Berita Hoaks Laku Akibat Minat Baca Generasi Muda Rendah

Netizen harus pahami UU nomor 19 tahun 2016

Binjai, IDN Times - Perkembangan teknologi dan meningkatnya pengguna media sosial tak terlepas dari berita palsu atau hoaks. 

Secara umum, berita hoaks cepat diterima masyarakat pengguna media sosial karena minimnya minat baca, khususnya kaum millennials. Secara nasional, minat baca di Indonesia hanya 0,001 persen. 

Hal tersebut disampaikan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bekerjasama dengan Komisi I DPR RI saat menggelar seminar merajut nusantar di Hotel Graha Kardopa Binjai, Selasa (30/7).

1. Hadirkan 3 narasumber mengupas pemberitaan Hoaks

Berita Hoaks Laku Akibat Minat Baca Generasi Muda RendahIDN Times/Istimewa

Seminar dengan tema "cerdas bermedia sosial dalam menyikapi hoaks dan ujaran kebencian pasca pemilu 2019" itu dalam rangka redesain Universal Service Obligatian (USO) atau kewajiban pelayanan universal. 

Seminar ini diisi tiga orang narasumber yakni, Anggota Komisi I DPR RI Muhammad Ali Umri, Dhia Anugrah Febriansa Direktur pelayanan TI badang usaha Kominfo RI dan Dicky Zulkarnaen pengamat media sosial.

Baca Juga: Bangun Danau Toba Tak Cukup dari APBN Saja, Ini Kata Jokowi

2. Netizen harus pahami UU nomor 19 tahun 2016

Berita Hoaks Laku Akibat Minat Baca Generasi Muda Rendahcuriosity.com

Pada kesempatan itu, Ali Umri mengatakan agar dalam mengunakan sosial media masyarakat harus paham aturan undang-undang nomor 19 tahun 2016 tentang informasi dan transaksi elektronik.

"Aturan itu harus kita pahami agar tidak tersandung kasus hoaks. Kalau kita sudah menyebarkan hoaks, dilaporkan atau tidak kita pasti dihukum negara," tegas Umri. 

3. Internet ibarat pedang bermata dua

Berita Hoaks Laku Akibat Minat Baca Generasi Muda RendahIDN Times/Handoko

Sementara itu, Dhia Anugrah Febriansa mengatakan, internet ibarat pedang bermata dua tergantung bagiman cara penggunannya. 

"Selalu ada sisi positif dan negatif. Kasus-kasus yang terjadi seperti penghinaan, pornografi, hoaks, hingga penculikan dan bunuh diri dampak negatifnya dan ada juga dampak positifnya seperti sumber Informasi, media komunikasi, media pertukaran data, media bisnis dan media pendidikan," jelasnya.

Baca Juga: Soal Pemindahan Ibu Kota, Presiden Jokowi Tidak Ingin Tergesa-gesa

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya