Mengenal Dalihan Na Tolu, Filosofi Kebudayaan Masyarakat Batak

Dalihan Na Tolu, Filosofi Kebudayaan Batak yang dikenal dengan tata cara adat di masyarakat suku Batak.
Filosofis yang dianut oleh masyarakat Batak sangat menjunjung masyarakat dan budaya dengan sangat baik dan patuh adat bagi masyarakat Batak harus dijunjung diatas kepala maksudnya adalah harus dijalani dengan sebaik-baiknya.
Dalihan Na Tulo ini menjadi satu aturan yang mengatur budaya perkawinan, hubungan kerabat sedarah maupun hubungan keluarga satu marga walau berbeda keturunan.
Penentuan Dalihan Na Tulo ini terdiri dari tiga bagian besar yang mengatur hubungan masyarakat dengan unsur adat dalam budaya Batak.
Berikut beberapa Informasi mengenai Dalihan Na Tolu ada di bawah ini.
1. Pemaknaan Dalihan Na Tolu
Dalihan Na Tolu, Filosofi Kebudayaan Batak yang mempunyai makna “tungku berkaki tiga” yang berarti tidak boleh kehilangan salah satu kaki sehingga menyebabkan ketimpangan karena tidak ada penopang.
Tungku yang mempunyai kaki tiga diibaratkan dengan tiga pondasi yang harus dimiliki untuk saling mendukung satu sama lain. Diantara ketiganya tidak boleh ada yang tidak seimbang. Kau itu terjadi maka akan timbul ketimpangan dalam segala pondasi atau urusan.
Baca Juga: Intip Yuk Inspirasi Pakaian Pengantin Adat Batak Toba dan Mandailing
2. Falsafah Kekeluargaan
Hula Hula dan boru harus saling menjaga kekerabatan yang ada antara dua keluarga. Hal yang perlu dilakukan seorang hula hula adalah menjaga tatanan yang sudah dibuat dalam keluarga.
Di Sisi lain seorang boru dituntut juga memiliki peran yang penting dalam aturan tersebut agar keseimbangan yang sejati bisa terjadi dalam tiga unsur tatanan yang dipercaya. Masyarakat Batak mempercayai bahwa tanpa adanya seorang Boru maka tidak akan adanya pesta meriah yang akan digelar.
3. Ragam Dalihan Na Tulo
Filosofi ini terbagi kedalam tiga unsur penting yang harus dipercaya. Yang pertama adalah Somba marhula hula. Unsur yang kedua yaitu Efek Marboru dan yang terakhir adalah Manat mardongan tubu/sabutuha.
Ketiga unsur ini saling mendukung satu dengan yang lain dalam memberikan tatanan yang bagus dalam masyarakat Batak. Aturan yang sudah dibuat harus dijalankan dan dipatuhi agar menimbulkan dampak yang positif dalam interaksi sosial masyarakat Batak.
4. Somba Marhula Hula
Yang dimaksud dengan pemahaman ini adalah penghormatan kepada seorang wanita yang bergelar istri. Baik istri sendiri, istri ayah, istri paman, kelompok istri anak kandung, kelompok istri marga ibu dan lain sebagainya.
Pemahaman ini menganggap seorang istri memiliki kedudukan utama didalam rumah. Istri bisa memberikan keturunan yang diinginkan makanya harus dihormati.
5. Elek Marboru
Elek Marboru merupakan penghormatan kepada anak perempuan kesayangan. Dulu di daerah Batak anak perempuan diberikan tugas untuk membantu di ladang atau mengerjakan sawah. Kasih sayang yang ditunjukkan kepada anak perempuan adalah tanpa pamrih atau mengharapkan balasan di kemudian hari.
6. Manat Mardongan
Pemahaman ini merupakan suatu tindakan berjaga-jaga terhadap sesama. Hal ini diperlukan untuk menghindari konflik yang akan terjadi antar teman, sesama keluarga maupun dalam masyarakat. Pertengkaran bisa terjadi dimanapun dan kapanpun. Hal ini bisa karena masalah kecil bisa juga karena masalah besar. Saling pengertian antara sesama masyarakat sangat diperlukan untuk menciptakan perdamaian dan ketenangan hidup dalam masyarakat.
Adapun intisari dari Dalihan Na Tolu, Filosofi Kebudayaan Batak saling menghargai dan menghormati dalam menjalankan aturan sosial di masyarakat suku Batak. Bagaimana dengan filosofi yang ada dalam budaya dan adat istiadat di tempat Anda?
Baca Juga: Sudah Tahu? Ini Makna Falsafah 'Poda Na Lima' Bagi Suku Batak