Kisah Heroik Damkar di Tanah Air, Kala Kesejahteraan Tak Sebesar Nyali

Ksatria Biru padamkan api hingga tolong orang terkunci

Setiap orang punya superhero-nya sendiri. Ada yang fiksi, biasanya dari tayangan film. Ada juga yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu superhero yang nyata adalah pemadam kebakaran. 

Para Ksatria Biru, julukan yang biasa disematkan untuk para personel damkar di tanah air, merujuk pada seragam biru yang dikenakan adalah sosok penolong. Tak hanya bertugas memadamkan api, tapi juga melakukan berbagai aksi penyelamatan dan kemanusiaan, bahkan satwa.

Maka, para pejuang fire and rescue ini mendapat apresiasi dari dunia. Setiap tanggal 4 Mei dirayakan sebagai Hari Pemadam kebakaran internasional atau Fire Fighters Day. Merujuk pada Hari Santo Florian, seorang petugas damkar Romawi batalion pertama  yang menyelamatkan banyak nyawa.

Tragedi 2 Desember 1998 di Linton Community, Australia yang menewaskan 5 petugas pemadam dalam sebuah kebakaran lahan. Mereka tewas karena api berubah arah dan membakar truk yang membawa mereka. Sejak itu diperingati hari pemadam kebakaran dengan menggunakan pita berwarna merah dan biru.

Selain itu sirine dibunyikan selama tiga puluh detik sekaligus mengheningkan cipta mengenang para petugas pemadam kebakaran.

Maka, tak berlebihan jika para petugas pemadam kebakaran adalah pahlawan yang nyata bagi kita semua. Kolaborasi IDN Times hyperlocal kali ini menyajikan cerita para pemadam kebakaran dan dari sejumlah daerah tanah air dan kondisinya.

1. Cita-cita sejak kecil karena tugasnya suka menolong

Kisah Heroik Damkar di Tanah Air, Kala Kesejahteraan Tak Sebesar NyaliSeorang Damkar Kota Medan, Fariz Hasibuan (Dok. Istimewa)

Fariz Hasibuan, petugas pemadam kebakaran (damkar) medan mengatakan, sejak kecil bercita-cita menjadi Sang Ksatria Biru. Alasannya, ia melihat sosok pemadam kebakaran tulus menolong orang yang membutuhkan.

“Bahkan saya tidak mengenal orang tersebut, dengan jerih payah semampu mereka menolong sesama, berhubung saya juga sangat suka melakukan hal-hal yang menyangkut sosial," ucap Fariz.

Fariz menjelma menjadi sosok heroik yang diidolakannya itu sejak 2015. Delapan tahun berjibaku menghadapi api hingga aksi-aksi penyelamatan kemanusiaan lainnya.

Fariz menikmati betul tugas-tugasnya yang penuh risiko. Tak hanya memadamkan api, Faiz sudah terlibat dari berbagai tugas mulai dari evakuasi hewan buas, penyelamatan orang terjebak seperti pemotongan cincin, maupun keluhan-keluhan yang lain bisa dibantu dalam sifat pertolongan.

Ada satu momen yang tak dilupakan Fariz saat bertugas. Dia menembus api menyelamatkan korban yang tak bisa berjalan.

“Saat itu, kondisi korban tidak bisa berjalan karena luka bakar di bagian kakinya, saya dan rekan-rekan berupaya menembus kobaran api agar bisa menyelamatkan korban tersebut. Kalau kenangan sedih yang saya pernah rasakan setiap adanya korban jiwa di lokasi kebakaran,” kata Fariz.

Cita-cita jadi pemadam kebakaran sejak kecil juga diungkap Muhammad Maskur Effendi (51). Warga Jalan Desa Wandanpuro, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang itu kini menjabat sebagai Komandan Regu 3 Damkar Kabupaten Malang. Uniknya dia baru berhasil mewujudkan cita-citanya itu saat berusia 41 tahun. 

Sepuluh tahun mengenakan seragam Damkar Kabupaten Malang. Ia merasakan sendiri manis pahitnya menjadi garda terdepan setiap situasi kedaruratan di Kabupaten Malang ini.

Saat itu Maskur bertugas membersihkan sisa erupsi Gunung Kelud di rest area Kecamatan Ngantang. Tapi dia harus menghadapi masalah keterbatasan jumlah air, sehingga mereka harus meminta air di tempat usaha cuci kendaraan.

"Kesan pertama kali berat sekali, karena awalnya saya kira damkar itu hanya menangani kebakaran saja, ternyata lebih ke menolong masyarakat," jelasnya.

 

Baca Juga: Perjuangan Petugas Damkar Kab.Malang Menaklukkan Api dan Diri Sendiri

Baca Juga: Dari 309 Personel Damkar di Medan, 160 Masih Berstatus Honorer

2. Pernah padamkan api hingga sepekan

Kisah Heroik Damkar di Tanah Air, Kala Kesejahteraan Tak Sebesar NyaliKomandan Regu 3 Damkar Kabupaten Malang, Muhammad Maskur Effendi. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Ada banyak momen yang terekam di ingatan Maskur soal tugas pemadaman api. Salah satu yang tak terlupakan saat terjadi kebakaran di pabrik pengolahan limbah di Desa Ketindan, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Mulai dari plastik, kertas, sampai tembakau rokok terbakar. 

Maskur dan kawan-kawan butuh waktu seminggu untuk memadamkan api. Meskipun sebenanrya sejak kebakaran hari ketiga, api sudah mulai kecil. Namun hal itu membuat Maskur dan kawan-kawannya tidak pulang ke rumah. Mereka bahkan harus tidur di lokasi kebakaran.

"Kita tidak bisa meninggalkan lokasi karena apinya masih besar, bahkan saat tidur kami tetap pegang selang. Kita gantian juga cuma sebentar, karena ada waktu landai cuma 1-2 jam, tapi kemudian bara apinya besar lagi," kenangnya sambil tertawa.

Belum lagi lokasi pabrik yang berdekatan dengan rumah-rumah warga. Warga sekitar yang panik berteriak-teriak meminta petugas damkar segera mematikan api.

Reno Pahlevi Wahyu Firmansyah (28) juga tak pernah menyangka jika jalan hidupnya menjadi seorang pemadam kebakaran. Tahun 2015, Reno telah menjadi bagian dari pasukan penjinak api. Bahkan 8 tahun dia berkiprah, dia kini dipercaya jadi Komandan Regu Tim Rescue Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya. 

"Ketika kecil saya pernah membakar kasur saya sendiri, lalu saya padamkan sendiri, eh gak taunya sekarang jadi anggota PMK," ujar Reno ditemui di kantor DPKP Surabaya, Jumat (5/5/2023). 

Reno juga terbiasa menembus gang-gang sempit berpacu dengan waktu untuk memadamkan api dengan mengendarai kendaraan Walang Kadung. Itu adalah sepeda motor yang punya peralatan pemadam saat mobil tak bisa masuk ke area-area sempit.

"Kendaraan itu ada selang dan air, itu biar cepat, kalau tempat kebakaran tidak jauh dari kita dan tempatnya padat penduduk, biasanya Walang Kadung berangkat dulu," ungkap dia. 

Baca Juga: Ini Kisah Suka Duka Personel Damkar di Banjarmasin

Baca Juga: Kisah Petugas Damkar Tabanan, Tangani Api Hingga Sarang Tawon

3. Pengalaman buruk para pemadam kebakaran, dimaki warga hingga kecelakaan kerja

Kisah Heroik Damkar di Tanah Air, Kala Kesejahteraan Tak Sebesar NyaliPetugas Dinas Pemadam Kebakaran Surabaya saat memadamkan api di TP 5. Dok. Dinas Pemadam Kebakaran Surabaya.

Meski berkutat dengan aksi-aksi penyelamatan, pengalaman buruk juga tak jarang menghampiri. Seperti Reno yang kerap mendapat makian dari masyarakat. Ia bahkan sering disebut arogan karena menerobos jalanan.

"Kita masih sering dicaci orang, kenapa terlambat (datang), di Jalan juga waktu kita masyarakat belum tau undang-undang, Damkar disebut arogan jalannya kencang, padahal kita jalannya maksimal 50 Km/jam," ungkap Reno.

Belum lagi, saat memadamkan api. Tentu saja resiko yang ia hadapi sangat tinggi. Ia pernah terpapar panasnya api hingga terkena paku.

"Kalau kena paparan panas sering. Bahkan teman-teman ada yang kena reruntuhan. Kalau saya pernah sudah hati-hati kena paku," ungkap dia.

Reno sadar profesinya berbahaya. Untuk itu memasrahkan nasibnya kepada Tuhan. "Kita berangkat dari markas menuju lokasi itu sudah pasti taruhan dengan nyawa, satu langkah kita sudah dekat dengan kematian," ungkap dia.

Soal pengalaman heroik, salah satu yang tak terlupakan baginya adalah terlibat dalam evakuasi penyelamatan orang tenggelam di Tulungagung, Surabaya. "Yang paling berkesan itu waktu saya dipercaya mengevakuasi satu keluarga asal Surabaya yang tenggelam di Tulungagung, tiga hari pencarian tidak ketemu, tapi waktu tim Surabaya diterjunkan, ketemu," ungkap dia.

Tak hanya Reno, M Ridho (36), petugas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan di  Kota Banjarmasin juga punya pengalaman tak mengenakkan mengalami perundungan. "Padahal kita datang menolong, tapi ada saja yang mengatakan lambat. Tapi kita sabar, kalau kita tersinggung, kita bukan pemadam, karena di sini mental diuji," beber Ridho.

Respon negatif terhadap tugas damkar tentu sangat disayangkan. Padahal risiko dan faktor kecelakaan kerja kerap mereka tanggung. Seperti Wayan Suakta (42) dari Unit Pemadam Kebakaran Tabanan. Selama 6 tahun masa bakti, dia harus mengalami kecelakaan kerja hingga dioperasi pinggangnya. 

Karena saat berangkat ke lokasi kejadian, mobil pemadam kerap berguncang keras. Terus terpapar guncangan, Suakta menderita gangguan yang berujung infeksi di bagian pinggang. Dia pun harus menjalani operasi untuk mengobati pinggangnya tersebut. 

"Saya pernah juga disengat tawon di kepala. Hal ini mempengaruhi daya tahan tubuh dan akhirnya malah terinfeksi COVID-19 sehingga dirawat di rumah sakit," ujarnya.

Sementara Maryani, anggota Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Bandar Lampung selama 25 tahun menjalankan profesi ini juga pernah mengalami kecelakaan.

Tahun 2001 silam, Yani sempat terjatuh dari ketinggian kurang lebih 2 meter dikarenakan kehilangan keseimbangan dan tak kuasa menahan kencangnya semprotan air mengalir dari selang mobil damkar. Waktu itu, diakui api tengah berkobar hebat di lokasi kejadian.

"Itu kejadiannya di toko meubel daerah Pahoman. Jatuh dari ketinggian tidak ada ancang-ancang tapi bisa gak ada apa-apa dan lanjut madamkan api. Saya seperti dapat pertolongan dari Yang Maha Kuasa. Alhamdulillah api padam tanpa korban jiwa dan tidak merambat ke lokasi lain," ujar Maryani mengenangnya.

