Kesaksian Ketua IPK Doli Manurung Dihajar Puluhan Pria Diduga TNI

Keluarga minta Denpom transparan mengusut kasus penganiayaan

Medan, IDN Times - Doli Manurung yang sebelumnya dituding oleh pihak kepolisian sebagai salah satu pelaku penyerangan terhadap oknum TNI, menyampaikan kesaksiannya. Termasuk setelah terjadinya pertikaian antara kelompoknya dengan anggota TNI itu, Doni membeberkan bahwa ia dianiaya di rumahnya sendiri dan sempat diculik oleh puluhan orang.

Pria yang diketahui merupakan Ketua Ranting IPK Sekip itu mengklaim bahwa dirinya tidak terlibat pada peristiwa pembacokan di Jalan Sekip yang membuat Prada D saat ini mengalami kebutaan. Bahkan sebelum peristiwa itu terjadi, ia mengaku sudah tumbang dan tidak sadarkan diri duluan di sekitar Bundaran SIB, Medan Petisah.

1. Awal mula pertikaian saat kedua belah pihak masih berada di dalam sebuah diskotik

Kesaksian Ketua IPK Doli Manurung Dihajar Puluhan Pria Diduga TNIDoli dirawat di RS Bhayangkara (dok.istimewa)

Doli Manurung saat ini tengah dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara, Medan. Kondisi sebelumnya Doli tampak babak belur setelah dihajar oleh puluhan orang yang menyerangnya di rumahnya sendiri.

Doli menyampaikan kondisi yang dialaminya sekarang. Di mana bola matanya masih memerah dan kelopak matanya memar berwarna hitam. Doli juga mengeluh kepala bagian belakangnya masih terasa sakit dan telinganya hari ini sudah 2 kali ditetes obat THT. Sebab, ia menyebutkan jika kondisi telinganya seperti ada yang menggenang.

"Mata udah tidak sakit lagi, cuma agak buram," katanya, Sabtu (10/8/2024).

Saat ditanya keterlibatannya pada perkelahian dengan anggota TNI, Doli mengakui jika dirinya sempat terlibat pertikaian dengan oknum TNI yang diduga bernama Pratu AS. Namun ia sama sekali tidak mengetahui terjadinya pembacokan kepada Prada D di Jalan Sekip. 

"Hari Minggu dini hari di salah satu diskotik, ada berantam kawanku tapi aku gak tahu sama siapa dia berantam. Di atas itu udah ribut, terus orang itu ke bawah. Aku masih di atas mau bayar bill. Pas aku turun, ribut masih di situ. Kawanku ada bilang kalau dia gak terima sama baju merah yang sempat memukulinya," ujar Doli.

Baru saja pertikaian itu melerai, saat jalan pulang mereka bertemu kembali dengan seorang pria memakai baju merah yang diduga merupakan Pratu AS di sebuah angkringan bundaran SIB, Medan Petisah.

"Aku tidak tahu posisinya dia itu tentara. Ngaku bahwa dia angkatan juga gak ada setahuku. Kuayunkanlah tumbukan, gak kena aku mukulnya, malah aku yang jatuh. Terus dipukuli lah aku ramai-ramai. Minta ampunlah aku terus lari, di atas trotoar aku minta ampun. Tiba-tiba ada yang menghantam kepalaku pakai kursi kayu. Itulah yang buat pelipisku ini koyak. Di tempat itu aku tumbang. Aku gak tahu ternyata aku udah dibawa ke rumah," ceritanya.

2. Doli dihajar terduga oknum TNI sampai babak belur, beberapa barang berharga miliknya juga hilang

Kesaksian Ketua IPK Doli Manurung Dihajar Puluhan Pria Diduga TNIKondisi Doli Manurung saat ini (dok.istimewa)

Doli membeberkan jika saat dirinya sadar ia sudah berada di rumahnya dengan kondisi pelipis yang dipenuhi darah dengan kondisi sudah mengering. Bahkan ia sempat pergi ke klinik untuk berobat dan pelipisnya dijahit.

Doli sempat membelikan ibunya sarapan dan makan bersama, sebelum pada akhirnya ia muntah dan pamit untuk tidur lagi.

"Siangnya aku dengar suara ribut, kayak ada pengerusakan. Aku berpikir ada pembangunan, karena di samping rumahku sana ada pembangunan gereja. Tapi kok anjing tetangga menggonggong aja? Kupanggil lah mamakku, sebelum itu memang aku minta tolong sama mamakku untuk belikan obat dan tebuskan dulu di apotek, tadi pagi belum buka soalnya. Mamakku juga sekalian ngantar laundri. Namun pas aku buka kamar, orang itu udah di depan kamarku di lantai tiga. Ramai, mereka makai baju hitam semua," tutur pria berusia 34 tahun itu.

Karena kaget dengan kehadiran puluhan orang itu, Doli sempat meneriaki mereka rampok. Kemudian datang seorang pria yang ia kenal yang sebelumnya memakai baju merah, diduga Pratu AS, mengatakan "ini kau tadi yang mau mukul aku kan?"

"Jadi aku bilang, aku gak tahu dia itu angkatan. Di situ aku dipukuli di dalam kamar. Pakai tangan kosong ada, dilempar kursi juga ada, tongkat mamakku itu yang dipakai untuk jalan dibawa dari lantai bawah dipukuli aku pakai itu, kemudian ada pakai skiping. Dari lantai tiga aku dipukuli sampai dibawa ke bawah," jelasnya.

Tak hanya dihajar, beberapa barang Doli juga hilang. Di antaranya ialah 2 handphone hilang, 1 laptop, dan uang yang ditaksir hampir Rp30 juta.

"Harapanku mana baiknya, damai lah. Tapi bukan dengan korban yang dibacok itu, karena aku tidak tahu. Tapi sama yang baju merah itu, aku mau berdamai. Karena aku sama dia saja yang bermasalah. Kalau soal penganiayaan terhadapku, aku berharap diusut tuntaslah. Karena orang tuaku pasti syok melihat aku dipukuli di depannya," pungkas Doli.

3. Ibu Doli alami trauma mendalam setelah melihat anaknya dihajar puluhan orang

Kesaksian Ketua IPK Doli Manurung Dihajar Puluhan Pria Diduga TNIValentina Panggabean selaku ibu kandung Doli Manurung (dok.istimewa)

Sementara itu Valentina Panggabean (59) yang merupakan ibu kandung Doli Manurung, sampai saat ini mengalami trauma berat atas peristiwa yang menimpa anak sulungnya. Valentina bolak-balik menangis sembari menceritakan penganiayaan yang terjadi di depan matanya sendiri.

"Saya gak tahu persoalannya apa. Sepulang dari laundry saat mau masuk ke rumah, saya dijegat beberapa orang. Saya gak tahu orang itu melakukan apa di atas (lantai 3) kepada anak saya. Dari atas muka anak saya ditutup makai sweater kemudian turun dari tangga, barulah dibuka sweater itu dan Doli dipukuli lagi di depan saya," kata Valentina.

Dirinya sontak syok dan berteriak kepada puluhan pria yang berkali-kali memukuli anaknya itu. Valentina lantas menyuruh mereka berhenti bertindak membabi buta, namun alih-alih ia disuruh diam.

"Dia bukan binatang. Kalau anak saya salah, bawa dia ke polisi dan hukum dengan cara yang bagus. Saya bilang, 'kalian masuk tanpa izin saya, kalian rusaki rumah saya, kalian pukuli anak saya di depan muka saya. Saya gak ikhlas, karena saya sebagai orang tuanya gak pernah mukuli anak saya'. Makanya saya sampai sekarang takut kalau dibahas kayak begini. Saya minta tolong anak saya jangan dipukuli dan disiksa, karena anak saya bukan binatang. Tapi mereka gak peduli, mereka mukul terus. Dibawanya Doli keluar," lanjut Valentina menceritakan apa yang ia saksikan pada Minggu (4/8/2024) siang.

Saat dibawa keluar rumah pun, Valentina mengatakan jika Doli masih dipukuli oleh mereka. Bahkan ia mengatakan jika Kepling dan masyarakat sekitar yang mencoba melerai diancam puluhan orang itu.

"Sampai sekarang saya trauma dan terngiang si Doli teriak minta tolong 'mak, tolong aku, mak'. saat melihat dia dipukuli saya selalu berdoa untuk diberikan kekuatan dan kesabaran. Saya takut kali sekarang, betul. Saya waktu itu sempat mencari, tapi gak tahu dibawa kemana anak saya," cerita Valentina dengan isak tangis.

4. Keluarga sudah buat laporan ke Denpom, minta transparansi terhadap kasus pengeroyokan yang dialami Doli

Kesaksian Ketua IPK Doli Manurung Dihajar Puluhan Pria Diduga TNIKeluarga Doli sudah lapor ke Denpom (dok.istimewa)

Terpisah, di kantor DPP IPK pusat, Kuasa Hukum keluarga Doli Manurung mengatakan jika pihaknya telah membuat laporan ke Denpom. Mereka menduga jika penganiayaan dan penculikan yang dialami Doli di rumahnya sendiri ada sangkut pautnya dengan anggota TNI.

"Laporan kami ke Denpom ini sebenarnya diarahkan sama pihak Polrestabes Medan, karena ada dugaan oknum TNI yang melakukan penculikan kepada sudara Doli," kata Rizki Nainggolan, Sabtu (10/8/2024).

Terkait laporan mereka yang disampaikan ke Denpom disebut Rizki soal penculikan, pengerusakan, dan kehilangan harta benda. Sejauh ini, yang baru diperiksa ialah Valentina Panggabean selaku ibu kandung Doli Manurung yang melihat langsung peristiwa penganiayaan itu.

"Jadi kami berharap Denpom Medan profesional dan transparan mengungkap fakta-fakta yang sebenarnya. Kita percaya Denpom Medan berani mengungkap ini. Harapan kita juga semoga diungkap secara transparan siapa yang melakukan kejahatan ini, sebab di publik kami dianggap sebagai pelaku," pungkasnya.

Baca Juga: Tersangka Pengeroyokan TNI Dihajar di Rumah, Keluarga Minta Keadilan

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya