Jejak Hitam PT SMGP, Berkali-kali Makan Korban hingga Meninggal Dunia
Kasus terbaru, ada korban bayi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mandailing Natal, IDN Times – Kasus dugaan keracunan gas dari PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) berulang kali terjadi. Masyarakat juga yang menjadi korban saban tahun Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) itu beroperasi di Kabupaten Mandailing Natal. Bahkan ada korban meninggal dunia.
Masyarakat diduga mengalami keracunan gas Hidrogen Sulfida (H2S). Dari seluruh kasus yang ada, hampir tidak ada tindakan hukum yang mengenai perusahaan.
Banyaknya korban masyarakat karena lokasi operasional perusahaan begitu dekat dengan pemukiman warga.
Kasus dugaan keracunan teranyar, terjadi pada Minggu (24/4/2022). Kebocoran gas diduga terjadi saat aktivitas pengeboran. Dari video yang beredar, gas beserta material menyembur cukup tinggi di lokasi pengeboran.
Informasi terakhir dari kepolisian menyebut, ada 21 warga yang terpaksa dilarikan ke rumah sakit. Mereka mengalami gejala pusing, mual hingga pingsan. Di antara yang menjadi korban, terdapat seorang bayi yang masih berusia enam bulan. Bayi malang itu terpaksa menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
"Kita telah amankan TKP dan evakuasi warga supaya menjauh dari TKP," kata Kapolres Madina AKBP Muhammad Reza Chairul Akbar Sidiq.
Pihak SMGP juga mengonfirmasi kejadian itu. Mereka menyebut kejadian itu lokasinya berada di area pengeboran Pad T. Gas H2S keluar bersama material lumpur. Mereka menyebut ada dua kru rig yang juga menjadi korban.
“Sampai pernyataan ini dibuat, semburan lumpur masih terjadi dan tim teknik sedang berupaya untuk melakukan penutupan sumur tersebut,” ujar juru bicara PT SMGP Yani Siskartika dalam keterangan tertulisnya, Minggu.
Di tengah kondisi korban yang dibawa ke rumah sakit, PT SMGP malah meminta warga tidak panik.
“SMGP berharap agar warga sekitar dapat tenang dan tidak panik dalam menerima informasi jika ada yang tidak tepat sumbernya. SMGP akan menginformasikan perkembangan lebih lanjut dan segera memberikan keputusan yang tepat dalam penanganan kejadian ini. SMGP akan selalu mengutamakan keselamatan warga dan pekerja,” tulis Yani.
Kejadian yang telah berulang ini menjadi sorotan dari para pegiat lingkungan. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sumut baru-baru ini merilis hasil investigasi terkait dampak operasional PT SMGP terhadap keselamatan warga di sekitar. WALHI merangkum sejumlah kasus di mana, tidak sedikit warga yang menjadi korban.
Baca Juga: Gas PT SMGP Diduga Bocor, Jumlah Korban Disebut Lebih dari 50 Orang
1. Penolakan terhadap PT SMGP sudah berulang kali dilakukan warga
WALHI mencatat sejak 2013, SMGP melakukan eksplorasi di kawasan Mandailing Natal. Mereka telah mendapatkan Izin dari Kementrian ESDM dengan luas WKP 62.900 Ha di 10 Kecamatan dan 138 Desa. Perusahaan itu diperkirakan akan menghasilkan listrik sebesar 240 megawatt.
Sejak kehadirannya, SMGP menuai penolakan dari masyarakat. Tercatat, penolakan dari masyarakat terjadi sejak 2014. Kemudian pada 2015, aksi penolakan warga berujung tewasnya satu orang korban di Desa Maga Lombang.
Penolakan juga terjadi pada 2021. Tepatnya setelah kejadian dugaan keracunan yang menewaskan lima orang pada Januari 2021. Di antara korban tewas juga terdapat usia anak.
“Warga juga melakukan penolakan dua pekan setelah kejadian Maret 2022,” kata Putra Saptian, Manajer Kajian dan Advokasi WALHI Sumut, Minggu malam.
Baca Juga: [BREAKING] Sumur SMGP Diduga Kembali Bocor, Belasan Warga Dibawa ke RS