Baca Juga: Sampai Lepas Cincin Kesempitan di Jari, Damkar Semarang Bisa Segalanya

Baca Juga: Kisah Personel Damkar Bandar Lampung, Jatuh dari Ketinggian Kala Tugas

4. Tugas-tugas unik jadi damkar

Kisah Heroik Damkar di Tanah Air, Kala Kesejahteraan Tak Sebesar NyaliPetugas Damkar Makassar mengevakuasi ular sanca sepanjang 4 meter/Damkar Makassar

Menjadi damkar tak hanya terlibat dalam tugas pemadaman api atau berisiko lainnya. Tak jarang juga ada beberapa aksi penyelamatan unik. 

Ridho dari Banjarmasin pernah menolong ponsel warga yang jatuh ke got, menolong kucing di atas loteng, dan masih banyak lainnya yang sifatnya tidak darurat. Satu yang diingatnya dalam satuannya, jangan pernah tinggalkan orang yang meminta tolong sekecil apa pun.

"Jika orang minta tolong kami akan datang," ucapnya.

Bahkan Ridho pernah menolong orang yang terkunci dalam kamar kos. Itu terjadi beberapa tahun sudah di Jalan Cendana Banjarmasin. Ceritanya, berawal dari korban yang meminta pertolongan karena terkunci dari kamar dua lantai. Tidak lama itu ia dan rekan damkar sigap membantu dan saat di lokasi kejadian melakukan penyelamatan melalui jendela kamar dua lantai itu.

Setelah ditanya mengapa sampai itu terjadi, ternyata temannya yang menguncinya dan tidak tahu kalau masih ada orang di kamar. Sementara temannya itu sudah berada di luar kota.

"Pernah menolong orang yang terkunci dikamar kosnya sendiri. Kok bisa, ternyata temannya sendiri yang mengunci," katanya.

Selain itu baru-baru ini tentu masih ingat kejadian viral di Jakarta 25 April 2023 dalam momen lebaran. Seorang Ibu datang bersama anaknya ke Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Pos Sedang, Cempaka Baru, Kemayoran. Kaleng biskuit menyangkut di kepala anak tersebut.

Tiga personel Dinas Gulkarmat yang berada di Pos Serdang berhasil melepaskan sang anak dari jerat kaleng biskuit di kepalanya.

Di Semarang, ada pula kejadian warga datang ke Kantor Damkar untuk melepas cincin. Kejadian itu terjadi belum lama ini, 29 April 2023 lalu.Giyanti datang bersama cucunya tidak untuk melaporkan ada kejadian kebakaran, melainkan meminta bantuan untuk melepaskan cincin. 

Cincin yang melingkar di jari manis sang cucu telah kekecilan, sehingga susah keluar. Dengan sigap, petugas pemadam kebakaran yang sedang berjaga mengambil alat rescue dan membantu Giyanti memotong cincin di jari bocah tersebut. 

Kasus penyelamatan hewan juga belakangan kerap terjadi. Abdul Rohman Nur Arif, seorang komandan regu Tim 3 Rescue, Damkar Kota Semarang. Rohman mengatakan,  regu animal rescue punya 38 personel yang bertugas membantu penyelamatan hewan dan manusia.

Lebih lanjut, ia mengaku sejak dibentuk 2019 silam personelnya banyak menangani berbagai evakuasi binatang. Di Semarang, personelnya kerap mengevakuasi biawak, kucing, ular dan anjing.

Belakangan personelnya rutin mendapat laporan mengenai banyaknya ular yang masuk ke rumah warga. "Akhir-akhir ini kita malah sering evakuasi ular. Hampir seminggu ada empat kejadin. Kalau sejak April sampai sekarang ada belasan ekor. Biasanya ular sanca, ular hijau, ular poros ditemukan di selokan dan ternit. Paling besar kita evakuasi panjangnya sampai 3,5 meter," ujarnya.

Baca Juga: Cerita Anggota Damkar Makassar, Bertugas dengan Risiko Kerja Tinggi

Baca Juga: Klungkung Masih Kekurangan Armada Pemadam Kebakaran

5. Tak hanya laki-laki, ada juga perempuan rela jalani profesi menjadi pemadam kebakaran

Kisah Heroik Damkar di Tanah Air, Kala Kesejahteraan Tak Sebesar NyaliGusti Ayu Dewi Utami, satu-satunya petugas damkar perempuan di NTB. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Tak hanya laki-laki, profesi penuh risiko ini ternyata juga dijalani perempuan. Di Nusa Tenggara Barat, Gusti Ayu Dewi Utami (43) sudah 15 tahun menekuni profesi ini di Dinas Pemadam Kebakaran Kota Mataram.

Ayu memilih menjadi petugas damkar karena didorong untuk ikut membantu sesama. Sebagai petugas damkar, adrenalinnya berbeda dengan pegawai yang duduk cantik di meja kantor dan pegawai yang menggunakan sepatu hak tinggi (high heels).

"Saya nyari adrenalinnya yang tinggi. Begitu di belakang setir, adrenalin sudah muncak. Tantangan sebagai petugas damkar berbeda dengan pegawai yang lain," kata Ayu saat berbincang dengan IDN Times di Mataram, Sabtu (6/5/2023).

Ia menekuni profesi sebagai petugas damkar karena dorongan ingin membantu sesama yang terkena musibah. "Tantangannya berbeda dan merasa puas kalau sudah bisa membantu orang. Ada kepuasan tersendiri kalau berhasil membantu seseorang yang terkena musibah," ungkapnya.

Ayu juga lihai melibas jalanan dengan kecepatan tinggi menyetir mobil damkar untuk menuju lokasi kebakaran. Namun ada satu hal yang membuatnya sedih. Padahal mobil damkar diprioritaskan di jalan. Baru kemudian mobil ambulans dan mobil pengawalan presiden. Ketika terjadi kebakaran, petugas damkar punya response time 15 menit sejak menerima laporan. 

"Kalau ketemu mobil pengawalan presiden pun harus minggir mereka. Kami yang pertama kalau ada kejadian kebakaran," terangnya.

Selain itu ia juga sedih jika petugas kebakaran dibilang makan gaji buta. Kalau tidak ada kebakaran, gak kerja. Itu yang bikin ngenes," beber Ayu yang kini sudah berstatus PNS.

Baca Juga: Kisah Dewi Utami, Petugas Damkar Perempuan Satu-satunya di NTB

Baca Juga: Kaleng Biskuit Nyangkut di Kepala Balita, Damkar Turun Tangan

6. Di balik tugas-tugas berat penuh risiko, faktor kesejahteraan masih jauh panggang dari api

Kisah Heroik Damkar di Tanah Air, Kala Kesejahteraan Tak Sebesar NyaliIlustrasi. Petugas Damkar Makassar terluka saat memadamkan kebakaran yang terjadi di Kantor Dinkes Sulsel/Damkar Makassar

Bicara pemadam kebakaran tentu juga soal nyali. Tapi nyali yang besar tak diikuti dengan kesejahteraan. Soalnya di setiap daerah, tenaga honorer mendominasi. Dari para petugas yang mengisahkan tugasnya di atas rata-ratamasih berstatus honorer 

Maskur dari Malang tak memungkiri dalam hati kecilnya, ia ingin diangkat sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil) atau minimal sebagai (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja).

"Saya sendiri sebenarnya ada harapan agar diangkat jadi PNS ata PPPK. Tapi itu kan terlalu muluk, karena itu tergantung Pemerintah Kabupaten Malang gimana kedepannya seperti apa kita tidak tahu. (Penghasilan) kalau dibilang tidak cukup ya cukup, tapi jalau dibilang cukup sebenarnya kurang. Tapi kita syukuri karena adanya seperti itu. Kita mau nuntut seperti apa, kalau kerja itu sidah tanggung jawab kita," beber Maskur.

Di Kota Makassar, anggota Damkar jumlahnya 400 orang, dan 80 persen diisi honorer. Gaji standar honorer Rp 1,5 juta. Gaji itu belum termasuk tunjangan lain-lain dan jaminan kesehatan serta keselamatan. 

"Ada tunjangan operasi lainnya, itu berbentuk tunjangan resiko tinggi nilainya sama dengan gaji. Tapi kalau ditanya harapan ya masih mau meminta, karena beban kerja dengan tingkat resiko bukan main-main dan nyawa juga dipertaruhkan," harap Kepala Bidang Operasi Damkar Makassar, Cakrawala.

Tak dipungkiri jumlah personel pemadam kebakaran di Indonesia memang didominasi yang masih berstatus honorer.Dari data yang diungkap Direktur Manajemen Penanggulangan Bencana dan Kebakaran Edy Suharmanto pada Juli 2022,  dari total 26.184 orang personel pemadam kebakaran, sebanyak 18.973 orang non PNS, dan PNS hanya berjumlah 7.211 orang.

Keresahan itu pun kerap disampaikan di daerah. Di Dinas Damkar Kabupaten Malang contohnya, dominasi masih berstatus honorer. Hanya Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran, dan Kepala Seksi (Kasi) Penanggulangan Kebakaran Damkar Kabupaten Malang yang statusnya sudah Pegawai Negeri Sipil (PNS).

"Total di Damkar Kabupaten Malang ada sekitar 45 orang. Rinciannya kami ada 4 regu damkar. Sebanyak 3 regu berisikan 11 anggota dan 1 regu berisikan 10 anggota. Lalu 1 Kasi penanggungan, 1 Kabid," jelas seorang petugas yang enggan disebut.

Ia mengatakan banyak petugas Damkar Kabupaten Malang yang sudah mengabdi, dirinya sendiri mengaku sudah hampir 10 tahun menjadi petugas damkar. Bahkan menurutnya ada yang sudah mengabdi selama 12 tahun tapi belum diangkat menjadi PNS atau bahkan PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja). Perjanjian kerja sebagai honorer adalah 6 bulan sekali, jadi ia menandatangani kontrak dengan Pemerintah Kabupaten Malang setiap bulan Juni/juli dan Januari.

Sebenarnya, keputusan Menteri PAN-RB Nomor 76 Tahun 2022 tentang Jenis Jabatan Fungsional Yang Dapat Diisi oleh Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) telah menyebutkan bahwa JF Damkar dan JF Analis Kebakaran termasuk jenis jabatan yang dapat diisi untuk PPPK. Hal tersebut menjadi angin segar bagi status kepegawaian aparatur pemadam kebakaran dan penyelamatan yang saat ini masih didominasi oleh tenaga honorer.

Namun persyaratan tes PPPK yang tidak menguntungkan mereka pada tahun 2023. Ia menceritakan jika persyaratan tes PPPK anda memiliki ijazah SMA. Padahal mereka kebanyakan adalah lulusan SMK.

"Jadi dalam persyaratan tes PPPK hanya lulusan SMA, tidak ada tambahan 'atau sederajat.' Jadi tahun ini hanya 12 yang bisa tes karena mereka lulusan SMA. Itupun sampai saat ini mereka belum jelas nasibnya diterima atau tidak," bebernya.

Mereka merasa khawatir karena ada beberapa petugas damkar yang usianya sudah hampir memasuki usia pensiun tapi statusnya masih honorer. Oleh karena itu, mereka berharap bisa diangkat PNS atau minimal PPPK tanpa harus perlu tes.

Baca Juga: Damkar Kabupaten Malang Berjuang di Tengah Keterbatasan

7. Kekurangan personel hingga peralatan juga masih perlu upgrade

Kisah Heroik Damkar di Tanah Air, Kala Kesejahteraan Tak Sebesar NyaliMobil damkar Dinas Pemadam Kebakaran Kota Mataram. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Faktor kesejahteraan tentunya berdampak pada jumlah personel. Tak dipungkiri di Indonesia, tenaga sebagai pemadam kebakaran masih dibutuhkan. 

Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Kabupaten Malang, Sigit Yuniarto mengatakan, dari sisi sumber daya di daerah juga masih kekurangan, Sigit membeberkan jika jumlah pasukan Damkar Kabupaten Malang tidak ideal dibandingkan luas wilayah yang mencakup 33 kecamatan.

"Untuk jumlah pasukan pemadam juga sangat kurang, kita kemarin mengajukan ke Kemendagri kuota pasukan pemadam itu 178 orang. Tahun ini kuotanya 24 orang, tahun depan kemungkinan kuotanya bertambah. Kita akan terus merekrut selama 5 tahun sampai terpenuhi jumlah pasukan 178 orang," kata Sigit saat dikonfirmasi, Sabtu (6/5/2023).

Ia menggaris bawahi jika keperluan penambah pasukan ini sangatlah urgent, hal ini disebabkan standar untuk 1 unit mobil damkar idealnya diisi oleh 6 pasukan. Sementara di Damkar Kabupaten Malang hanya diisi 3 orang pasukan setiap unit mobil damkar, hal ini dikarenakan terbatasnya jumlah pasukan mereka.

Di sisi yang lain peralatan untuk pemadam kebakaran di sejumlah daerah juga masih belum memadai. Padahal itu sangat penting untuk penanganan kebakaran.

Seperti di Mataram, Lalu Iman dari Dinas Pemadam Kebakaran menyebut armada yang dimiliki saat ini sudah armada kebakaran sudah berusia 20 tahun bahkan 50 tahun. Armada damkar yang ada sekarang, tak jarang ada yang mogok di jalan.

Selain itu kondisi kekurangan armada juga terjadi di Bali. Kasatpol PP dan Damkar Kabupaten Klungkung, Dewa Putu Suarbawa tidak menampik jika Kabupaten Klungkung masih kekurangan armada damkar. Menurutnya, idealnya Kabupaten Klungkung setidaknya memiliki 8 armada damkar. Dengan rincian di Kecamatan Nusa Penida sebanyak 4 armada damkar, untuk di Pulau Nusa Gede, Pulau Lembongan, dan Pulau Ceningan. 

Sementara 4 armada damkar di Klungkung daratan, untuk melayani Kecamatan Klungkung, Kecamatam Dawan, dan Kecamatan Banjarangkan.

"Sekarang ada 7 armada pemadam kebakaran di Kabupaten Klungkung, tapi 3 armada rusak berat," jelas Suarbawa, Sabtu (6/5/2023).

Kerusakan armada damkar di Nusa Penida, juga karena belum tersedianya garase khusus untuk damkar di Nusa Penida. Mobil damkar selama ini di parkir di halaman kantor camat dekat pantai, sehingga rentan korosi yang mempercepat kerusakan armada damkar.

Sementara untuk operasional damkar di Nusa Penida, biasanya suplai air dibantu oleh mobil tangki PDAM.  Selama ini di Nusa Penida tidak tersedia mobil tangki khusus pemadam kebakaran.

"Penambahan armada damkar setiap tahun kami usulkan. Tahun ini ada pengadaan 1 unit, nanti tentu akan kami usulkan lagi secara bertahap," jelas Suarbawa.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya, Dedik Irianto mengatakan perbaharuan alat memang harus dilakukan. 

"Kalau peralatan itu memadahi dan secure (aman) pasti teman-teman juga dapat terselamatkan dalam melakukan pemadaman," ungkap dia. 

Salah satu alat pemadam kebakaran di Kota Surabaya yang belum tentu dimiliki daerah lain adalah Bronto Sky Lift Alat tersebut hanya di tiga daerah saja. "Mobil Happy Duty Rescue, itu di Indonesia baru Surabaya yang punya. Mobil rescue yang mempunyai peralatan lengkap sekali, yang baru diluncurkan bapak Wali Kota," tambahnya. 

Dedik menyebut, pengadaan peralatan DPKP dilakukan berdasarkan masteplan hasil kajian sejumlah pihak. Ini juga disesuaikan dengan kebutuhan dan anggaran yang ada

"Jadi di Surabaya ini ada apa saja, di Surabaya kan gak ada kilang minyak, jadi tidak butuh pemadam untuk kilang minyak," katanya. 

Baca Juga: Berjibaku Menyelamatkan Hewan dan Manusia Di Tengah Keterbatasan Sarpras

8. Pencegahan kebakaran jadi tugas bersama

Kisah Heroik Damkar di Tanah Air, Kala Kesejahteraan Tak Sebesar NyaliIlustrasi Penanganan Kebakaran oleh Pemadam Kebakaran. (IDN Times/Persiana Galih)

Di sisi lain, untuk membantu tugas Dinas Pemadam Kebakaran, warga juga punya peran. Dalam hal ini untuk melakukan pencegahan.

Banyak faktor yang bisa menyebabkan kebakaran, contohnya soal perubahan iklim global yang berpengaruh terhadap kejadian kebakaran di Kota Surabaya. Cuaca ekstrem seperti suhu panas yang terjadi belakangan mengakibatkan kebakaran pada benda-benda tertentu. 

"Ini semakin meningkat mitigasi kebakaran di suhu udara yang sangat tinggi. Di kota lain, beberapa mal terjadi kebakaran," terangnya. 

Ia pun berharap kepada masyarakat harus lebih peduli terhadap perubahan ini. Seperti misalnya harus lebih berhati-hati dalam meletakkan barang yang mudah terbakar. 

"Masyarakat harus lebih hati-hati meletakkan barang-barang dan mengenali barang-barang yang mudah terbakar," beber Dedik.

Masyarakat harus melakukan antisipasi terhadap kondisi rumahnya. Misalnya memeriksa gas elpiji maupun kompor, instalasi listrik di rumah yang rawan menyebabkan korsleting, menyediakan alat pemadam api ringan di rumah, dan lainnya.

Sementara Plt Kadis Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Medan, Muhammad Yunus mengatakan, edukasi pada usia dini juga selalu diprioritaskan, seperti ke sekolah-sekolah mulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak (TK), SD, SMP, SMA dan bahkan universitas.

Kemudian, terkait gedung-gedung yang bertingkat, dirinya mengatakan tentunya melalui bidang pencegahan, mereka terus melakukan imbauan dan inspeksi kepada pemilik atau perusahaan yang memiliki gedung atau perusahaan (pabrik) untuk terus meningkatkan sistem proteksi alat pemadam kebakarannya.

“Salah satu upaya kami juga saat ini terus membangun sistem penanggulangan kebakaran dengan melibatkan peran aktif masyarakat, salah satunya dengan sosialisasi dan pembentukan relawan pemadam kebakaran di tingkat kelurahan,” katanya.

 Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Semarang, Nurkholis mengatkaan, regu-regu relawan di setiap kelurahan sudah dibentuk. Ada relawan pemadam kebakaran di 45 kelurahan di Kota Semarang.

"Per kelurahan ada 8–10 personil yang tergabung dalam relawan pemadam kebakaran. Regu ini dibentuk agar jika terjadi kebakaran di suatu wilayah, proses pemadaman bisa diatasi dengan cepat,” beber Nurkholis.

Begitulah kisah-kisah heroik dan kondisi pemadam kebakaran di tanah air. Selamat Hari Pemadam Kebakaran Internasional. Terima kasih 'Ksatria Biru'.

Baca Juga: 4 Mei Hari Pemadam Kebakaran: Sejarah dan Cara Merayakan

Artikel kolaborasi hylerlocal ini ditulis Indah Permata Sari, Hamdani, Anggun Puspitoningrum, Muhammad Nasir, Ni Ketut Wira Sanjiwani, Wayan Antara, Rizal Adhi Pratama, Khusnul Hasana, Fariz Fardianto, Dahrul Amri Lobubun, Tama Wiguna

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya