Kondisi Sri Nabilla, Harimau Sumatra Betina yang dievakuasi karena masuk ke pemukiman warga di kawasan Tapanuli Selatan. (dok. BBKSDA)
Agus menyampaikan, konflik antara manusia dan harimau telah terjadi sejak awal Oktober 2021 sampai dengan saat ini di sejumlah daerah dalam wilayah Kabupaten Aceh Selatan. Mulai dari Gampong Seulekat, Gampong Simpang, Gampong Krueng Batee, Gampong Gunung Kapho dan terakhir di Gampong Panton Bili.
"Satu individu harimau yang diduga induk sering terlihat di lokasi-lokasi tersebut," ucapnya.
Sebagai upaya penanganan konflik tersebut, BKSDA Aceh serta didukung dengan BBTNGL, Muspika, WCS-IP, dan FKL melakukan berbagai upaya antara lain sosialisasi, patroli, pemasangan kamera trap di lokasi konflik, upaya penghalauan termasuk dengan mendatangkan pawang, dan memasang kandang jebak.
Hasil pengecekan kamera trap, terdeteksi bahwa ada tiga individu Harimau Sumatra. Selain itu, pada 31 Oktober 2021, satu individu terlihat di kawasan objek wisata Sigantang Sira. Selanjutnya, kejadian terakhir yang sempat menjadi viral, dikatakan Agus, yaitu di Gampong Panton Bili pada 7 November 2021, harimau kembali terlihat pada pukul 15.30-17.30 WIB.
"Posisi kemunculan harimau tersebut berada di dekat jalan lintas sehingga banyak warga yang mendekat untuk merekam kemunculan harimau tersebut," imbuhnya.
"Dari beberapa kemunculan, berdasarkan hasil rapat teknis bersama tim medis disimpulkan bahwa satwa dilindungi itu menunjukan adanya perilaku di luar kondisi normal. Harimau tidak merasa terusik dengan kehadiran manusia yang ada di dekatnya," jelas Agus.