengenal Agama Pamena Dalam Budaya Masyarakat Karo
2. Adanya festival hantu lapar agar tidak ada arwah yang gelandangan
Menurut Eddy, setiap tahunnya hantu atau arwah yang meninggal terus bertambah. Apalagi 3 tahun yang lalu banyak korban-korban dari pandemik COVID-19.
"Jadi keluarganya juga yang membakar rumah ini rumah-rumah ini dibakar untuk arwah-arwah yang tidak ada keluarga. Jadi orang-orang yang tidak ada tempat tinggal, gelandangan jadi supaya dari sponsor untuk rumah ini.
Baginya, Vihara Gunung Timur merupakan tempat pelaksaan Hungry Ghost Festival yang paling besar di wilayah Sumut.
3. Tampak kawula muda ramai ikut serta untuk berbalas Budi pada orangtua yang sudah meninggal
Lanjut Eddy, dalam persembahan semuanya dibakar dan dikirim kepada sang Buddha. Kemudian, sang Buddha menerima dan nantinya sang Buddha yang membagi.
"Ada juga arwah-arwah yang mungkin datang langsung kesini karena begitu kita buat ini sering kita merasakan kalau belum pada keluar rumah-rumahnya ini gak ada angin. Begitu rumah keluar kita merasa angin sudah datang mereka mengambilnya," ungkapnya.
Umumnya yang hadir saat ini warga Medan, dan di luar Medan juga ada. Setiap tahun bertambah ini. Terkhusus kawula muda juga banyak, untuk berbalas budi kepada orangtuanya yang sudah meninggal.
4. Ada kapal pesiar yang akan dibakar secara terpisah
Pembakaran secara terpisah bentuk kapal pesiar, mobil dan rumah-rumahan ini dikirim kepada arwah atau almarhum orang yang ingin dipersembahkan (secara pribadi) seperti nenek moyang maupun keluarganya yang sudah meninggal.
"Jadi yang untuk kapal, nenek moyang atau keluarganya yang meninggal di luar pulau Sumatera misalnya di Jakarta. Leluhur Cina sana itu kirimnya kita pakai kapal. Tidak bisa melalui jarak lah, jadi kalau yang mobil meninggalnya di daerah pulau Sumatra. Jadi kebanyakan itu untuk daerah Medan Sumatera utara khususnya," bebernya.
Kapal pesiar, mobil dan dan rumah-rumah akan dibakar saat menjelang peringatan pada pukul 00.00 WIB nantinya.
Baca Juga: 4 Fakta Menarik Siu San Keng, Vihara Tertua di Kota Medan