Li Claudia saat berkunjung ke Kampung Tua Pasir Merah, Pulau Rempang (IDN Times/Putra Gema Pamungkas)
Sebagaimana diketahui sebelumnya, pada Sabtu (29/3/2025) Pukul 15.15 WIB, Li Claudia mendampingi Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara dan Wali Kota Batam yang juga Kepala BP Batam, Amsakar Achmad, dalam kunjungan ke Kampung Tua Pasir Merah, Sembulang, Pulau Rempang. Kunjungan tersebut bertujuan menyerap aspirasi masyarakat yang hingga kini masih menolak proses relokasi PSN tahap pertama.
Ratusan warga menyambut kedatangan rombongan dengan membentangkan spanduk penolakan PSN. Melihat hal itu, Li Claudia beberapa kali meminta agar spanduk-spanduk yang mayoritas dibentangkan oleh ibu-ibu diturunkan.
"Ditutup saja, Bu. Tidak usah pakai spanduk seperti ini," kata Li Claudia. Namun, permintaan itu tidak digubris warga.
Dalam diskusi yang berlangsung pada Pukul 16.30 WIB, Li Claudia menegaskan bahwa program transmigrasi bersifat sukarela. Namun, ia kembali menyoroti penggunaan spanduk penolakan oleh warga.
"Sebenarnya anak bu Li pun mau ikut, tapi emak-emak pegang spanduk begini, kami nggak mau relokasi, kami gak transmigrasi, anak bu Li ketakutan, gak berani masuk. Jadi bapak ibu saya minta tolong tidak semua kepala daerah atau dari kementerian masuk mau gusur bapak ibu, kami datang ini mau silaturahmi, mau mengucapkan terimakasih karena bapak ibu sudah memilih bu Li dan pak Amsakar kemarin," kata Li Claudia.
"Tadi kata pak menteri, transmigrasi itu bagi yang mau, kalau emak-emak rasa tidak mau, ya sudah tidak apa apa, tetapi tidak usah teriak teriak malu mak. Besok-besok kalau bu Li datang lagi sama pak Amsakar, sama pak menteri, nyambut bu Li jangan bawa ini ya (menunjuk sepanduk penolakan)," tegas Li Claudia. Pernyataan itu langsung disambut warga dengan seruan bahwa mereka akan tetap membawa spanduk sebagai bentuk protes.
"Oh yasudah, kalau tetap dibawa, bu Li gak mau kesini, nanti program bu Li gak sampai sini, biarin aja. Gpp ya?," ungkap Li Claudia. Hal itu disambut riuh teriakan warga, "Kami masyarakat adat tetap menolak," tegas warga.
"Ok kalau gitu pak Wali Kota, untuk disini, kita gak perlu kesini pak wali, jadi seragam sekolah untuk anak SD SMP gak perlu sampai sini, insentif untuk latihan emak-emak yang tiap bulan tidak usah juga," lanjut Li Claudia. Hal itu kembali disambut teriakan warga setempat "yang penting tidak digusur," tegas warga.
Salah satu perwakilan warga Sembulang Hulu, Miswadi menegaskan, mereka akan tetap membawa spanduk penolakan hingga pemerintah memberikan legalitas atas lahan kampung-kampung tua di Pulau Rempang. "Akui identitas kami dulu, baru kita bicara," tegasnya.
Meski diskusi berlangsung alot, tidak terjadi pertikaian. Rombongan Menteri Iftitah meninggalkan Kampung Tua Pasir Merah pada Pukul 17.15 WIB setelah sebelumnya melakukan peninjauan area pelabuhan di Kampung Tua Pasir Merah, Pulau Rempang.
Pada Pukul 19.15 WIB, upaya konfirmasi ulang turut dilakukan IDN Times kepada Li Claudia Chandra. Dalam kesempatan doorstop di kawasan jembatan penghubung Pulau Rempang dan Pulau Setokok, Li Claudia mengubah pernyataannya. Ia menegaskan bahwa program pemerintah tetap akan berjalan di Pulau Rempang.
"Untuk warga rempang yang saya cintai, khususnya emak-emak dan anak-anak saya, tadi saya bercanda ya, program tetap turun loh untuk emak-emak dan anak-anakku, i love you," ungkap Li Claudia.