Kerambah Jaring Apung Warga Sumbang Limbah di Perairan Danau Toba

Warga indahkan peraturan Pemerintah

Simalungun, IDN Times - Keberadaan usaha masyarakat dan perusahaan di Danau Toba yaitu Kerambah Jaring Apung (KJA) khususnya di daerah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Simalungun menjadi salah satu penyebab utama tercemarnya air Danau Toba.

Hal ini dibenarkan Sekretaris Daerah (Sekda), Gidion Purba. Kata Gidion Purba, KJA milik masyarakat paling banyak di Nagori Haranggaol, Kecamatan Haranggaol Horison, Kabupaten Simalungun.

Baca Juga: Tiket Pesawat Mahal, Kunjungan ke Danau Toba Terpengaruh 

1. Lebih besar dari limbah sampah

Kerambah Jaring Apung Warga Sumbang Limbah di Perairan Danau TobaIDN Times/Patiar Manurung

Potensi limbah dari KJA milik warga tersebut lebih besar dibandingkan limbah sampah. Ia pun mengaku kuatir dengan KJA khususnya punya warga. Itu sebabnya, antisipasi telah dilakukan tapi upaya itu belum berhasil.

Pemkab Simalungun, kata Gidion Purba, berulangkali melakukan sosialisasi kepada masyarakat lewat Camat dan jajarannya. Tujuannya adalah agar warga sadar dan mengikuti penempatan KJA sesuai zona yang ditentukan oleh pemerintah pusat. Hanya saja warga belum mengindahkan himbauan Pemkab.

2. Jarak aman 300 meter dari bibir pantai

Kerambah Jaring Apung Warga Sumbang Limbah di Perairan Danau TobaIDN Times/Patiar Manurung

Menurutnya, zona KJA yang aman berjarak 300 meter dari pinggiran pantai. Fakta di lapangan justru berbanding terbalik. Keberadaan KJA semakin padat, selalu bertambah.

Melihat inilah pihak Pemkab berencana berupaya melakukan tindakan yang  sembari menunggu surat balasan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan RI atas permohonan pengalihan kawasan hutan menjadi lahan pertanian dengan luasan ratusan hektare.  

Kelak lahan hutan bisa dijadikan objek pertanian diyakini bisa menjadi solusi. Dimana warga diarahkan beralih menjadi petani. Gidion Purba sangat berharap masyakat mendukung program pemerintah guna menjadikan kawasan perairan Danau Toba bersih dan sehat serta dapat dinikmati generasi berikutnya.

3. Warga juga kesal dengan tidak teraturnya zona KJA

Kerambah Jaring Apung Warga Sumbang Limbah di Perairan Danau TobaIDN Times/Patiar Manurung

Salah seorang warga Haranggaol, Sastar Purba membenarkan maraknya aktifitas KJA di wilayah Haranggaol Horison. Kepedulian dan kesadaran warga untuk menjaga Danau Toba semakin berkurang, ini dibuktikan menjamurnya KJA.  

"Sekarang sudah banyak KJA dan sudah suka hati masyarakat membuat zona. Padahal sudah di surati pemerintah agar membuat zona 300 meter dari pinggir pantai namun tidak ada yang mengindahkan," ucap Sastar.

Baca Juga: Musisi Asal Meksiko Puji Keindahan Danau Toba

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya