Hari Anak Nasional, YAFSI Budayakan Lagi Permainan Tradisional

Bisa hindarkan anak dari kecanduan gadget lho!

Medan, IDN Times - Yayasan Fajar Sejahtera Indonesia (YAFSI) menggelar acara lomba permainan tradisional anak-anak yang bertujuan untuk memperingati Hari Anak Nasional di Taman Posyandu Melati Jalan Pengilar, Amplas, Medan, Sumatera Utara, Minggu (21/7).

Sebanyak 220 anak ikut ikut lomba tradisional yang digelar pada kegiatan ini. 

Ketua YAFSI, Badriyah mengatakan lomba ini dalam memperingati Hari Anak Nasional 2019 dengan tema Wujudkan Lingkungan dan Keluarga Ramah Anak.

"Setiap peringatan Hari Anak itu kurang dikenal masyarakat. Padahal sudah ditetapkan juga sama keputusan Presiden ada peringatan hari anak," ujar Badriyah.

1. YAFSI memiliki pendamping puluhan anak di Rumah Pintar.

Hari Anak Nasional, YAFSI Budayakan Lagi Permainan TradisionalIDN Times/Indah Permata Sari

Tahun sebelumny YAFSI juga pernah mengadakan acara Hari Anak Nasional, bahkan setiap tahunnya memperingati Hari Anak Nasional. Namun tahun ini di lokasi yang berbeda.

Tahun 2018 YAFSI mengadakan di lokasi Kelurahan Kampung Aur, dan saat ini dilakukan di Kelurahan Amplas. Hal ini dikarenakan YAFSI telah memiliki pendampingan untuk puluhan anak di Rumah Pintar.

"Kami sengaja memilih untuk di kelurahan Amplas, karena YAFSI sudah ada pendampingan di Kelurahan Amplas, salah satunya adalah pendampingan untuk anak-anak melalui Rumah Pintar," ujarnya.

Selain Rumah Pintar bagi para puluhan anak untuk di didik, ada juga perkumpulan Gerakan Mamak-Mamak Merajut (Gemar YAFSI), gerakan ini guna mendongkrak angka pengangguran Ibu Rumah Tangga.

Baca Juga: Kawan, Kawin, dan Berangkat Haji Bersama di Usia 105 dan 104 Tahun

2. Badriyah ingin menjadikan Kelurahan Amplas layak anak

Hari Anak Nasional, YAFSI Budayakan Lagi Permainan TradisionalIDN Times/Indah Permata Sari

Dalam acara tersebut, anak-anak dipupuk dengan mengusung Literasi Budaya yang dimulai dari permainan-permainan tradisional. Kegiatan ini dilakukan dengan bermain tradisional dikarnakan melihat fenomena gadget yang membuat anak-anak suka bermain sendiri dan kurang bersosialisasi .

Lalu, memunculkan rasa kebersamaan di antara anak-anak tersebut, dengan adanya permainan tradisional ini membentuk kepedulian atau sosialisasi dan bekerja sama.

"Kita juga ingin mendorong kelurahan Amplas khususnya itu bisa menjadi kelurahan layak anak. Apalagi mendukung program pemerintah untuk mewujudkan pada tahun 2030 nanti ingin menjadikan Indonesia itu adalah Negara Layak Anak. Maka kita berusaha untuk memicu itu agar kelurahan Amplas bisa layak anak," ungkap Badriyah.

3. Permainan tradisional dapat mengurangi kecanduan gadget

Hari Anak Nasional, YAFSI Budayakan Lagi Permainan TradisionalIDN Times/Indah Permata Sari

Permainan tradisional ini untuk mengingatkan kembali dan bernostalgia bahwa anak-anak masih punya permainan yang sangat banyak. Manfaat dari permainan tradisional tersbut antara lain mengajarkan untuk bisa bersosialisasi, bergotong royong, bekerja sama, disiplin kemudian jujur.

Sehingga dengan adanya ini menjadi satu kebiasaan anak-anak untuk mengurangi gadget. Kemudian anak-anak tersebut dapat bermain sebuah permainan tradisional.

.Ada 6 permainan yaitu congklak, engklek, engkrang batok, tarik tambang, guli dalam sendok, dan bakiak.

Selain 6 permainan tersebut, Badriyah menjelaskan bahwa ada satu permainan tambahan yaitu Public Speaking yang berbentuk video dengan usia anak 12 sampai dengan 15 tahun, ini dilakukan oleh 20 anak dari Rumah Pintar YAFSI. Permainan Public Speaking tersebut dilakukan tiga hari sebelum acara tersebut dimulai.

4. Kota Medan belum bisa dikatakan Layak Anak

Hari Anak Nasional, YAFSI Budayakan Lagi Permainan TradisionalIDN Times/Indah Permata Sari

Badriyah juga menjelaskan bahwa masih banyak anak di Kota Medan yang belum bisa dikatakan Layak Anak. Hal ini bisa dilakukan dari sisi terkecil, seperti tempat ternyaman anak yaitu rumah, orang tua dan lainnya.

" Ya mudah-mudahan Kota Medan kita bisa menjadi kota layak anak, bisa dilakukan dari hal yang terkecil. Bagaimana rumah itu bisa menjadi tempat yang ternyaman untuk anak, tempat yang paling layak, ramah untuk anak, mulai dari keluarga yang ramah anak, bisa tercipta lingkungan yang ramah anak, kelurahan atau desa yang ramah anak. Sehingga mewujudkan kota medan menjadi kota layak anak," jelasnya.

5. Berharap permainan tradisional ini terus dilakukan, tidak hanya peringatan 17 Agustus saja

Hari Anak Nasional, YAFSI Budayakan Lagi Permainan TradisionalIDN Times/Indah Permata Sari

Sementara itu dari 220 anak yang mengikuti permainan dalam acara tersebut, seorang anak bernama Anggreani Baharsah Batubara  mengakui dirinya merasakan senang karena sudah lama tidak pernah memainkan permaianan tradisional.

Anggreani mengikuti beberapa permainan tradisional yaitu congklak, engkrang batu, dan permainan tarik tambang.

" Permainan ini udah langka kali, senang bisa ada karna permainannya seru, disini banyak permainan. Jadi tadi ikut permainan tarik tambang, coklak, dan engkrang batu. Congklak permainan kesukaan karna sering menang," ucap dara 12 tahun ini.

Anggreani berharap permainan tradisional ini terus dilakukan, tidak hanya peringatan 17 Agustus saja.

Baca Juga: Old But Gold! 5 Motor Jadul Ini Masih Eksis dari Dulu hingga Sekarang

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya