Keren! Limbah Alat Peraga Kampanye di Medan Disulap Jadi Furniture

Hasil akhir berupa meja yang digadang akan mejeng di Kesawan

Medan, IDN Times - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Medan membawa limbah Alat Peraga Kampanye (APK) para calon legislatif ke workshop Ecofriendly Board, Belawan. Limbah APK yang dominan berbahan plastik itu dimanfaatkan DLH agar dapat disulap menjadi barang yang bernilai ekonomis.

Berdasarkan surat edaran dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), DLH Kota Medan memastikan pemerintah daerah untuk tidak membuang sampah APK ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir), alih-alih mendaur ulangnya. Satu bak pick up penuh telah mereka berikan kepada Ecofriendly Board, dan hari ini (22/02/2024) mereka akan mengantar limbah APK sebanyak 1 pick-up lagi.

1. Olah limbah alat peraga kampanye, Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan bekerjasama dengan Ecofriendly Board

Keren! Limbah Alat Peraga Kampanye di Medan Disulap Jadi Furnituresatu pick up penuh berisi limbah alat peraga kampanye akan diolah jadi bahan berguna (dok. Tom)

Alat Peraga Kampanye (APK) disebut Dinas Lingkungan Hidup (DLH) merupakan semua benda atau bentuk lain yang memuat visi, misi, program, atau informasi lainnya dari peserta pemilu. Dalam hal ini, APK dominan terbuat dari bahan plastik yang sulit sekali terurai.

DLH menggandeng Ecofriendly Board untuk memanfaatkan membludaknya limbah APK pada masa pemilu 2024 ini. Mereka berencana menyulapnya menjadi sebuah bahan furniture.

"Alat Peraga Kampanye akan kita oleh menjadi furniture. Ini merupakan kerjasama pusat daur ulang (Ecofriendly Board) dengan Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan," kata Tom selaku founder Ecofriendly Board.

Tom yang memiliki sebuah mesin pendaur ulang sampah plastik buatan anak bangsa itu menjelaskan proses pengolahan limbah APK. Ia mengatakan jika caranya cukup sederhana.

"Sampah masuk, dipanaskan pada suhu 300 derajat Celcius. Setelah keluar dari mesin, dia akan berbentuk cairan. Nah cairan ini dibentuk ke dalam molding, setelah selesai didinginkan dan hasilnya adalah balok-balok yang kita ubah menjadi furniture," ucapnya.

 

Baca Juga: Hasil PSU di TPS 21 Sei Putih Tengah, Prabowo-Gibran Unggul

2. Akan sulap limbah APK menjadi meja yang akan mejeng di Kesawan

Keren! Limbah Alat Peraga Kampanye di Medan Disulap Jadi Furnituremeja kokoh hasil karya Ecofriendly Board yang murni terbuat dari sampah plastik (IDN Times/Eko Agus Herianto)

DLH datang ke Belawan tepatnya di Ecofriendly Board membawa 1 pick up penuh yang mengangkut APK. Dan hari ini mereka juga akan mengirimkan 1 pick up lagi.

"Satu pick up limbah APK yang dikirim kemarin oleh Dinas Lingkungan Hidup sudah kita olah dan sekarang sudah bersisa dua goni lagi. Dan hari ini juga Dinas Lingkungan datang lagi membawa satu pick up," kata Tom. 

DLH menyerahkan APK yang sudah mereka sortir sebelumnya. Mereka sendiri tak ingin segala bentuk APK justru berakhir di TPA. Ecofriendly Board berencana akan membuat barang jadi yang nantinya akan mejeng di pusat kota.

"Arahan dari Dinas Lingkungan Hidup yang bekerja sama dengan UMKM, kami diperintah membuat meja taman di Kesawan. Nanti hasil daur ulang ini akan mejeng di sana yang bahan bakunya adalah dari APK," beber Tom.

 

3. Limbah APK sulit terurai dan harus dimanfaatkan dengan tindakan recycle

Keren! Limbah Alat Peraga Kampanye di Medan Disulap Jadi FurniturePekerja Ecofriendly Board yang sedang menggiling sampah plastik jadi lelehan yang akan dicetak menjadi papan dan balok furniture (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Tom yang sudah berpengalaman dengan pemanfaatan limbah plastik menyebutkan jika limbah APK memang sangat sulit terurai. Meskipun tidak 100 persen berbahan dasar plastik, Tom berpendapat jika yang namanya limbah harus bisa diolah dan dimanfaatkan agar tak mencemari alam.

"Alat peraga kampanye mengandung bahan plastik. Jadi kita olah di sini dan kita campur dengan bahan-bahan yang kita punya. Karena semua jenis plastik bisa kita olah untuk misi lingkungan," ujarnya.

Tom membenarkan jika APK pada kontestasi pemilu 2024 cukup membludak. Sehingga limbah yang dihasilkan pun cukup banyak. Ia yang telah mendirikan satu-satunya pusat daur ulang sampah di Sumut yang menyulap plastik menjadi furniture optimis dapat memberikan manfaat yang besar dan visioner.

"Kita di sini terus berupaya berbuat dan membantu program pemerintah menangani sampah APK. Mereka juga akan mengirimkannya lagi. APK itu sangat sulit terurai, jadi harus dibutuhkan tindakan recycle," pungkasnya.

Baca Juga: Sejarah Hari Peduli Sampah Nasional yang Diperingati pada 21 Februari

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya