Tim Gabungan Pasang Kamera Trap dan Perangkap Harimau di Langkat

Langkat, IDN Times - Tim gabungan dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA), Taman Nasional Gunung Lauser (TNGL) dan TNI serta Polri dibantu masyarakat, memasang perangkap untuk menangkap Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) di Desa Namo Sialang, Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara, Senin (1/5/2023) pukul 18.00 WIB.
Pemasangan perangkap kandang, mengatisipasi konflik berkepanjangan antara si Belang dan manusia, usai ditemukan seekor anak sapi (lembu) yang diduga dimangsa Harimau Sumatra. Nantinya, jika hewan buas ini tertangkap akan dievakuasi dan dilakukan konservasi untuk selanuutnya dilepas liarkan ke alam jauh dari pemukiman masyarakat.
1. Masuk perkampungan, harimau sumatra diduga mangsa hewan warga
Diketahui sebelumnya pada hari Selasa tanggal 25 April 2023 kemarin pagi. Harimau Sumatera diduga memangsa ternak milik warga setempat bernama Joni Sembiring (30). Atas kejadian inilah, masyarakat menjadi cemas dan melaporkan ke pemerintah setempat serta pihak desa melanjutkan laporan tersebut ke BBKSDA.
Alhasil pada, Rabu (26/04/2023) BBKSDA memasang kamera trap untuk memastikan, benar atau tidak jika ternak milik Joni mati karena dimangsa Harimau Sumatera. Ternyata benar, pada malam harinya satu ekor Harimau Sumatera terekam kamera trap saat sedang memakan bangkai sapi milik Joni yang digunakan sebagai umpan.
2. Tangkap dan evakuasi harimau sumatra, tim gabungan pasang perangkap
Tim gabungan, langsung memasang perangkap untuk menangkap dan mengevakuasi Harimau Sumatera ke dalam hutan. Bersama timgabungan ini, papar dia, pihaknya akan melakukan evakuasi atau relokasi terhadap Harimau Sumatera dari lokasi interaktif negatif.
"Nanti setelah tertangkap akan kita pindahkan ketempat yang lebih aman ke habitatnya," kata Kepala Seksi V Pengelolaan Taman Nasional Gunung Lauser (TNGL), Palber Turnip, Selasa (2/5/2023).
Dari kamera trap dan rekam jejak yang ditemukan, jelas Palber, diperkirakan ada dua ekor Harimau Sumatera, yang biasanya yang keluar dari koloninya karena mempunyai anak, sehingga sengaja diasingkan dari kelompoknya untuk menghindari kanibalisme.
"Ini merupakan salah satu faktor, kenapa Harimau Sumatra, masuk ke perkampungan warga dan memangsa hewan ternak," jelas dia.
3. Berikut beberapa faktor Harimau Sumatra berburu dengan masuk perkampungan warga
Namun, Turnip menambahkan, nanti setelah tumbuh besar atau bisa survive (berburu), Harimau Sumatera akan kembali ke kelompoknya (habitatnya). Selain itu, ada beberapa faktor yang menyebabkan Harimau Sumatera turun ke perladangan dekat masyarakat, bisa saja di taman nasional kekurangan pakan (makanan).
"Tapi sebenarnya jejak babi, rusa dan lainnya masih banyak di dalam hutan. Ada juga faktor eksternal bahwa masyarakat yang dekat dengan kawasan masih banyak menggembala ternak dengan dilepaskan," papar Turnip.
4. Antisipasi konflik, masyarakat dihimbau agar membatasi aktifitas dekat kawasan hutan
Di tempat yang sama Camat Batang Serangan, Arie Ramadhany mengatakan, pihaknya meminta agar sementara warga untuk tidak melakukan aktifitas pada kawasan hutan dan tidak melintas atau melewati tempat-tempat yang berpotensi munculnya hewan buas pada malam hari.
"Jangan melakukan tindakan yang dapat mengancam keberadaan satwa dilindungi yang tengah berkeliaran dengan menembak atau menjeratnya. Berikan informasi yang akurat terkait keberadaan itu kepada aparat desa, Babinkamtibmas, Babinsa," tegas Arie.
Sedangkan itu, hingga sampai saat ini tim akan membantu masyarakat untuk membutuhkan pembuatan kandang ternaknya dari serangan Harimau Sumatera, agar tidak ada lagi ternak warga bebas berkeliaran dekat TNGL.
Baca Juga: Masuk Perangkap, Harimau Sumatra Dievakuasi di Langkat