Mengenal Topaz GT, Bibit Sawit Unggul Lebih Tahan Serangan Ganoderma

Asian Agri melakukan penelitian Topaz sejak 1992

Medan, IDN Times – Banyak petani kelapa sawit mengeluh tentang hasil panen yang tidak maksimal padahal tanaman sudah dirawat dengan baik. Salah satu penyebabnya bisa jadi bibit yang tidak berkualitas.

Penyebab lain yang jarang disadari petani adalah serangan jamur yang biasa disebut Ganoderma.

Tan Joon Sheong, Head of Research & Development (R&D) Asian Agri menyebut Genoderma ini seperti kanker pada tubuh manusia. Belum ada obatnya dan akan membuat pohon kelapa sawit terus digerogoti sehingga tidak produktif lagi.

Salah satu solusinya, adalah mengganti tanaman 'sakit' dengan bibit sawit unggul atau biasa disebut Topaz. Salah satu perusahaan yang berinvestasi besar pada penelitian dan pengembangan Topaz ini adalah Asian Agri.

Sejak 1992 perusahaan ini sudah memulai melalukan penelitian tentang bibit sawit unggul dengan melakukan seleksi dan menyilangkan beberapa jenis bibit sawit. Dihasilkanlah Topaz seri 1, 2, 3 hingga seri 4.

Bahkan teranyar, perusahaan kelapa sawit terbesar di Asia yang sudah berdiri sejak 1979 ini berhasil menciptakan Topaz yang lebih tahan terhadap serangan Ganoderma yang disebut Topaz GT. 

Berikut beberapa fakta seputar Topaz dan Topaz GT yang perlu kamu ketahui:

CAPTION FOTO: Tan Joon Sheong, Head of Research & Development (R&D) Asian Agri pada acara Buka Puasa Bersama Media di Medan, Kamis (14/3/2024). (Dok. IDN Times)

David Alamsyah, Head of Social Capital Asian Agri pada acara Buka Puasa Bersama Media di Medan, Kamis (14/3/2024). (Dok. IDN Times)

1. Topaz merupakan hasil penelitian dari Oil Palm Research Station (OPRS)

Mengenal Topaz GT, Bibit Sawit Unggul Lebih Tahan Serangan GanodermaTan Joon Sheong, Head of Research & Development (R&D) Asian Agri pada acara Buka Puasa Bersama Media di Medan, Kamis (14/3/2024). (Dok. IDN Times)

Asian Agri awalnya memiliki 4 jenis benih Topaz yaitu Topaz 1, Topaz 2, Topaz 3, dan Topaz 4. Hal utama yang membedakan keempat jenis tersebut adalah pisifera atau tanaman laki-laki yang digunakan untuk pembuahan.

Topaz 1 merupakan hasil persilangan antara Deli dura dan pisifera dari Nigeria, sedangkan Topaz 2 menggunakan pisifera yang berasal dari Ghana.

Topaz 3 menggunakan pisifera dari Ekona, Kamerun sementara Topaz 4 menggunakan pisifera yang berasal dari Republik Rakyat Kongo.

Topaz 1 dan 3 merupakan yang paling populer di antara para pelanggan karena hasil yang lebih tinggi. Topaz 1 menghasilkan tandan buah segar yang berwarna lebih cerah.

Sedangkan Topaz 4 atau biasa disebut Topaz DxP Seri 4 saat ini merupakan verietas DxP Topaz terbaru melalui serangkaian pengembangan dari generasi pertama, kedua, dan ketiga. Sehingga diperoleh benih terseleksi yang dikelompokkan sebagai DxP Topaz seri 4 merupakan terbaik dari yang terbaik.

“Topaz merupakan bibit sawit unggul hasil penelitian dari Oil Palm Research Station (OPRS) yang merupakan bagian dari R&D Asian Agri. Dimana sejak 1992, Asian Agri terus menseleksi dan menyilangkan indukan Dura dan Pisifera terpilih dari Costa Rica (gen-1)," jelas Tan Joon Sheong dalam Acara Buka Puasa bersama media di Medan, Kamis (14/3/2024).

2. Tahun 2004 varietas Topaz 1, 2, 3 & 4 memeroleh izin pelepasan

Mengenal Topaz GT, Bibit Sawit Unggul Lebih Tahan Serangan Ganodermakelapa sawit (pixabay.com/Tafilah Yusof)

Lebih lanjut Tan Joon Sheong menjelaskan pada tahun 1996-1998 OPRS Topaz memulai penanaman indukan Dura dan Pisifera terpilih di kebun benih Topaz berikut kombinasi persilangan generasi satu DxPnya.

Potensi produksi DxP Topaz dari hasil pengujian persilangan generasi satu selama enam tahun (1999-2004) berpotensi menghasilkan produksi 16 ton TBS/Ha pada TM1 dan rata-rata 31 ton TBS/Ha pada TM3 sampai dengan TM6 dengan potensi OER 22 persen. 

Berdasarkan potensi itulah OPRS Topaz berhasil memeroleh izin pelepasan Varietas Topaz 1, 2, 3 & 4 sesuai Surat Keputusan Menteri Pertanian Indonesia pada 16 Januari 2004.

"Dikarenakan komitmen dari Manajemen Asian Agri yang selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi pelanggan OPRS Topaz dengan didukung pengujian persilangan generasi dua yang sangat intensif maka pada saat ini, Topaz hanya memproduksi persilangan-persilangan yang terbukti mempunyai potensi produksi 24 ton TBS/Ha pada TM1 dan berpotensi melebihi 40 ton TBS/Ha pada TM 4 dengan potensi OER 29 persen,” ungkap Tan Joon Sheong.

3. Izin pelepasan Varietas Topaz GT sudah didapat sejak 2019

Mengenal Topaz GT, Bibit Sawit Unggul Lebih Tahan Serangan GanodermaDavid Alamsyah, Head of Social Capital Asian Agri pada acara Buka Puasa Bersama Media di Medan, Kamis (14/3/2024). (Dok. IDN Times)

Tak berhenti pada Topaz seri 1 hingga 4. Dengan munculnya 'kanker sawit' bernama Ganoderma yang merugikan para petani sawit, Asian Agri terus melakukan penelitian untuk menemukan solusinya.

Hingga akhirnya Asian Agri berhasil menemukan Topaz seri terbaru yang memiliki ketahanan terhadap serangan Ganoderma, disebut Topaz GT.

“Selain unggul dari segi kuantitas produksi, Topaz GT juga memiliki ketahanan terhadap serangan Ganoderma. Sehingga pada tanggal 1 Februari 2019, OPRS Topaz berhasil memperoleh izin pelepasan Varietas Topaz GT sesuai Surat Keputusan Menteri Pertanian Indonesia. Jadi bibit sawit unggul Topaz adalah bibit sawit yang sudah teruji dan terbukti, dan sudah seyogyanya menjadi andalan para petani kelapa sawit,” ujar Tan Joon Sheong menutup paparannya.

4. Target Asian Agri 2030

Mengenal Topaz GT, Bibit Sawit Unggul Lebih Tahan Serangan GanodermaDavid Alamsyah, Head of Social Capital Asian Agri pada acara Buka Puasa Bersama Media di Medan, Kamis (14/3/2024). (Dok. IDN Times)

David Alamsyah selaku Head of Social Capital Asian Agri mengaku senang bisa menggelar Acara Buka Puasa bersama media ini sebagai wadah silaturahmi dan komunikasi sembari memperkenalkan Asian Agri 2030.

“Kami menyadari bahwa media massa memiliki peran penting untuk dapat menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi bangsa ini, khususnya bagi industri kelapa sawit yang merupakan core business dari Asian Agri,” ujar David Alamsyah.

David membeberkan target Asian Agri 2030 ingin menghasilkan nilai positif bagi petani, masyarakat dan lingkungan melalui keunggulan bisnis yang didasari oleh Komitmen Keberlanjutan yang Kuat.

Hal ini sejalan dengan filosofi 5C Asian Agri yakni menghasilkan manfaat bagi masyarakat sekitar (Community), Negeri (Country), iklim (Climate), konsumen (Costumer), dan perusahaan (Company).

"Inilah yang menjadi dasar komitmen kami untuk membangun operasi berkelanjutan di seluruh perkebunan dan kantor Asian Agri. Asian Agri memiliki strategi bisnis jangka panjang yang berfokus pada 4 pilar," kata David

Adapun 4 pilar tersebut adalah Pilar pertama, berkaitan dengan kemitraan petani, untuk meningkatkan produksi kebun petani mitra.

Pilar kedua, Perlindungan iklim, yaknimendorong partisipasi yang kuat untuk mencapai kualitas hidup terbaik bagi masyarakat di seputaran operasional perusahaan.

Pilar ketiga, Berkaitan dengan iklim positif, mempromosikan minyak sawit berkelanjutan melalui praktik pengelolaan yang terbaik.

Pilar Keempat, Produksi yang bertanggung jawab dan berkelanjutan merupakan tindakan terintergrasi untuk membangun produk berkelanjutan yang ramah lingkungan.

"Khusus pada acara ini kami juga mengambil kesempatan untuk memaparkan bagaimana Asian Agri mendukung industri kelapa sawit melalui pengembangan bibit kelapa sawit unggul yang bernama Topaz. Topaz merupakan bibit sawit unggul yang merupakan hasil dari riset dan pengembangan puluhan tahun, yang sudah teruji dan terbukti dapat meningkatkan produktivitas Tandan Buah Segar (TBS). Oleh karena itu kami berharap agar Topaz dapat menjadi pilihan petani kelapa sawit yang akan melakukan replanting," pungkasnya.

Baca Juga: Ayah Atta Halilintar Gugat Yayasan Ponpes Al Anshar Pekanbaru

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya