Agincourt Resources Dukung Unit Usaha Perempuan Desa Lingkar Tambang

PTAR akan sinergikan beberapa kelompok jahit binaan

Tapanuli Selatan, IDN Times - PT Agincourt Resources atau dikenal dengan Tambang Emas Martabe mendorong unit usaha yang digerakkan perempuan di desa lingkar tambang untuk lebih maju dan berdaya saing.

Perusahaan tambang yang sudah berdiri sejak 2012 konsisten mendorong perekonomi masyarakat lokal, khususnya di desa lingkar tambang. Kini puluhan unit usaha di 15 desa lingkar tambang sudah mendapat pendampingan dari tim Community Development PTAR. Teranyar adalah Kelompok Jahit Desa Batuhoring di Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumut.

Bulan lalu, kelompok jahit yang beranggotakan 11 perempuan ini mendapat bantuan alat mesin jahit listrik sebanyak 4 unit dari PTAR. Kemudian para anggota diberi pelatihan untuk memproduksi tas dan berbagai aksesoris berbahan dasar ulos.

“Awalnya mereka ini hanya menjahit baju kebaya saja. Kalau baju kan pesanannya musiman, misalnya ramai saat Natal dan Pesta ada saja. Jadi kita latih mereka untuk memproduksi tas dan lain sebagainya dari bahan ulos agar penghasilan meningkat,” ujar Nurlailah, Supervisor-Business Development & Analyst, Community Development PTAR, Selasa (12//2023).

1. Kelompok Jahit Desa Batuhoring mulai perkenalkan produk secara online

Agincourt Resources Dukung Unit Usaha Perempuan Desa Lingkar TambangLedis Hutabara, Pengurus Kelompok Jahit Desa Batuhoring di Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumut. (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Pengurus Kelompok Jahit Desa Batuhoring, Ledis Hutabarat mengatakan banyak pengetahuan baru yang mereka dapatkan dari pendampingan yang dilakukan PTAR. Salah satunya soal pemasaran digital. Agar memudahkan pemasaran produk Kelompok Jahit Desa Batuhoring, mereka membuat merek untuk tas yang akan mereka pasarkan, yaitu diberi nama Onekhe Malo yang artinya adalah pintar.

“Jadi sekarang kami udah mulai memperkenalkan dan menjual produk tas kami di sosial media seperti Instagram dengan nama akun @onekhe_karyakreatifnibat_2023,” jelasnya.

Karena musim jahit kebaya untuk Natal baru akan dimulai pada bulan Oktober, Ledis mengatakan bulan ini ia dan 10 anggota Kelompok Jahit Desa Batuhoring akan menggeber pembuatan tas dan aksesoris lainnya. Sehingga makin banyak produk yang bisa dipasarkan dan berharap produknya makin dikenal.

“Sekarang ini kami promosi sendiri, setiap ke gereja atau ke acara-acara adat kami pakai tas buatan kami, jadi yang lain pasti tanya-tanya beli dimana dan akhirnya. Kami kan baru sebulan ini bikin tas, jadi pesanan belum banyak memang,” ungkap Ledis.

2. PTAR akan sinergikan beberapa kelompok jahit di desa lingkar tambang

Agincourt Resources Dukung Unit Usaha Perempuan Desa Lingkar TambangKelompok Jahit Desa Batuhoring di Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumut. (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Nurlailah menambahkan selanjutnya PTAR akan mendorong kelompok jahit ini untuk mengikuti pameran-pameran di berbagai event untuk memperkenalkan produknya. Kemudian memberikan pelatihan pemasaran digital sehingga jangkauan penjualan produknya bisa lebih luas lagi.

Selain itu, PTAR akan mensinergikan Kelompok Jahit Desa Batuhoring dengan kelompok jahit, tenun dan pembuat ulos di desa lain dampingan PTAR. Sehingga bisa saling support.

“Ada 3 kelompok jahit di desa lingkar tambang. Tahun depan target kami melakukan program re-branding dan mendorong promosi ke pasar online. Mereka akan diberi pelatihan untuk memasarkan online ke e-commerce dan masuk ke e-catalog, sehingga produk mereka bisa dilirik oleh pemerintah,” terangnya.

3. Omzet Basreng dan Peyek Ersel meningkat 50 persen

Agincourt Resources Dukung Unit Usaha Perempuan Desa Lingkar TambangEri Susanti, pengusaha makanan ringan Bakso Goreng (Basreng) dan Peyek Kacang Ersel (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Selain melakukan pendampingan kelompok, PTAR juga melakukan pendampingan UMKM perorangan. Salah satunya adalah Eri Susanti, pengusaha makanan ringan berupa Bakso Goreng dan Peyek Kacang.

Perempuan yang akrab disapa Eri ini sudah memulai usaha dari rumah sejak 2017. Setelah lima tahun berusaha bareng suami, akhirnya Bakso Goreng (Basreng) dan Peyek Kacang buatan Eri dilirik PTAR untuk didampingi.

“Dari 2017 kami sudah memulai usaha. Awalnya belajar-belajar dari youtube, kami coba, kami pasarkan, Alhamdulillah laku. Namun dulu belum ada merk dan kemasannya plastik biasa,” jelas Eri.

Kemudian setelah mendapatkan pendampingan dari PTAR, pelan-pelan terjadi perubahan dari produk Eri. Yang paling terlihat dalam hal merek yang kini diberi nama Ersel yaitu singkatan nama suami-isti Eri dan Seli.

Kedua dalam hal kemasan. Lewat bantuan mesin plastik seal dari PTAR, kini kemasan Basreng dan Peyek Kacang Ersel lebih eksklusif dan menarik. Basreng dan Peyek Ersel ini tahan hingga dua bulan dan tanggal batas konsumsinya juga dicantumkan di kemasan.

Ketiga adalah soal perizinan. PTAR mendampingi Eri untuk pengurusan nomor induk usaha dan perizinan Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT). Sehingga produk Basreng dan Peyek Ersel lebih terpercaya untuk dikonsumsi.

“Dalam pendampingan prinsip PTAR tidak pernah memberikan uang tunai, jadi kami sifatnya mendampingin untuk memberikan pelatihan agar lebih higienis, kemasannya lebih bagus, memberikan akan produksi, dan membantu pengurusan izin,” jelas Nurlailah.

Eri mengakui sejak Basreng dan Peyek Ersel kemasannya lebih bagus dan memiliki P-IRT yang dicantumkan di kemasan, penjualannya meningkat 50 persen dibanding sebelum mendapat pendampingan dari PTAR.

“Sekarang rata-rata per hari produksi Basreng 5 Kg, Peyek 3 Kg. Jadi sejak awal pendampingan sangat terasa perubahannya, penghasilan kami meningkat 50 persen. Konsumen paling banyak itu dari pekerja tambang, kemudian ada juga yang pesan untuk oleh-oleh ke luar kota,” ujar ibu dua anak ini.

Baca Juga: 6 Kelebihan Pakai Nitrogen untuk Ban Motor Kesayangan Kamu

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya