Ritual Fang Sheng di Deli Park, Lepaskan Ratusan Hewan ke Sungai Deli 

Makna ritual Fang Sheng erat dengan cinta kasih

Medan, IDN Times – Yayasan Agung Podomoro Land yang menaungi kegiatan CSR Delipark Mall Podomoro City Deli Medan, pengelola kawasan (PT. Sinar Menara Deli), dan pengelola apartment (PT. Prima Buana Internusa), mengadakan ritual Fang Sheng.

Menurut kepercayaan umat Buddha, ritual Fang Sheng sangat erat kaitannya dengan cinta kasih dan berbagi kebahagiaan kepada sesama. Sehingga ada peran tersendiri yang sifatnya spiritual bagi para penganut kepercayaannya.

Fang Sheng secara khusus merupakan suatu kepercayaan Buddha tradisional yang orientasinya pada tindak pembebasan dan penyelamatan makhluk-makhluk hidup dari penjagalan. Praktik yang juga diiringi doa-doa khusus ini diyakini oleh seluruh aliran Buddha, seperti Theravada, Mahayana, dan Vajrayana.

Baca Juga: Meriahnya Perayaan Cap Go Meh di Delipark Mall Medan

1. Ritual Fang Sheng: Simbol pemberian kebebasan kepada mahluk hidup lain

Ritual Fang Sheng di Deli Park, Lepaskan Ratusan Hewan ke Sungai Deli momen membebaskan burung pada ritual Fang Sheng yanv diselenggarakan Deli Park (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Aksi kepedulian bernama Fang Sheng dinilai sebagai bentuk komitmen dan tanggung jawab sosial perusahaan Delipark. Salah satu perusahaan tersohor di Medan ini mengajak Yayasan Panti Werdha Guna Budi Bakti, di mana perwakilan orang tua dari Panti Werdha datang ke Delipark Mall untuk melakukan ritual Fang Sheng bersama-sama sembari menerima santunan. 

"Selain bertujuan untuk meningkatkan bentuk kepedulian sosial, kami juga akan memberikan sedikit hiburan kepada Bapak/Ibu Lansia," kata Gumi, perwakilan kawasan Podomoro City Deli Medan.

Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam hal ini melakukan ritual Fang Sheng di Riverside Delipark Mall, dengan melepaskan langsung berbagai hewan yang telah disediakan. Di antaranya burung pipit untuk diterbangkan, labi-labi, belut, dan ikan lele untuk dilepaskan ke Sungai Deli sebagaimana habitat aslinya. 

Ritual ini dipercaya umat Buddha sebagai simbol memberi kebebasan kepada mahluk hidup lain, dengan harapan akan mendapatkan karma baik dan memiliki pengaruh baik bagi kehidupan.  

2. Merayakan momen Fang Sheng, Delipark beri santunan kepada para lansia sebesar Rp10 juta

Ritual Fang Sheng di Deli Park, Lepaskan Ratusan Hewan ke Sungai Deli Deli Park beri santunan sebesar Rp10 juta kepada para lansia (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Hewan-hewan yang dilepaskan ke habitat aslinya dipercaya memiliki simbol-simbol tersendiri. Labi-labi contohnya, mereka memercayai hewan yang mirip seperti kura-kura itu adalah simbol dari simbol umur panjang. Begitu juga belut yang memiliki simbol kelancaran rezeki atau usaha. 

"Kami juga merasa beruntung karena bisa disambut baik oleh Bapak/Ibu dari Yayasan Panti Werdha Guna Budi Bakti untuk berbagi kebahagiaan melalui ritual Fang Sheng dan memberikan santunan," kata Gumi.

Selain membebaskan hewan-hewan ke habitat asalnya, pihak Delipark memberikan santunan dan bingkisan kepada 70 orang tua Yayasan Panti Werdha Guna Budi Bakti dalam bentuk uang tunai sebesar Rp10 juta. Hal ini dikatakan Gumi sebagai bentuk rasa syukur dan kepedulian kepada masyarakat agar bisa dipergunakan dalam hal positif.

"Harapannya semoga Delipark Mall, pengelola kawasan podomoro city (PT. Sinar Menara Deli), dan pengelola apartemen (PT.Prima Buana Internusa), bisa membawa dampak positif kepada masyarakat sekitar, dan kita juga terus berkomitmen untuk aktif dalam kegiatan sosial," pungkasnya.

3. Ritual pelimpahan jasa saat fang sheng dipercaya dapat memberikan kebahagiaan kepada makhluk tak terlihat

Ritual Fang Sheng di Deli Park, Lepaskan Ratusan Hewan ke Sungai Deli Ritual Fang Sheng di Deli Park, lepaskan hewan-hewan ke habitat asalnya 24/03/2024 (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Menyambut ritual filosofis itu, pihak Delipark mengundang Bhikhu dalam memimpin Fang Sheng. Setelah melepaskan seluruh hewan ke habitatnya, mereka segera dibimbing untuk melakukan pelimpahan jasa.

"Di dalam kepercayaan Buddhis, makhluk tak terlihat itu tidak diusir, tidak disakiti, dan sebagainya. Yang mereka butuhkan hanyalah pelimpahan jasa. Di dalam tradisi Buddhis, dengan pelimpahan jasa sanak keluarga kita yang tak terhitung jumlahnya, mereka salah satu atau dua mungkin terlahir di alam menderita, sehingga mereka ini membutuhkan limpahan jasa kebaikan," kata Bikkhu.

Dirinya mengatakan jika mungkin saja di sekeliling manusia ada juga makhluk tak terlihat. Dengan mengembangkan cinta kasih dalam batin, sama saja membangun sifat cinta kasih yang muncul dalam pikiran untuk memberi kebebasan dengan makhluk lain agar bisa berbahagia. 

"Seperti kita yang mengharap kebahagiaan, makhluk lain juga mengharapkan hidup bahagia. Momen ini adalah pengharapan agar makhluk yang terlahir di alam menderita yang tak dapat dipungkiri kadang menghampiri kita, dengan pelimpahan jasa semoga mereka tidak mengganggu," pungkasnya.

Baca Juga: Ragam Keseruan Ramadan, Ada Midnight Sale di Delipark Mall Medan

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya