Harimau Sri Nabilla akan Dilepasliarkan di Hutan TNGL Aceh
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tapanuli Selatan, IDN Times- Seekor Harimau Sumatra rencananya akan dilepas ke Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Melalui Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatra Utara, pelepasan harimau Sumatra itu mendapat dukungan dari pengelola tambang Emas PT Agincourt Resources.
1. Harimau Sumatra diangkut menggunakan helikopter
Manajer Senior Komunikasi Korporat PT Agincourt Resources, Katarina Siburian Hardono mengaku mendukung pelepasan hewan satwa liar itu.
Dukungan dibuktikan dengan menyerahkan beberapa fasilitas pengangkutan ataupun alat transportasi.
"Kita mendukung pelepasan harimau Sumatra ini dengan memberikan bantuan berupa helikopter dan pilot," kata Katarina, Selasa (3/11).
2. Sri Nabilla akan dibawa ke Hutan Kappi, TNGL Aceh
Katarina menyebut, harimau Sumatra yang dinamai Sri Nabilla itu akan dibawa dari Bandara Patiambang di Gayo Lues, Aceh.
Hewan buas itu rencananya akan ditempatkan di Hutan Kappi, TNGL. "Kappi merupakan Zona Inti yang berada di Kawasan TNGL di Gayo Lues, Aceh," kata Katarina.
3. Sebelum ke Aceh, Harimau Sumatra dibawa melalui jalur Darat
Katarina mengatakan, sebelum diangkut menggunakan helikopter, Sri Nabilla lebih dulu harus melalui jalur darat. Sri Nabila, kata Katarina akan dibawa melewati Sanctuary Harimau Barumun Nagari, Aek Godang, Tapanuli Selatan.
"Dari sana akan dibawa menuju Blangkejeren, Gayo Lues, Aceh" katanya.
Baca Juga: Muncul Harimau, Objek Wisata Gunung Sibayak di Tutup Sementara
4. Sri Nabilla masuk ke dalam kandang Jebak
Katarina menyebut, sebelum pelepasliaran dilakukan, Sri Nabilla dikabarkan masuk ke dalam kandang jebak di Desa Tapus Sipagimbal, Kecamatan Aek Bilah, Tapanuli Selatan pada 24 Agustus 2020 lalu. Dan berdasarkan catatan BBKSDA Sumatra Utara, kata Katarina Sri Nabilla telah berkonflik dengan masyarakat sekitar desa sejak Mei 2020.
"Pelepasliaran terhadap Sri Nabilla akan dilakukan pada Rabu (4/11/2020)," katanya.
5. Sri Nabilla akan didampingi tim dokter hewan
Menurut Katarina, pelepasan terhadap Sri Nabilla itu akan dihadiri oleh Kepala BBKSDA Sumut, Bupati Gayo Lues Muhammad Amru.
Sementara, dari pihak tambang Emas akan dihadiri oleh Manajer Hubungan Pemerintahan PTAR, Irwanto Situmorang dan Superintendent Hubungan Eksternal Departemen Eksplorasi PTAR, Gunawanta Bangun.
"Tim dokter hewan juga akan turut mendampingi untuk menangani dan memantau kesehatan Sri Nabilla," kata Katarina.
6. Pihak Tambang Emas berjanji tetap mendukung pengelolaan lingkungan
Katarina mengaku, sejauh ini PTAR tidak hanya melakukan upaya dan dukungan terhadap pengelolaan lingkungan eksternal.
Menurut dia, saat ini perusahaan juga berkomitmen untuk menerapkan praktik pengelolaan lingkungan berkelanjutan di lingkungan internal operasional Tambang Emas Martabe, salah satunya melalui program rehabilitasi.
"Pada 2019, PTAR telah mengajukan revisi dokumen penutupan tambang dengan nilai jaminan US$28,3 juta sehingga seluruh area operasional tambang telah memiliki rencana penutupan tambang," jelasnya.
Katarina mengaku, sepanjang tahun 2019 total 35,5 hektare area telah distabilkan dengan tanaman penutup. Dan sebanyak 2.886 bibit telah ditanam oleh pihak perusahaan.
"Dan saat ini perusahaan telah menyiapkan 5.828 bibit dari 45 spesies tanaman di fasilitas pembibitan (nursery)," katanya.
Baca Juga: Pendaki Sibayak Harus Waspada, Ada Harimau Muncul di Jalur Jaranguda