Unika Sebut Sihol Situngkir yang Terlibat Kasus TPPO Bukan Rektor lagi

Sebelumnya beredar berita yang menyebut Sihol Rektor Unika

Medan, IDN Times - Pihak Universitas Katolik (Unika) Santo Thomas menggelar konferensi pers untuk mengklarifikasi bahwa Sihol Situngkir bukanlah Rektor Unika Santo Thomas.

Sebab, dalam dua minggu terakhir telah beredar dengan masif postingan pemberitaan baik di media massa maupun media sosial tentang Sihol Situngkir yang diduga terlibat dalam kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) berkedok pengiriman magang mahasiswa ke Jerman.

Terdapat beberapa media yang menyebutkan jika Sihol Situngkir merupakan Rektor Unika Santo Thomas. Melihat hal ini, pihak kampus merasa jika nama baik universitas tercoreng sebab Sihol sendiri sudah tak menjabat sebagai rektor lagi sejak tahun 2022.

1. Unika klarifikasi bahwa Sihol Situngkir tidak menjabat sebagai rektor sejak 2022

Unika Sebut Sihol Situngkir yang Terlibat Kasus TPPO Bukan Rektor lagiRektor Unika Prof. Maidin sebut jika Unika akan menindak tegas berita bohong yang masih menyebutkan Sihol Situngkir Rektor Unika (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Melalui Prof. Maidin Gultom selaku Rektor, Unika Santo Thomas mengklarifikasi jika Sihol Sirungkir yang terlibat pada kasus TPPO bukanlah Rektor Unika sejak 11 Juli 2022. Yang mana saat itu kasus TPPO berkedok pengiriman magang mahasiswa ke Jerman belum mencuat ke publik.

"Rektor Unika Santo Thomas saat ini adalah saya sendiri, yang menjabat sejak September 2022. Saya ingin menegaskan juga jika Unika tidak pernah terlibat dalam kegiatan TPPO dan kami menentang secara tegas apapun yang berkaitan dengan TPPO. Kami tidak pernah mengikutsertakan mahasiswa dalam kegiatan program ferienjob Jerman," kata Maidin.

Di depan awak media, Unika Santo Thomas meminta kepada seluruh pihak-pihak, media massa, media sosial, dan individu yang telah menyebarkan berita, narasi, foto, postingan, terkait dengan hal ini agar menghentikan penyebarluasan informasi tersebut dan menghapus informasi yang sudah dipublikasikan sebelumnya.

"Tujuannya agar informasi yang keliru ini tidak menimbulkan persepsi yang merugikan tentang institusi Unika Santo Thomas di masyarakat luas, apabila masih ada pihak-pihak yang menyebarluaskan berita narasi, foto, postingan, maka Universitas Katolik Santo Thomas akan mengambil langkah yang sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku," tambahnya.

2. Apapun yang menyangkut Sihol Situngkir bukan urusan Unika lagi

Unika Sebut Sihol Situngkir yang Terlibat Kasus TPPO Bukan Rektor lagiUnika gelar konferensi pers untuk klarifikasi soal Sihol Situngkir yang bukan lagi rektor Unika, Jumat 05/04/2024 (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Unika Santo Thomas belum mengambil tindakan terhadap berita bohong yang beredar. Setelah klarifikasi yang dihelat Unika, pihak kampus akan menindak dengan tegas sesuai dengan undang-undang yang berlaku apabila didapatkan kabar bohong yang kembali beredar.

"Saya waktu itu melihat di beberapa media Sihol disebut sebagai Rektor Unika, lalu fotonya yang dipajang justru foto saya. Jadi sebenarnya ini merupakan hal yang lucu. Dan apakah itu disengaja atau tidak, ya, sampai sekarang kita maafkan. Tapi mulai ke depannya kami akan tindak," kata Maidin.

Pihaknya menyebutkan jika kasus yang menjerat Sihol bukan urusan Unika lagi, namun sudah menjadi perhatian negara. Apapun tindakan Sihol di luar sana, Maidin mengatakan tidak ada kaitannya dengan Unika Santo Thomas.

"Di unika sendiri secara tegas menentang adanya TPPO. Ini merupakan tindak pidana yang sangat ditentang oleh Indonesia. Saya sebagai Rektor Unika juga setuju dengan aturan-aturan yang berkaitan dengan TPPO," tegasnya.

3. Rektor pastikan mahasiswa Unika tidak terlibat Ferienjob

Unika Sebut Sihol Situngkir yang Terlibat Kasus TPPO Bukan Rektor lagigedung biro rektor Unika Santo Thomas (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Menurut Maidin, Tindak Pidana Perdagangan Orang tidak hanya dalam bentuk eksploitasi seksual saja. Namun juga eksploitasi fisik dengan memperkerjakan orang yabg tidak sesuai dengan aturan yang berlaku.

"Berkaitan dengan TPPO ini, mahasiswa Unika tidak ada terlibat dalam kasus Ferienjob Jerman. Bahkam kami secara tegas menolak program bermasalah ini," kata Rektor.

Lebih lanjut, Maidin mengimbau masyarakat luas agar bijaksana mengonsumsi informasi-informasi yang disajikan oleh media, baik media sosial, cetak, maupun media elektronik. Karena lewat berita yang tidak benar dapat berpotensi merugikan hidup orang lain. 

"Bijaksanalah dalam mengonsumsi informasi-informasi pada zaman ini, apalagi dengan berkembangnya teknologi. Banyak siaran-siaran ataupun berita-berita yang sifatnya disinformasi saat ini," pungkasnya.

Baca Juga: Bareskrim Periksa Sihol Situngkir, Tersangka TPPO Ferienjob Jerman

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya