TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Aquabike Toba 2023, Pelaku Usaha Diingatkan Terapkan Harga Wajar

Penyelenggara gratiskan penonton

Konferensi pers jelang ajang Aquabike Jetski World Championship 2023 Danau Toba, Kota Medan, Jumat (17/11/2023). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Medan, IDN Times – Gelaran Aquabike Jetski World Championship 2023 di Danau toba tinggal menghitung hari. Pertandingan jet ski air itu akan digelar pada 22 – 26 November di empat kabupaten sekaligus, Toba, Karo, Dairi dan Samosir.

Kali ini, penyelenggara tidak menerapkan tiket untuk menonton ajang balapan internasional itu. Berbeda dengan dengan ajang F1H20 yang digelar beberapa waktu lalu. Pemerintah menarget, ajang aquabike bisa mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan. Baik domestik atu pun mancanegara.

Selain itu, ajang ini juga diklaim bisa mendongkrak pendapatan masyarakat.  Namun pemerintah mengingatkan pelaku usaha untuk tidak memanfaatkan momen dan mematok harga yang tidak wajar. Baik untuk akomodasi, restoran hingga tarif parkir.  

“Tidak tertutup kemungkinan bagi masyarakat yang kalau mau buka tempat menonton silahkan. Tentu wajar, kalau dia minta fee (uang), tapi kita sudah meminta untuk mengawal ini. Jangan justru sampai menyakiti hati penonton sendiri. Tujuan kita bagaimana mendapat momen bagi masyarakat, tapi dengan cara yang santun, benar, dan membuat orang nyaman,” ujar Asisten Deputi Pengembangan pariwisata berkelanjutan Kementerian koordinator bidang kemaritiman dan investasi, Kosmas Harefa, dalam konferensi pers di Medan, Jumat (17/11/2023).

1. Belajar dari ajang F1H20

Gelaran Aquabike di Lithuania. (Photo: Arek Rejs)

Penyelenggara banyak belajar dari ajang F1H20 Februari lalu. Tidak sedikit pengunjung yang mengeluhkan soal tarif yang kebablasan. Misalnya, penginapan yang pada hari biasa dipatok dengan harga ratusan ribu rupiah, melonjak hingga Rp2 juta per malam.

“Kita kalau mau naikkan harga saat event itu wajar saja, tapi jangan keterlaluan. Misalnya biasa harga kamar Rp 200 ribu menjadi Rp 700 ribu itu oke, tapi kalau sampai Rp 2 juta itu gak benar,” katanya.

Selain soal tarif yang kebablasan, penyelenggara juga sudah melakukan evaluasi terhadap ajang F1H20. Mereka optimis, berbagai polemik yang sempat terjadi di ajang F1H2O tidak akan terulang lagi.

Kosmas juga mendorong pemerintah di masing-masing kabupaten melakukan pengawasan terhadap pelaku usaha. Mereka juga diminta mematuhi peraturan daerah tentang batas tarif atas dan bawah di destinasi wisata.

2. Mendongkrak destinasi superprioritas butuh proses

Warga Balige nonton bareng F1H2O di pinggiran Danau Toba, Sabtu (25/2/2023). (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Ajang Aquabike diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Aviasi Pariwisata Indonesia atau Injourney. Direktur pemasaran dan program pariwisata In Journey, Maya Watono juga mengakui, untuk mendongkrak kunjungan ke Danau Toba sebagai destinasi superprioritas membutuhkan proses panjang. Mereka belajar betul bagaimana saat menggelar F1H2O. Termasuk untuk mendatangkan wisatawan mancanegara.

Pemerintah memang harus memperkuat konektivitas di jalur udara, air, dan darat. Seperti ketersediaan akomodasi transportasi bandara dan maskapai, perhotelan berbintang, hingga fasilitas pendukung lainnya. 

“Karena tanpa konektivitas, wisatawan asing akan sangat sulit datang. Seberapa pun cantiknya tempat kalau tidak bisa pergi ke sana itu kan akan sulit. Jadi, konektivitas dalam hal ini akomodasi. Itu memang isu hampir di semua daerah pariwisata,” kata Maya.

Pada ajang Aquabike, mereka memastikan ada ratusan pengunjung dari luar negeri. Termasuk keluarga para pembalap yang turut ikut ke Danau Toba.

Baca Juga: Aquabike Jetski World Championship Toba akan Dimeriahkan Pesta Rakyat

Berita Terkini Lainnya