Ikan Nelayan Gak Laku karena Bangkai Babi, Ibu-Ibu Bantu Jualan Kerang

Bangkai babi sampai ke Langkat

Langkat, IDN Times - Bertebarannya bangkai babi di Sumut karena penyakit Hog Cholera, berdampak negatif bagi perekonomian nelayan di Desa Jaring Halus, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat. Terlebih, adanya temuan bangkai babi yang mengambang di Sungai Wampu, Langkat beberapa waktu lalu.

Bangkai ini disinyalir akan bermuara ke lautan. Sehingga beberapa masyarakat enggan mengkonsumsi ikan yang ditangkap nelayan. Inilah yang menyebabkan para nelayan mengalami penurunan penghasilan. Banyak nelayan yang memarkirkan perahu mereka.

1. Nelayan enggan melaut karena ikan tangkapan gak laku

Ikan Nelayan Gak Laku karena Bangkai Babi, Ibu-Ibu Bantu Jualan KerangNelayan memarkirkan perahu karena bangkai babi (IDN Times/Handoko)

Kepala Desa Jaring Halus H Usman mengakui, jika hal ini sudah berjalan sekitar semingguan, akibatnya nelayan yang merupakan warganya enggan melaut. Sebab, setiap nelayan yang menjual hasil tangkapan mereka tidak laku dipasaran.

"Sepekan terakhir ratusan nelayan di Desa Jaring Halus, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, enggan melaut, karena hasil tangkapan tidak laku dijual dampak dari merebaknya bangkai babi yang dibuang ke sungai hingga ke laut," kata Kepala Desa Jaring Halus, H Usman, Senin (18/11).

2. 800 warga Jaring Halus berprofesi sebagai nelayan

Ikan Nelayan Gak Laku karena Bangkai Babi, Ibu-Ibu Bantu Jualan KerangNelayan terpaksa mogok karena bangkai babi yang terapung di Danau menyebabkan pencemaran (IDN Times/Prayugo Utomo)

Dijelaskan Usman, sedikitnya ada 800-an warganya yang berprofesi sebagai nelayan. Semuanya terus mengeluhkan hal ini dan diharapkan permasalahan ini dapat segera terselesaikan. "Penampung atau pengepul (tauke), tidak mau mengambil ikan mereka, tentunya permasalahan ini harus menjadi perhatian kita semua," katanya.

Padahal, lanjut Usman, ikan hasil tangkapan dari nelayan di desanya aman untuk dikonsumsi, tapi masyarakat konsumen sudah terlanjur termakan isu bangkai babi, sehingga ikan hasil tangkapan nelayan tidak laku dipasaran. "Sepengetahuan saya, tangkapan nelayan di sini aman kok, tapi kenapa bisa seperti ini?," tanya dia.

Baca Juga: Setelah di Medan, Bangkai Babi juga Hebohkan Warga Langkat

3. Kaum ibu gantikan pria sebagai kepala rumah tangga mencari kerang

Ikan Nelayan Gak Laku karena Bangkai Babi, Ibu-Ibu Bantu Jualan Keranginstazu.com

Cek Piah (50) salah seorang ibu rumah tangga nelayan di desa itu membenarkan bahwa ikan tidak laku di desanya, penampung tidak mau membeli ikan dari nelayan karena isu bangkai babi. Untuk menutupi kebutuhan sehari-hari para ibu-ibu membantu mencari kerang.

"Ikan tidak laku, suami tidak melaut, kami bantu cari kerang untuk belanja sehari-hari," katanya.

Cek Piah berharap hal semacam ini tidak lama berlanjut, karena itu sangat berdampak bagi para nelayan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

4. Berharap permasalahan dapat segera terselesaikan

Ikan Nelayan Gak Laku karena Bangkai Babi, Ibu-Ibu Bantu Jualan KerangPetugas BPBD menarik bangkai babi yang mengapung di Danau Siombak, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan (IDN Times/Prayugo Utomo)

Salah seorang penampung ikan di Desa Jaring Halus, Iwan Jangkung (45) mengatakan, sudah lebih seminggu ikan tidak laku di pasar karena isu bangkai babi tersebut. Padahal para nelayan menangkap ikan itu di laut tengah yang jaraknya ratusan mil.

"Pasokan ikan dari saya yang dikirim ke pasar, sudah dua kali dikembalikan karena tidak ada yang beli di pasar, akhirnya ikan tersebut saya bagikan ke warga setempat, karena warga, karena warga Jaring Halus tidak takut makan ikan," katanya.

Iwan berharap hal takut makan ikan ini tidak berlangsung lama, karena bisa membuat nelayan terancam tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. "Kepada pemerintah daerah diharapkan dapat membantu mensosialisasikan makan ikan asal Jaring Halus tidak berbahaya," tegasnya.

Baca Juga: Tak Hanya di Sungai, Bangkai Babi Juga Dibuang ke Jalanan Kota Medan

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya