Virus Hog Cholera Serang Babi di Tapanuli Utara, Peternak Resah

Tapanuli Utara, IDN Times - Pemilik Ternak babi di Kabupaten Tapanuli Utara kaget. Babi-babi di sana mati mendadak.
Diduga kuat karena babi-babi itu terserang wabah demam babi klasik (Hog Cholera). Peternak di Desa Simorangkir Hanbiaaran, Kecamatan Siatar Barita, Tapanuli Utara mulai resah.
Informasi yang dihimpun, Hog Cholera ditandai dengan demam tinggi, kejang dan pendarahan pada bagian permukaan bagian kulit dan bagian organ dalam babi.
1. Kecamatan Siatas Barita termasuk yang terparah

Peternak babi berharap ada solusi dari pemrintah. Mereka takut terus merugi karena ternak mereka mati.
"Tolong pemerintah segera mencari penyebabnya, masyarakat resah karena hewanya berkurang," ujar kepala Desa Simorangkir Hardi Saut Simorangkir, Senin (15/10).
Sudah dua minggu terakhir kematian babi itu terjadi. Gejala yang terlihat, babi gemetar lalu mati.
2. Pemerintah mulai berikan vaksin

Meski kematian babi cukup masif, Hardi mengaku mulai berkurang. Karena Pemkab Taput mulai memberikan vaksin.
“Jadi pemerintah mlakukan pencegahan dengan memberikan antibiotik supaya tidak menular,” ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Taput Sondang Ey Pasaribu.
Membenarkan soal virus Hog Cholera yang menyebar di daerahnya. Tak kurang 52 ekor babi yang mati di Siatas Barita, Taput.
3. Penanganan babi yang mati digalakkan ke masyarakat

Vaksinasi yang dilakukan Pemkab disebut menekan keangka kematian babi. Selain itu, pihaknya mengatakan sudah melakukan penyuluhan kepada masyarakat peternak.
"Kita juga melakukan penyuluhan kepada masyarakat untuk melaksanakan sanitasi dan desinfeksi kandang, tidak memotong ternak yg tertular, membawa ternak dari daerah tertular, serta mengubur ternak yang mati, bukan membuangnya ke sungai," ujar Sondang.
Surat edaran Bupati Taput juga sudah disebar ke seluruh kecamatan.
"Kami juga segera menginformasikan ke Petugas Peternakan apabila disinyalir ada penularan ternak," ujar Sondang.
Dia juga menegaskan jika Hog Cholera tidak menular kepada manusia. Namun masyarakat tetap diimbau untuk tidak memakan babi yang tertular.
" Kemudian ternak yang tertular virus tersebut kalau ternaknya mati dikuburlah jangan dibuang, karena bangkai apapun kalau dibuang sembarangan bisa menimbulkan penyakit lain bagi manusia," pungkasnya.