Harimau yang Dievakuasi Dekat Pemukiman di Tapsel Malnutrisi, Kenapa?
Bakal dilepasliarkan jika pulih
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times – Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera mengevakuasi Harimau Sumatra yang masuk ke pemukiman di Desa Tapus Sipagimbal, Kecamatan Aek Bilah, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatra Utara karena dianggap meresahkan warga. Harimau itu kerap masuk ke wilayah pemukiman dan memangsa ternak milik warga.
Saat ini, harimau tersebut masih direhabilitasi di lokasi suaka yang ada di Barumun Nagari Wildlife Sanctuary (BNWS), Desa Batu Nanggar, Aek Godang, Kecamatan Batang Onang, Kabupaten Padang Lawas Utara. Kondisi kesehatannya terus dipantau karena saat dievakuasi dalam keadaan malnutrisi.
Dengan usianya yang diperkirakan 2-3 tahun, beratnya hanya 45,2 Kg. Padahal, rata-rata Harimau Sumatra pada usia yang sama beratnya mencapai 65 Kg.
Baca Juga: Harimau Sumatra Dievakuasi karena Masuk ke Pemukiman di Tapsel
1. Harimau yang dievakuasi dalam kondisi anemia dan dehidrasi
Harimau betina yang belakangan diberi nama Sri Bilah itu tengah diperiksa oleh dokter hewan. Tubuhnya diukur. Giginya diperiksa untuk memperkirakan usianya. Tim juga sudah mengambil sampel darah dan DNA hingga pemberian infus, vitamin , obat cacing dan antibiotik untuk memulihkan kondisinya.
Kepala BBKSDA Hotmauli Sianturi mengatakan jika harimau itu juga mengalami dehidrasi dan anemia. Sehingga kondisinya terlihat lemah. Di tubuhnya juga terdapat kutu.
Hotmauli juga mengungkapkan bahwa hasil pemeriksaan kimia darah Harimau Sumatera, menunjukkan adanya peningkatan bilirubin, SGOT dan SGPT yang meningkat menandakan adanya gangguan fungsi hati pada harimau tersebut, tetapi tim medis belum bisa memastikan apakah gangguan hati ini bersifat akut atau kronis (perlu dilakukan pemeriksaan ulang setelah pengobatan).
"Harimau Sumatera sampai saat ini masih dalam observasi tim medis. Pemeriksaan kesehatan lanjutan perlu dilakukan untuk melihat perkembangan kondisinya pasca pengobatan pertama, terutama pemeriksaan fungsi hati, dengan melakukan pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan laboratorium nantinya. Kemudian monitoring berkaitan dengan nafsu makan, agresifitas serta pergerakannya, tetap dilakukan oleh tim medis," ujar Hotmauli di Medan, Senin (31/8/2020).
Baca Juga: Dalam Dua Hari, Petugas Temukan Bangkai Harimau dan Gajah Sumatra