Peringati Hari HAM Sedunia, Aktivis Sumut Nyalakan Lilin di Tugu Nol

KontraS: Pelanggaran HAM meningkat pasca Pilpres

Medan, IDN Times – Sejumlah elemen masyarakat sipil menggelar aksi refleksi dan menyalakan lilin untuk peringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Seduia di Tugu Kilometer 0 Kota Medan, Rabu (10/12) malam.

Terlihat sejumlah poster isi wajah para aktivis HAM dibentangkan, seperti Munir Said Thalib, Wiji Thukul dan Siregar yang kematiannya masih menuai misteri ini.

Dalam bentuk peringatan HAM berbagai aksi refleksi dilakukan kalangan elemen masyarakat sipil dengan menyalakan lilin, membagi bunga, dan membaca puisi.

Aksi peringatan hari HAM ini dari berbagai massa elemen masyarakat yaitu, Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Lembaga Bantuan Hukum Medan, SAHdaR, Wahan Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sumatera Utara, Pusat Studi Hak Asasi Manusia UNIMED, organisasi mahasiswa, organisasi tani, dan para buruh.

1. Angka pertumbuhan kaum Millenials meningkat, baik untuk penguasaan informasi

Peringati Hari HAM Sedunia, Aktivis Sumut Nyalakan Lilin di Tugu NolPeringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Sedunia di Tugu Kilometer 0 Kota Medan, Rabu (10/12) malam. (Dok. IDN Times)

Kepala Pusat Studi Hak Asasi Manusia Universitas Negeri Medan, Majda El Muhtaj dalam orasinya mengatakan, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengangkat tema 'Youth Standing Up for Human Rights' pada peringatan hari HAM tahun ini.

Tema tersebut dinilai sebagai penegasan pentingnya peran kaum muda dalam berbagai upaya penegakan hak asasi manusia.

"Ini menjadi langkah baik. Dimana, di banyak negara saat ini, angka penduduk kaum muda, terjadi peningkatan, termasuk di Indonesia," tuturnya.

Menurutnya, selain angka pertumbuhan kaum muda atau Millenials meningkat, generasi milenials juga dinilai punya kelebihan dengan penguasaan teknologi informasi.

Akses informasi yang begitu luas, kampaye terhadap isu-isu HAM akan mendapat perhatian serius negara.

"Kita punya harapan bahwa kaum milenial kita mempunyai sends of humanity. Komunitas sosial milenial dengan akses informasi yang luas, banyak mendapat respon positif," ungkapnya.

Baca Juga: Eks Napi Koruptor Tak Boleh Maju Pilkada, Harus Tunggu 5 Tahun Dulu

2. Negara harus perhatikan HAM bagi penyandang disabilitas dan masyarakat marjinal dalam kekuatan bisnis

Peringati Hari HAM Sedunia, Aktivis Sumut Nyalakan Lilin di Tugu NolPeringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Sedunia di Tugu Kilometer 0 Kota Medan, Rabu (10/12) malam. (Dok. IDN Times)

Dirinya berharap, di tengah pembangunan infrastruktur yang saat ini masif di berbagai wilayah Indonesia. Negara harus memperhatikan hak-hak masyarakat terutama penyandang disabilitas, masyarakat marjinal yang tidak berdaya ketika berhadapan dengan kekuatan bisnis.

"Selanjutnya, negara harus mampu memastikan penegakan HAM terhadap kelompok marginal, masyarakat adat dan kelompok-kelompok rentan lainnya," ujarnya.

3. Sepanjang 2019 pelanggaran HAM mengalami peningkatan dalam pasca Pilpres

Peringati Hari HAM Sedunia, Aktivis Sumut Nyalakan Lilin di Tugu NolPeringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Sedunia di Tugu Kilometer 0 Kota Medan, Rabu (10/12) malam. (Dok. IDN Times)

Koordinator Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Sumatera Utara, M. Amin Multazam Lubis menilai, sepanjang 2019 pelanggaran HAM klasik memang mengalami penurunan pada masa menjelang pemilihan presiden.

Namun, pasca Pilpres sejumlah kasus kembali mencuat ke permukaan.

"Pasca pilpres, kasus pelanggaran HAM kembali terjadi. Sebut saja dua petani dari Sihaporas yang dikriminalisasi karena mempertahankan tanahnya, dan masih banyak lagi kasus yang terjadi," kata Amin Multazam.

4. Banyak aksi teror di tempat kumpul para aktivis yang belum terungkap

Peringati Hari HAM Sedunia, Aktivis Sumut Nyalakan Lilin di Tugu NolPeringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Sedunia di Tugu Kilometer 0 Kota Medan, Rabu (10/12) malam. (Dok. IDN Times)

Dikatakan Amin, selain kasus pelanggaran HAM klasik, ada satu situasi yang sedang dihadapi oleh para penggiat HAM dan lingkungan di Sumatera Utara.

Aksi teror terhadap tempat-tempat berkumpulnya para aktivis yang dilakukan oleh orang tidak dikenal, hingga saat ini masih belum terungkap.

"Situasi dimana kita aktivis merasa terancam. Tempat berdiskusi kita Literacy Coffe diteror, setelah itu kantor LBH Medan juga mendapat perlakuan yang sama, namun hingga hari ini tidak diketahui siapa pelakunya," ujar Amin.

5. Sejumlah kasus tewasnya aktivis masih menjadi misteri

Peringati Hari HAM Sedunia, Aktivis Sumut Nyalakan Lilin di Tugu NolPeringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Sedunia di Tugu Kilometer 0 Kota Medan, Rabu (10/12) malam. (Dok. IDN Times)

Selain itu, lanjutnya kematian dua aktivis lingkungan di Labuhan Batu, yang sedang mengadvokasi kasus tanah, menjadi bukti keterancaman dari para pegiat HAM dan lingkungan.

Salah satu kasusnya yakni penyebab tewasnya aktivis lingkungan Golfrid Siregar yang hingga saat ini masih menjadi misteri.

"Untuk itu kita meminta negara segera menuntaskan persoalan-persoalan pelanggaran HAM dan penghormatan terhadap hak masyarakat baik masyarakat adat, petani dan segenap masyarakat yang masih tertindas," pungkasnya.

Baca Juga: Komnas HAM: Hukuman Mati Koruptor Pelanggaran HAM, Masih Ada Cara Lain

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya