Diduga Ada Penyelundupan Pemilih Terjadi di TPS 04 Medan Amplas

Terduga pelaku kabur ke rumah Kepling

Medan, IDN Times – Indikasi kecurangan saat pemungutan suara terjadi di Kota Medan. Motifnya diduga dengan menyelundupkan pemilih yang tidak sesuai dengan tempat pemungutan suara.

Kasus dugaan penyelundupan suara ini terkuak di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 04, Jalan Pembangunan Baru, Kelurahan Sitirejo II, Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan. Peristiwa itu bermula dari kecurigaan masyarakat terhadap sejumlah orang yang datang ke TPS.

Warga curiga, karena tidak mengenali orang-orang tersebut. Setidaknya ada lima orang yang dicurigai warga. Kejadian ini memicu kisruh saat pemilihan di TPS itu.

1. Terduga pelaku diduga memanfaatkan pemilih yang tidak hadir

Diduga Ada Penyelundupan Pemilih Terjadi di TPS 04 Medan AmplasTempat Pemungutan Suara (TPS) 04, Jalan Pembangunan Baru, Kelurahan Sitirejo II, Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan (IDN Times/Prayugo Utomo)

Seorang warga Wina Fitri menyaksikan dugaan penyelundupan pemilih itu secara langsung. Saat itu Wina tengah menunggu giliran pemungutan suara sekitar pukul 09.00 WIB. Petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) kemudian memanggil nama pemilih. Setelah dua kali dipanggil petugas KPPS, orang yang mencurigakan itu kemudian menyahut.

Wina curiga karena gerak-geriknya yang aneh. Seorang terduga pelaku kemudian berhasil masuk ke bilik dengan membawa surat suara. Di tempat registrasi, petugas KPPS hanya mengecek formulir undangan saja, tanpa melakukan verifikasi tanda pengenal resmi dari pemilih.

Sepemantauan Wina, peristiwa itu terjadi sampai tiga kali. Karena semakin curiga, Wina kemudian langsung mendatangi seorang terduga pelaku pemilih yang diduga diselundupkan.

“Saya curiga dia duduk saja di situ. Mereka segerombolan, tiga perempuan, dua laki-laki. Langsung saya tanya, mbak namanya siapa, sini KTP-nya, saya bilang," kata Wina merekonstruksi kejadian itu.

Dari identitas terduga pelaku diketahui berinisial TS. Wina dan sejumlah masyarakat lain, menanyai di mana alamat domisili TS. Dia kemudian mengaku sebagai warga Kecamatan Medan Tembung.

2. Kericuhan pecah, terduga dibawa ke rumah Kepling

Diduga Ada Penyelundupan Pemilih Terjadi di TPS 04 Medan AmplasTempat Pemungutan Suara (TPS) 04, Jalan Pembangunan Baru, Kelurahan Sitirejo II, Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan (IDN Times/Prayugo Utomo)

Wina dan masyarakat langsung bertindak. Mereka mencurigai itu bentuk kecurangan. Mereka kemudian membawa terduga pelaku perempuan ke rumah kepala lingkungan. Sementara terduga pelaku yang laki-laki, diduga melarikan diri.

“Warga marah. Di sini ribut. Setelah itu selesai,” kata Wina.

Anggota kepolisian dan Babinsa juga sudah datang ke lokasi itu. Situasi kemudian kembali tertib.

IDN Times menerima video kericuhan yang terjadi. Warga memang ramai-ramai mendokumentasikan kejadian itu lewat kamera ponselnya. Di dalam video terdapat dua orang perempuan yang diduga sebagai pelakunya. Mereka berdua tampak kebingungan saat dikerumuni warga.

“Jangan dirusak lah pemilu ini, jangan dirusak,” ujar seorang laki-laki berkemeja hijau di dalam video.

3. Lurah sempat datang ke lokasi, Keluarga kepling diduga larang warga masuk ke TPS

Diduga Ada Penyelundupan Pemilih Terjadi di TPS 04 Medan AmplasTempat Pemungutan Suara (TPS) 04, Jalan Pembangunan Baru, Kelurahan Sitirejo II, Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan (IDN Times/Prayugo Utomo)

Setelah kericuhan itu, akses warga ke TPS dibatasi. Kata Wina, anak Kepling setempat memasang tali rafia, untuk memberi jarak pengunjung ke TPS yang ada di halaman rumah warga itu.

“Katanya yang bisa masuk hanya yang berkepentingan doang. Padahal ini kan harusnya bisa disaksikan semua,” kata Wina.

Soal pelarangan warga masuk ke dalam TPS ini juga dikonfirmasi oleh warga lainnya. Dewi (bukan nama sebenarnya) juga mengungkap pelarangan warga masuk ke dalam TPS untuk menyaksikan proses pemungutan suara setelah kericuhan terjadi.

Bahkan Dewi menyebut Kepling setempat sempat mengamuk saat kericuhan itu terjadi. Dia memarahi masyarakat.

Saat kericuhan itu terjadi Lurah Medan Amplas Hasrun Syarif Dongoran juga berada di lokasi. “Lurahnya pun diam saja,” kata Dewi.

Setelah kericuhan itu, petugas KPPS baru melakukan verifikasi antara DPT, undangan memilih dan KTP orang yang akan memilih.

Sebelumnya, IDN Times bersama awak media lain sudah berupaya mengonfirmasi ketua KPPS TPS 04. Seorang anggota KPPS sempat meminta awak media menunggu. IDN Times dan awak media lainnya kemudian mewawancaraii Wina.

Saat wawancara hendak berakhir, seorang anggota KPPS kemudian mendokumentasikan Wina dengan ponselnya. Wina kemudian marah karena didokumentasikan tanpa izin. Wina kemudian meminta anggota KPPS itu menghapus fotonya.

Namun anggota KPPS itu menolak. Anggota KPPS perempuan tersebut kemudian berdalih jika Wina tidak minta izin kepada mereka untuk diwawancarai awak media. Bahkan, anggota KPPS juga mengatakan, jurnalis harus meminta izin kepada mereka jika ingin mewawancarai warga.

Seorang petugas Linmas KPPS berinisial MAR bahkan mencoba melarang jurnalis mengambil dokumentasi di TPS. Dia menuding, para jurnalis sudah mengganggu ketertiban karena melakukan peliputan.

Dugaan kecurangan pemilu dengan motif yang saa juga terjadi di kawasan Kecamatan Medan Kota, Kota Medan. Tepatnya di TPS 05 Teladan Barat. Namun beruntung, orang-orang yang dicurigai itu tidak sempat memilih.

Anggota KPPS 05, Saiful Hadit membenarkan adanya dugaan hal tersebut terjadi di TPS tempat dirinya bertugas. Saiful mengatakan sejumlah orang tersebut dicurigai dari gestur saat dipanggil untuk memberikan hak suaranya. Namun setelah mengambil formulir C6, seorang terduga pelaku langsung kabur. Sementara sejumlah lainnya dibawa warga ke kantor kecamatan.

Baca Juga: ART Edy Rahmayadi Jadi Korban Serangan Fajar, Dikasih Rp200 Ribu

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya