Kisah Petani di Simalungun, Berjuang Sembuhkan 2 Anak Sakit Saraf Otak

Tinggal di rumah yang hanya berdinding papan

Simalungun, IDN Times - Juandi Purba dan Mitauli Purba berusia 9 dan 2 tahun mengidap penyakit gangguan saraf motorik pada otak. Keduanya merupakan anak kedua dan ketiga pasangan Adrus Purba dan Resmawati Turnip.

Saat ini, Juandi hanya bisa berbaring lemas di kediaman mereka di Nagori Tongah, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun. Kaki dan tangannya kurus kering. Berat badannya hanya 9 kilogram.

Sementara adik perempuannya, Mitauli setiap minggu dibawa ke Rumah Sakit Horas Insani, Pematangsiantar untuk dikontrol. Kedua saudara itu tidak dapat menggerakkan anggota tubuhnya.

"Kalau adiknya sekarang dibawa sama istri ke rumah sakit di Siantar. Sekali seminggu kontrol," kata Adrus Purba.

1. Sejak lahir Juandi sudah sakit, sementara adiknya ketika berusia 3 bulan

Kisah Petani di Simalungun, Berjuang Sembuhkan 2 Anak Sakit Saraf OtakKapolres Simalungun memberi bantuan untuk anak Adrus Purba (IDN Times/Gideon Aritonang)

Saat ditemui di kediamannya, Adrus menceritakan, sejak lahir Juani sudah sakit-sakitan. "Awalnya demam tinggi, kemudian dibawa ke rumah sakit. Ya disitu langsung ketahuan gangguan saraf," terangnya.

Saat masih berada di kandungan, Juandi tampal normal. Sampai ia dilahirkan ke dunia, penyakit yang menyerang otak itu pun muncul.

Berbeda dengan abangnya, Mitauli kecil sehat-sehat saja. Saat menginjak usia 3 bulan, ia menderita sakit yang sama dengan Juani. Mitauli, kata Juandi, tidak dapat menopak berat kepalanya.

"Pas hamil gak ada tanda-tanda. Normal aja kayak biasa," tambahya.

Baca Juga: Viral! Kisah Anjing yang Diselamatkan Petugas Damkar Depok Saat Banjir

2. Dua anak Adrus mendapat makanan tambahan dari Puskesmas

Kisah Petani di Simalungun, Berjuang Sembuhkan 2 Anak Sakit Saraf OtakAdrus Purba menceritakan kondisi anaknya kepada Kapolres Simalungun (IDN Times/Gideon Aritonang)

Meski sudah cukup umur untuk makan nasi keras, Juandi dan Mitauli masih diberi bubur sebagai makanan pokok. Setiap bulannya, Puskesmas Tiga Runggu memberikan makanan tambahan mereka.

Dokter Puskesmas maupun bidan desa sesekali mengontrol perkembangan keduanya. "Bidan desa lah yang mengontrol. Sesekali dari Puskesmas juga datang,"kata Juandi.

Anak pertama Adrus bernama Jonatan Purba. Ia kini berusia 13 tahun dan duduk di bangku kelas VIII SMP.

3. Kapolres Simalungun berikan bantuan sembako dan alat terapi

Kisah Petani di Simalungun, Berjuang Sembuhkan 2 Anak Sakit Saraf OtakKondisi rumah Adrus Purba (IDN Times/Gideon Aritonang)

Sehari-hari Adrus bekerja buruh tani di ladang milik tetangga. Pendapatannya pun tak menentu. Terkadang, Adrus harus meminjam uang tetangga atau keluarga yang lain untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Di hadapan Kapolres Simalungun AKBP Heribertus Ompusunggu dan sejumlah wartawan, Adrus mengaku membutuhkan alat terapi untuk anaknya. "Ini ada uang untuk membelinya. Nanti biar dokter atau perawat yang membeli alat itu. Karena kami tidak tahu," kata Heribertus sambil juga menyerahkan sembako.

Adrus bersama 3 anak serta istrinya tinggal di sebuah rumah semi permanen berukuran 5x10 meter. Rumah sewa itu hanya berdinding papan, begitupun pintu rumahnya.

Baca Juga: Masalah dengan Pacar, Pria Asal Medan Bunuh Diri di Simalungun

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya