Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Jalur alternatif yang dibangun warga di perbatasan Kampung Bener Meriah dan Kampung Wih Porak, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah, Aceh. (IDN Times/Muhammad Saifullah)
Jalur alternatif yang dibangun warga di perbatasan Kampung Bener Meriah dan Kampung Wih Porak, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah, Aceh. (IDN Times/Muhammad Saifullah)

Intinya sih...

  • Warga gotong royong bangun jalur alternatif dan jembatan di Bener Meriah

  • Warga membuat jalur alternatif agar kendaraan bisa dilintasi dan membawa bantuan

  • Jembatan Tenge Besi satu-satunya akses yang belum bisa dilalui kendaraan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bener Meriah, IDN Times - Banjir bandang dan tanah longsor melanda 18 kabupaten kota di Aceh, termasuk Kabupaten Bener Meriah, menjelang akhir November 2025. Bencana hidrometeorologi tersebut menghancurkan sejumlah rumah warga dan membuat akses jalan putus sehingga melumpuhkan aktivitas.

Seperti yang terjadi di kawasan Jalan Raya Bireuen-Takengon. Jalan yang menghubungkan antara Kabupaten Bireuen, Kabupaten Bener Meriah, dan Kabupaten Aceh Tengah.

1. Warga gotong royong membuat jalur alternatif beserta jembatan

Jalur alternatif yang dibangun warga di perbatasan Kampung Bener Meriah dan Kampung Wih Porak, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah, Aceh. (IDN Times/Muhammad Saifullah)

Salah satu daerah di Jalan Raya Bireuen-Takengon yang tidak bisa lagi dilalui kendaraan yakni kawasan Enang-Enang di Kampung Lancang, Kecamatan Pintu Rime Gayo. Warga dari berbagai kampung sekitar lalu membuat jalur alternatif agar bisa dilalui kendaraan.

Januar mengatakan warga dari Kampung Bener Meriah dan Kampung Wih Pora di Kecamatan Pintu Rime Gayo bergotong royong membuat jalur alternatif di perbatasan kampung mereka dua hari usai bencana. Jalan itu sebelumnya turut luluh lantak diterjang bencana.

“Jalur alternatif ini ada berkat gotong-royong antara dua desa, yakni Kampung Bener Meriah dan Kampung Wih Pora,” kata Januar, warga setempat, Minggu (21/12/2025).

2. Agar bisa dilintasi warga membawa bantuan maupun logistik

Kondisi Jembatan Tenge Besi di Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah, Aceh. (IDN Times/Muhammad Saifullah)

Alasan Januar dan kawan-kawan bergotong royong sederhana, karena Jalan Raya Bireuen-Takengon di kawasan Enang-Enang putus sehingga jalur alternatif yang mereka buat untuk membantu warga lainnya.

“Karena butuh akses untuk bantuan,” ujar Januar.

Januar dan kawan-kawan mengaku tidak mematok tarif bagi kendaraan ingin yang melintas. Mereka hanya menerima bila ada sumbangan dari warga. Bila ada kendaraan yang terperosok lumpur saat melintas, warga setempat akan membantu.

Jalur alternatif ini bisa dilalui lewat Simpang Werlah menuju Simpang Lancang, Kampung Lancang di Kecamatan Pintu Rime Gayo. Selain di Desa Bener Meriah dan Desa Weh Pora, ada dua titik kerusakan jalan serta jembatan putus di jalur alternatif tersebut.

3. Tinggal kawasan Jembatan Tenge Besi yang belum bisa dilalui kendaraan

Kondisi jalan kilometer 60 di Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah, Aceh. (IDN Times/Muhammad Saifullah)

Sehubungan dengan itu, berdasarkan pantauan IDN Times, ada tiga titik jalan lintas nasional yang putus di Kabupaten Bener Meriah. Khususnya untuk di Jalan Raya Bireuen-Takengon.

Di antaranya masing-masing di Kecamatan Pintu Rime Gayo, yakni Enang-Enang di Kampung Simpang Lancang, Kilometer 60, dan Tenge Besi. Kemudian di Jembatan Uma Besi, Kecamatan Gajah Putih.

“Jembatan Tenge Besi, itu yang belum bisa dilalui. Itu satu-satunya akses yang belum bisa dilalui roda dua sama roda empat,” kata Jufri, salah seorang warga Kecamatan Pintu Rime Gayo, Minggu (21/12/2025).

Jufri mengatakan dua jalan yang sempat putus total saat ini sudah bisa dilalui kendaraan roda dua maupun empat, yakni di kawasan Kilometer 60 di Kecamatan Pintu Rime Gayo dan Uma Besi di Kecamatan Gajah Putih.

Meski demikian, sistem buka tutup untuk kendaraan yang melintas dengan menyesuaikan jadwal pengerjaan masih tetap dilakukan.

“Tidak sepenuhnya ditutup, sebab terkadang masyarakat harus melintas untuk membawa kebutuhan logistik seperti beras dan sebagainya,” ujarnya.

Editorial Team