Uniknya Miniatur Becak BSA Siantar, Sudah Dijual hingga ke Luar Negeri

Awalnya Diyong Damanik hanya buat miniatur untuk mainan anak

Pematangsiangtar, IDN Times - Dari dalam rumah berukuran 3,5x7 meter di Jalan Makasar No 7, Kecamatan Siantar Barat, Pematangsiantar, Sumatera Utara, pria bernama Diyong Damanik berhasil membuat mahakarya luar biasa. Yakni miniatur becak Birmingham Small Army (BSA).

BSA adalah becak khas Kota Pematangsiantar. Tak ada satupun daerah lain di Sumut yang punya BSA untuk transportasi umum.

Miniatur ini pun kini menjadi oleh-oleh khas Kota Pematangsiantar. Terbuat dari pipa paralon, kayu, kawat dan busa AT.

Seluruh pekerjaan, kata Diyong, tidak ada yang menggunakan alat bantu mesin, hanya menggunakan tangannya sendiri. 

Untuk pembuatan satu unit miniatur, Diyong hanya membutuhkan waktu dua hari. Selama hampir kurang lebih dua tahun, Diyong telah menciptakan ratusan miniatur becak pabrikan Inggris tersebut. 

"Ukurannya itu asli tetapi dalam skala satu banding 18," kata Diyong kepada IDN Times, Senin (11/3).

Untuk hasil karyanya, Diyong menjamin bahan-bahan yang digunakannya anti air dan tidak akan rusak jika tersiram air maupun terendam. 

Bukan hanya miniatur becak BSA, peralatan yang digunakan Diyong juga merupakan hasil kreasi tangan 'jahil' nya.

"Seperti peralatan ukir ini, buatan sendiri juga. Rumah ini juga saya yang bangun," tuturnya. 

1. Keberadaan Becak BSA hampir punah, Diyong pun Berinisiatif membuat miniaturnya

Uniknya Miniatur Becak BSA Siantar, Sudah Dijual hingga ke Luar NegeriIDN Times/Gideon Aritonang

Meskipun becak BSA sebagai ikon Kota Pematangsiantar, keberadaan BSA sendiri di Pematangsiantar semakin berkurang dan bahkan hampir habis. Kebanyakan para pemilik motor BSA lebih memilih menjual ke kolektor. 

Atas dasar itu, Diyong berinisiatif membuat miniatur becak BSA. Selain untuk mentransformasikan jiwa seni yang dimilikinya, membuat miniatur itu untuk memperlihatkan kepada generasi bahwa kota kedua terbesar di Sumatera ini memiliki becak motor yang tidak ada di daerah-daerah lain. 

"Seandainya nanti sudah tidak ada lagi unitnya, biar anak-anak kita tahu kalau kota ini pernah punya becak motor yang tidak ada di daerah lain," ucapnya. 

Baca Juga: PRSU 2019 Resmi Dibuka Malam Ini, Berikut Artis-artis yang Akan Hadir

2. Pemasaran miniatur hasil karya Diyong sampai ke luar negeri

Uniknya Miniatur Becak BSA Siantar, Sudah Dijual hingga ke Luar NegeriIDN Times/Gideon Aritonang

Memiliki jiwa seni yang tinggi membuat finansial Diyong bertambah. Penjualan miniatur BSA hasil karya nya telah berhasil menembus pasar internasional.

Belum lama ini, seorang yang berasal dari Belanda telah membeli miniatur BSA karya nya.  

Untuk satu unit miniatur BSA dijual dengan harga Rp 300 ribu. Namun, Diyong tidak menerima langsung konsumen yang berminat menjualnya.

Ia lebih memilih mempercayakan pemasaran miniatur BSA kepada toko Siantar Etnic. 

"Jadi kalau yang ingin membeli harus melalui Siantar Etnic. Kalau ada yang memesan langsung, saya arahkan ke sana" jelasnya. 

3. Diyong juga membuat miniatur rumah adat Simalungun dan bus

Uniknya Miniatur Becak BSA Siantar, Sudah Dijual hingga ke Luar NegeriIDN Times/Gideon Aritonang

Jauh hari sebelum membuat miniatur becak BSA, Diyong telah membuat ratusan miniatur bus dan rumah adat Simalungun. Darah seni, kata Diyong, berasal dari kakeknya. 

Di dalam rumah Diyong, belasan unit miniatur bus, truk dan becak BSA menjadi pemandangan biasa. Peminat miniatur bis juga tidak kalah banyak dengan miniatur becak BSA. 

Berbeda dengan miniatur becak BSA, proses pembuatan miniatur bis dikerjakan selama seminggu. Sementara untuk miniatur rumah adat Simalungun, Diyong menuturkan bahkan memakan waktu kurang lebih sebulan.

4. Miniatur pertama yang dibuat Diyong adalah bus untuk mainan anaknya sendiri

Uniknya Miniatur Becak BSA Siantar, Sudah Dijual hingga ke Luar NegeriIDN Times/Gideon Aritonang

Dikisahkan Diyong, niat untuk fokus membuat minuatur dari bahan-bahan dasar sederhana itu berawal dari membuat mainan untuk anaknya. Saat itu, pemandangan Diyong, daripada membeli lebih baik membuat sendiri. 

Miniatur pertama yakni bis yang berukuran skala 1 banding 30. Melihat dirinya mampu membuat miniatur bus, Diyong kemudian mencoba membuat miniatur benda-benda lain. 

Saat itu Diyong masih tinggal di Provinsi Riau dan bekerja serabutan. Sekitar tahun 2010, Diyong memboyong keluarganya kembali ke Kota Pematangsiantar. 

Dari situ ia melihat sekitarnya dan mendapat inspirasi untuk membuat miniatur becak BSA atau yang akrab disebut Becak Asli Siantar. 

Baca Juga: SD Negeri 020584 Binjai Juara Milo Football Championship Medan 2019

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya