Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono saat mengunjungi Kantor Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan di Medan (IDN Times/Indah Permata Sari)
Menurut Sudaryono, yang menjadi strategi selain menambah area tanam luasan kebun sawit. Nanti akan harus mencari dan dibuat dan ditanam bibit yang bagus.
“Itu 30 persen sendiri bedanya. Sehingga, ini penting dan disini sudah ada 1 lab uji DNA untuk mengetahui bibit bagus atau tidak bagus sehingga sebelum jadi kecambah sebelum ditanam kita sudah tahu mana yang bagus dan mana yang tidak dan itu berlaku untuk yang lain, kelapa, kakao dan feritas atau tanaman yang menjadi unggulan kita,” terangnya.
Lanjutnya, untuk keunggulan di Indonesia ada perkebunan dan sawit sebagai juara. Sehingga, harus membawa jenis hasil bumi yang lain untuk unggul juga seperti kelapa, kakao, lada, cengkeh, pala dan lainnya.
“Maka kunjungan ini menjadi penting, satu kesimpulan bahwa kita mampu, alat mampu dan orang mampu. Kemudian yang intinya kita mampu, hanya ini urusan kita dorong barangkali mungkin kalau perlu ada tambahan anggaran sedikit supaya betul-betul apa yang kita mampu bisa menjadi sesuatu yang pasti unggulnya di semua komoditas dan sampai ke rakyat dan ditanam oleh rakyat,” jelasnya.
Diketahui bahwa, B35 adalah campuran bahan bakar nabati dari minyak kelapa sawit, dengan kadar minyak sawitnya 35 persen, sementara 65 persen sisanya dari Bahan Bakar Minyak (BBM) solar.