diskusi oleh Voice of Foreat ungkap data perdagangan satwa di Sumut sepanjang 2022 dan 2023 (IDN Times/Eko Agus Herianto)
Diskusi terbuka yang diselenggarakan Voice of Forest memantik puluhan mahasiswa yang ikut serta. Salah satunya Ogek, mahasiswa FISIP USU. Setelah mengikuti jalannya diskusi dirinya berpendapat jika pengetahuan soal konservasi alam dan satwa sangat penting.
"Isu perdagangan satwa mungkin saat ini dampaknya belum dirasakan, namun sesungguhnya akan membawa dampak yang sangat besar bagi keberlangsungan ekosistem di kemudian hari. Susahnya bagi kita adalah kita harus membuat kesadaran secara intelektual di tengah masyarakat awam," kata Ogek.
Dirinya berpendapat jika isu perdagangan satwa bagi masyarakat umum sering disepelekan, sebab dampaknya tidak langsung dirasakan. Hal ini disebutnya tidak seperti narkotika yang memberi dampak secara lugas dan dekat dengan masyarakat.
"Awalnya saya merasa aneh, apa korelasinya antara ilmu sosial dengan diskusi perdagangan satwa? Tapi setelah dijelaskan oleh pemateri, bahwa isu lingkungan ini sebenarnya membawa dampak kepada masyarakat sendiri. Sebelum ini saya mikirnya untuk apa isu ini diurusi? Karena, kan, tidak ada juga dampaknya secara langsung ke saya dan keluarga saya, namun tadi Voice of Forest menjelaskan contoh yang real dan membuat saya sadar bahwa ada yang tidak beres dari gejala-gejala perubahan iklim atau akibat dari perdagangan satwa," tutur Ogek.
Dirinya menganggap jika Voice of Forest dan mahasiswa akan melewati perjuangan yang berat untuk menyuarakan isu perdagangan satwa. Sebab baginya sangat sulit untuk menyadarkan orang tentang isu lingkungan.
Melalui diskusi ini Voice of Forest berharap agar Mahasiswa mau terlibat dalam upaya konservasi, khususnya terlibat dalam usaha penyadaran bagi orang lain yang belum mengetahui dampak yang ditimbulkan dari perdagangan satwa.