Begini Cara Mencegah Hoaks, Saring Dulu Sebelum Sharing

Regulasi pemerintah harus didukung

Medan, IDN Times - Rangkaian Webinar Literasi Digital di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara kembali bergulir dengan tajuk “Menjadi Pejuang Anti Kabar Bohong (Hoaks)”.

Pada webinar yang menyasar target segmen siswa, dihadiri oleh sekitar 904 peserta daring. Hadir dan memberikan materinya secara virtual, para narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, yakni Dr. Lintang Ratri Rahmiaji, Dosen Ilmu Komunikasi Undip, Japelidi; Sandi Kartasasmita, Psikolog, Psikoterapis; Prof. Dr. Martina Rastuati, Wakil Rektor Universitas Negeri Medan; dan Darussalim, Pembina KIR Sumut, Guru MAN 2 Medan.

Pada Sesi pertama, Dr. Lintang Ratri Rahmiaji menyampaikan kita sudah ada di era prosumer yang artinya tidak hanya menjadi pengonsumsi dari konten tetapi bisa membuat konten itu sendiri. Kita dengan adanya internet dan media mempunyai kekuatan untuk mengekspresikan diri sendiri dalam skala yang lebih besar.

“Sayangnya kita tidak menggunakan kekuatan ini untuk menyuarakan gagasan kreatif untuk potensi diri kita,” ungkapnya.

Baca Juga: Sudah Ada Sejak Tahun 1661, Ini Kisah Hoaks Pertama di Dunia

1. Hoaks cepat tersebar karena minimnya wawasan yang dimiliki oleh pembaca

Begini Cara Mencegah Hoaks, Saring Dulu Sebelum Sharingunsplash

Sandi Kartasasmita mengatakan hoaks ini adalah suatu kondisi yang harus kita cermati di dunia sekarang karena cepatnya berita tersebar. Hoaks biasanya mempermainkan perasaan kita seperti membuat penerima berita cemas, panik, atau bahkan Bahagia agar berita cepat tersebar luaskan.

“Hoaks juga cepat tersebar karena minimnya wawasan yang dimiliki oleh pembaca. Maka saring dulu sebelum sharing karena itu adalah bukti kita caring terhadap sesama,” katanya.

2. Regulasi pemerintah harus didukung

Begini Cara Mencegah Hoaks, Saring Dulu Sebelum Sharingpribadi

Menurutnya regulasi yang dibuat oleh pemerintah yang didukung oleh pemahaman dan pengertian dari kita sebagai masyarakat. Masalah terkikis atau tidak terkikis etika bisa jadi bukanlah karena berita hoaks semata, bisa jadi dia hanya mempunyai keinginan untuk eksis, ada keinginan untuk tampil.

“Keinginan ini tidak salah namun dia menempatkan tidak pada tempatnya. Yang perlu dikembangkan dan diperhatikan adalah memiliki kepercayaan diri yang baik agar tidak terjebak dengan perilaku buruk untuk mendapatkan perhatian,” jelasnya.

3. Koaks cepat menyebar karena salah satunya adalah yang berbentuk sains hoaks

Begini Cara Mencegah Hoaks, Saring Dulu Sebelum SharingIlustrasi hoaks (IDN Times/Sukma Shakti)

Prof. Dr. Martina Rastuati, M.Si menjelaskan revolusi industri  berkembang dengan sangat pesat, dimana sekarang kita berada di era dimana semua adalah digital. Jika kita menguasai teknologi ini, kita akan menjadi orang yang beruntung karena dapat memanfaatkannya untuk memperluas wawasan sedangkan sebaliknya jika tidak menguasai teknologi yang berkembang pesat, akan tertinggal dan tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan.

“Dengan teknologi juga manfaatkanlah sebagai media untuk menyampaikan ilmu dengan etika yang baik,” katanya.

Darussalim, M.Si menuturkan hoaks cepat menyebar karena salah satunya adalah yang berbentuk sains hoaks, dimana artikel tersebut membuat pembaca percaya seolah olah artikel tersebut adalah artikel dari sumber terpercaya.

Sekali lagi untuk menyikapi berita ini kita harus pintar pintar mengelola informasi dan menggunakan critical thinking kita untuk mengelola berita yang diterima agar tidak salah menerima informasi.

Baca Juga: Ajaib, Bocah 5 Tahun di Langkat Selamat Setelah Tersambar Petir

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya