BBM Naik, Sopir Angkot di Binjai Kesal: Bisa Mati Kita!

Harga bahan pangan juga akan berdampak alami kenaikan

Binjai, IDN Times - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite, Solar hingga Pertamax memicu reaksi dari masyarakat khususnya sopir. Masyarakat menilai, kenaikan yang diberlakukan dapat memicu kenaikan harga bahan pangan.

Seperti yang diutarakan beberapa warga Kota Binjai, Sumatra Utara. "Tak ngerti kita sebagai masyarakat kecil mau bilang apa lagi. Lihatlah, kenaikan ini nantinya akan memicu kenaikan harga bahan pangan lain," kata Sulastri, salah satu ibu rumah tangga dengan nada kesal, Senin (4/9/2022).

1. Sopir akui untuk tarif lama saja setoran kadang tak dapat

BBM Naik, Sopir Angkot di Binjai Kesal: Bisa Mati Kita!Kondisi sejumlah SPBU di Kota Binjai yang sempat bingung dengan kenaikan harga BBM (IDN Times/ Bambang Suhandoko)

Pemerintah sendiri melalui Presiden Joko Widodo dalam jumpa pers di Istana Merdeka, resmi mengumumkan kenaikan harga mulai Sabtu tanggal 3 September 2022 sore kemarin.

"Untuk saat ini saja, setoran kadang gak dapat. Apalagi BBM dinaikkan gini, bisa mati kami kalau begini. Bayangkan, tarif dari Binjai ke Kampung Lalang atau sebaliknya cuma Rp 7 ribu. Sementara sewa terkadang sehari cuma lima orang, untuk BBM nya sekali jalan Rp 25 ribu. Bisa mati kita," sambung Rusdi, seorang sopir angkutan umum jurusan Binjai - Pinang Baris/ Kampung Lalang.

Baca Juga: BBM Naik, Potensi Kartel Bahan Pokok Jadi Ancaman

2. Pemerintah mestinya cari solusi lain, bukan menaikkan harga BBM

BBM Naik, Sopir Angkot di Binjai Kesal: Bisa Mati Kita!Salah satu SPBU di Binjai, yang sempat ditutup sementara untuk sesuaikan harga (IDN Times/ Bambang Suhandoko)

Saat mengisi BBM di SPBU 14.207.166 di Jalan Soekarno Hatta, Kecamatan Binjai Timur, Kota Binjai, Sumatra Utara, Rusdi mengaku bingung dan sedikit kesal dengan kebijakan yang diambil pemerintah. Dirinya menganggap pemerintah makin menyengsarakan rakyat kecil.

"Bingung, pusing dan gak tahu mau bilang apa lagi bang. Semestinya pemerintah mencari jalan lain, bukan malah menyesengsarakan rakyat seperti ini," pinta Rusdi.

"Ongkos segitu aja penumpangnya sedikit. Bagaimana lagi BBM naik gini, pasti ongkosnya mau tak mau kami naikkan juga. Masalah ada sewa atau tidak, gak tahulah ini," sambung Rusdi.

3. SPBU sempat tutup dikarenakan harga di mesin masih tercantum harga lama

BBM Naik, Sopir Angkot di Binjai Kesal: Bisa Mati Kita!Salah satu SPBU di Binjai, yang sempat ditutup sementara untuk sesuaikan harga (IDN Times/ Bambang Suhandoko)

Di sisi lain, sesaat sebelum naiknya harga BBM sempat menimbulkan antrian disejumlah Stasiun Pengisisan Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Rambutan. Bahkan salah satu pengelola sempat menutup (menghentikan) SPBU untuk terlebih dahulu menyesuaikan harga. Karena pengaturan dimesin SPBU masih dengan harga (tarif) lama.

"Kemarin ditutup sementara, karena harga di mesin pompa minyak masih tarif lama. Banyak juga pengendara yang terpaksa putar arah. Sementara di SPBU belum ada pemberitahuan BBM naik," kata Abadi Sitepu, pengelola SPBU di Jalan Jamin Ginting, Kecamatan Binjai Selatan, Kota Binjai, Sumatra Utara.

Abadi Sitepu mengaku, sempat merasa tak nyaman SPBU berhenti beroperasional. Sehingga mereka membuka kembali dan mereka akhirnya harus memberitahu kepada pembeli terkait kenaikan harga serta argo di mesin pompa yang masih harga lama. "Ini sudah mulai beroprasi kembali setelah semua setelah disesuaikan dengan harga baru," tegas dia.

Diketahui kenaikan harga BBM jenis pertalite dari Rp.7.650 menjadi Rp10 ribu per liter, solar subsidi dari Rp. 5.150 jadi Rp6.800 dan Pertamax non subsidi dari Rp12.500 jadi Rp. 14.500.

Baca Juga: Harga BBM Naik, Hati-Hati Stagflasi!

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya