Terkait Viral Foto Jokowi Tak Ada, PDIP Sumut Minta Maaf
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times- Pengurus Dewan Perwakilan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Sumatra Utara meminta maaf terkait tidak adanya foto Presiden Joko 'Jokowi' Widodo di ruangan saat menerima Edy Rahmayadi yang mengembalikan formulir penjaringan Bakal Calon Gubernur (Bacagub) pada Senin (6/5/2024) lalu. Diketahui foto presiden yang biasanya disandingkan dengan foto Wapres Ma'ruf Amin tak ada di ruangan lantai 3 kantor PDIP Sumut tersebut sehingga disorot media.
Hal itu menimbulkan kegaduhan mengingat konstalasi politik belakangan ini. “Saya atas nama DPD PDI Perjuangan Sumut dengan kerendahan hati menyampaikan permohonan maaf yang sebesar besarnya kepada masyarakat jika kecelakaan tersebut menimbulkan beragam spekulasi, dan saya memastikan bahwa kejadian tersebut tidak ada unsur kesengajaan," kata Ketua DPD PDIP Sumut Rapidin Simbolon.
1. Rapidin sebut tak ada unsur kesengajaan
Sebelum meminta maaf, Rapidin lebih dulu menjelaskan soal alasan tak adanya foto Jokowi. Menurutnya hal itu bukan karena faktor kesengajaan.
“Saat Pak Edy kita terima sebenarnya ruangan belum selesai dipersiapkan secara sempurna. Awalnya kita menjadwalkan Pak Edy kita terima di ruangan rapat lantai 2. Tapi karena antusiasme wartawan yang datang dan ruangan tersebut kecil, maka kita putuskan pindah ke Aula Bung Karno. Meski belum siap 100 persen," kata Rapidin.
Baca Juga: Kata PDIP Sumut Soal Tak Ada Foto Jokowi di Ruangan
2. Foto jatuh dan sudah diganti dengan yang baru
Rapidin kembali mengulang penjelasan dari Wakil Ketua PDIP Sumut Aswan Jaya sebelumnya soal foto presiden yang terjatuh saat pemasangan baliho untuk kepentingan rapat koordinasi (rakor) persiapan Rakernas, Pilgub, Pilkada 2024. Foto tersebut pecah sehingga tak dapat kembali dipasang.
“Saat pekerja memasang backdrop, foto tersebut terjatuh dan kacanya pecah. Maka tidak elok jika kita pasang ulang, maka harus dibeli yang baru. Sayangnya saat kita menerima Pak Edy pada pukul 11.30 WIB, foto yang baru belum sampai, dan baru sampai pada pukul 13.00 lewat. Makanya saat rakor berlangsung pukul 14.00 WIB foto presiden sudah ada kembali," papar Rapidin.
3. Projo kritik sikap PDIP Sumut
Bendahara Umum Projo, Panel Barus, menilai sikap tersebut menunjukkan ketidakdewasaan pimpinan DPD PDIP Sumut dalam berpolitik. Kader partai berlambang kepala banteng moncong putih itu tidak terima dengan kekalahan gacoannya pada Pilpres 2024.
"Menurut saya, sikap baperan pimpinan PDIP Sumut seperti itu menunjukan ketidakdewasaan dalam berpolitik. Sikap ini dampak dari kekalahan PDIP dalam Pilpres kemarin," kata Panel kepada IDN Times, Selasa (7/5/2024).
Panel pun menuturkan, aksi tersebut sebagai perilaku yang kurang pantas terhadap Jokowi sebagai presiden. Mengingat, presiden merupakan salah satu simbol negara.
"Menurut saya itu perlakuan yg kurang pantas terhadap Presiden RI. Presiden itu simbol negara, rakyat pasti tidak berkenan presiden dilecehkan seperti itu," tegasnya.
Baca Juga: 243 Bakal Calon Kepala Daerah Mendaftar ke Golkar Sumut