Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
rekaman CCTV yang menunjukkan pegawai warkop diserang komplotan preman (dok.istimewa)

Medan, IDN Times - Jufrial Agusti (60) tak mampu membendung rasa kecewanya saat melihat warung kopi (warkop) miliknya diobrak-abrik oleh sekelompok preman. Niat ingin berdagang pada libur lebaran, ia justru menerima pil pahit saat karyawannya juga menjadi sasaran kekerasan.

Menurut keterangannya, komplotan preman itu awalnya datang ingin meminjam gelas milik warkop. Karena tidak dipinjamkan, mereka pada akhirnya mengamuk dan mengobrak-abrik seisi warkop sampai pengunjung ketakutan dan pergi berhamburan.

1. Komplotan preman menyerang warkop akibat tidak dipinjamkan gelas

Jufrial selaku pemilik warkop (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Jufrial membeberkan kronologi penyerangan yang terjadi di warkop miliknya. Konflik bermula saat komplotan preman meminjam gelas kepada pegawai warkop tersebut namun tidak dipinjamkan.

"Malam Kamis sekitar jam 10 malam, ada anak anak muda setempat (preman). Menurut kabar yang kami terima dari pegawai kami, pemuda setempat ini awalnya meminjam gelas. Tapi sebelumnya juga sudah minjam gelas, jadi tidak dikasih karena kebetulan sedang banyak pengunjung," kata Jufrial kepada IDN Times, Jumat (4/4/2025) sore.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa ternyata gelas tersebut ingin digunakan preman-preman itu untuk meminum alkohol. Hal itu juga menjadi alasan mengapa para pegawai memilih untuk tidak meminjamkannya.

"Setelah diketahui gelas tersebut digunakan untuk minum alkohol. Setelah tidak dikasih pinjam, rupanya mereka marah-marah, mengamuk, dan memukuli salah satu karyawan yang dipercaya mengkoordinir warkop," lanjutnya.

2. Satu pegawai warkop luka-luka akibat dihajar, begitu juga dengan perkakas warkop yang dirusak preman

rekaman CCTV yang menunjukkan pegawai warkop diserang komplotan preman (dok.istimewa)

Jufrial menerangkan bahwa kompolotan preman yang datang ditaksir berjumlah lebih dari 4 orang. Dari pantauan CCTV yang beredar luas, mereka tak hanya memukuli karyawan warkop namun juga mengobrak-abrik perkakas.

"Mereka menghancurkan gelas dan melempar-lempar kursi di warkop. Itu yang kami sesali. Kalau memang ada masalah pribadi dengan pegawai warkop, tapi jangan warkop yang jadi sasaran dengan dihancurkan," jelas Jufrial.

Akibat dikeroyok, pegawai warkop mengalami luka-luka. Termasuk di kepala dan wajahnya.

"Ada luka bengkak di pipi. Kemarin kami laporkan ke polsek Medan Timur. Korban sudah kami visum. Di kepala dia merasa pusing. Lalu sesak karena dadanya juga ada memar akibat dipukul. Setelah ditanyai polisi, dia (korban) gak tahu jelas makai apa pelaku mukulnya. Bisa makai batu atau tangan. Tiba-tiba dipukul sampai kepalanya oyong. Ditumbuk lagi mukanya, dipukul pakai kursi, ada lagi yang memukul kepalanya pakai sapu. Macam-macam. Ada pakai sapu, kursi, tangan kosong, batu, sutil. Pokoknya dikeroyok 4 orang yang dia lihat," bebernya.

3. Pelanggan berhamburan pergi karena takut menjadi sasaran amuk preman

Pelanggan berhamburan akibat warkop diserang preman (dok.istimewa)

Diakui oleh Jufrial atas kerusuhan yang terjadi, para pengunjung juga berhamburan. Mereka ketakutan hingga pada akhirnya meninggalkan warkop.

"Kursi gak ada yang patah, cuma dilempar-lempar. Pengunjung lari ketakutan sampai banyak yang gak bayar. Mie bangladesh pesanan mereka juga dilempar para pelaku," aku Jufrial.

Penyerangan ini baru pertama terjadi di warkopnya. Sebab selama ini Jufrial mengatakan bahwa mereka selalu menjaga hubungan baik dengan masyarakat setempat.

"Baru kali ini. Warkop ini mendiang anak saya yang punya. Almarhum sangat royal kepada masyarakat dan pemuda setempat. Dan itu diakui mereka (pelaku) juga. Makanya kita tidak paham kenapa justru terjadi begini. Mungkin merrka dalam keadaan mabuk atau gak sehat," pungkasnya.

4. Salah satu pelaku penyerangan sudah ditangkap polisi

Tersangka Yopi yang terlibat dalam penyerangan warkop (dok.Polsek Medan Timur)

Terpisah, Kapolsek Medan Timur Kompol Briston membenarkan penyerangan yang terjadi di warkop dekat Kampus UMSU itu. Ia mengatakan bahwa pihaknya juga telah menangkap salah satu dari komplotan preman yang melakukan penyerangan.

"Terkait penganiayaan yang dilakukan secara bersama-sama terhadap pegawai Warkop Jaya Jalan Mukhtar Basri, Kelurahan Glugur Darat, personel Opsnal Reskrim Polsek Medan Timur mengamankan 1 orang pelaku atas nama Yopi Molana (36). Berdasarkan rekaman CCTV dia ikut melakukan penganiayaan terhadap karyawan Warkop Jaya," terang Briston.

Ia membenarkan bahwa ada pelaku lain yang masih dalam pengejaran. Mereka merupakan preman sekaligus teman dari tersangka Yopi.

"Berdasarkan keterangan tersangka Yopi bahwa benar mereka telah melakukan penganiayaan secara bersama-sama terhadap seorang laki-laki yang bekerja di Warkop Jaya. Penganiayaan tersebut terjadi karena Yopi CS tersinggung sebagai pemuda setempat merasa tidak dihargai oleh pemilik dan karyawan Warkop Jaya. Awal mulanya mereka meminjam gelas, tapi tidak dipenuhi oleh karyawan dengan alasan pengunjung ramai," pungkasnya.

Dari peristiwa ini, polisi mengamankan sejumlah barang bukti. Di antaranya adalah rekaman CCTV, batu dan sapu yang digunakan memukul Korban, speaker yang dilemparkan kepada korban, dan sendok goreng yang juga digunakan untuk menyerang pegawai.

Editorial Team