Gula Semut ala Desa Telagah, Warga Sejahtera, Hutan Terjaga

Gula Semut Ala Desa Telagah, Dorong Kesejahteraan Warga Demi

Langkat, IDN Times - Warga Desa Telagah, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, kini menekuni produksi Gula Semut.

Di samping untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, produksi Gula Semut juga bagian dari upaya melindungi hutan.

Seperti diketahui, Desa Telagah berada tak jauh dari kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).

Tak tanggung-tanggung, Gula Semut produksi warga Desa Telagah bakal dicanangkan menjadi komoditas unggulan. Yuk simak kisahnya:

1. Gula Semut asal Desa Telagah berasal dari aren yang diproses tanpa campuran

Gula Semut ala Desa Telagah, Warga Sejahtera, Hutan TerjagaWarga Desa Telagah, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, kini menekuni produksi Gula Semut.

Menurut Direktur YAPEKAT Indonesia sekaligus penggagas program ini, Muslim, Desa Telagah memiliki potensi yang besar. Selain sektor pariwisata, desa ini juga dianugerahi bentang alam yang subur.

Meski demikian, potensi itu mesti dikembangkan agar memberi manfaat yang berguna bagi masyarakat maupun lingkungan.

Hal ini disampaikan Muslim pada kegiatan buyer meeting yang digelar pada Kamis (8/4/2021).

"Kami harap ke depan kegiatan ini bisa menambah perekonomian warga desa. Kegiatan ini juga sebagai bagian dari upaya konservasi, sehingga adanya program seperti ini masyarakat akan mengurangi kegiatan di dalam kawasan TNGL," kata Muslim.

Selain para petani aren, acara ini turut dihadiri pihak TNGL dan Dinas Pariwisata Pemkab Langkat. Tak hanya itu, sejumlah lembaga konservasi serta pihak lainnya juga berpartisipasi. Yakni GEF Tiger, YOSL-OIC, WCS serta Bentang Alam Sumatra.

Muslim menjelaskan, Gula Semut asal Desa Telagah memiliki keistimewaan tersendiri. Sebab, gula ini berasal dari aren yang diproses tanpa campuran. Sehingga terjamin kemurniannya.

Walaupun berkualitas tinggi, harga Gula Semut ini cuma dipatok Rp60 ribu per kilogram.

"Kita berharap dengan adanya kegiatan ini, masyarakat bisa dapat manfaat dan TNGL akan terjaga sampai anak cucu kita," ujar Muslim.

Baca Juga: Rajin Push Up Setiap Hari, Kamu akan Rasakan 10 Manfaat Ini!

2. Desa Telagah memiliki empat unit jenis usaha BUMDes

Gula Semut ala Desa Telagah, Warga Sejahtera, Hutan TerjagaWarga Desa Telagah, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, kini menekuni produksi Gula Semut (Dok. IDN Times)

Kepala Desa Telagah Suranta Sitepu mengatakan bahwa pihaknya siap menampung berbagai ide serta masukan demi menyukseskan program Gula Semut ini.

Suranta mengatakan, Desa Telagah memiliki empat unit jenis usaha BUMDes. Namun, sektor pariwisata yang paling berkontribusi memberi penghasilan untuk desa.

Di sisi lain, Suranta mengungkapkan bahwa jumlah petani aren di desa ini kian berkurang. Hal itu dipicu kesenjangan antara biaya produksi dengan hasil penjualan.

Meski begitu, Suranta yakin usaha Gula Semut akan berjalan sukses jika dibantu oleh banyak pihak.

"Kami akan menerima apapun masukan dari semua pihak demi memajukan Desa Telagah ini sehingga mendunia," kata Suranta.

3. Dukung pariwisata agar masyarakat tidak berburu atau merambah hutan

Gula Semut ala Desa Telagah, Warga Sejahtera, Hutan TerjagaWarga Desa Telagah, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, kini menekuni produksi Gula Semut (Dok. IDN Times)

Sekretaris Dinas Pariwisata Pemkab Langkat Rasta Tarigan menyampaikan apresiasi terhadap program di Desa Telagah.

Rasta bahkan terharu karena masih ada pihak yang berinisiatif dan mau bergerak untuk hal seperti ini. Untuk itu, Rasta berencana membawa produk Gula Semut pada pameran di Jakarta.

"Saya berharap Gula Semut ini jadi produk unggulan di Langkat dan Desa Telagah jadi desa yang maju. Jadi dengan adanya program ini, pengunjung tidak hanya datang pergi. Tapi ada yang berkesan," ujar Rasta.

Perwakilan GEF Tiger UNDP Khairul Azmi menambahkan, pihaknya sangat mendukung program pemberdayaan masyarakat seperti kegiatan ini.

Apalagi Desa Telagah dikelilingi kawasan TNGL yang menjadi perhatian dunia.

"Kenapa kita dukung pariwisata? Tujuannya tak lain agar masyarakat tidak berburu atau merambah hutan," ujar Khairul.

Baca Juga: Selalu Tampil Memesona, 10 Referensi Gaya Rambut ala Amanda Manopo

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya