Simalungun, IDN Times - Seorang kuli bangunan nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri, Rabu (31/10). Pria ini berinisial DA. Ia ditemukan tergantung dengan tali menjerat lehernya di sebuah batang pohon besar depan rumahnya, Nagori Pematang Gajing, Kabupaten Simalungun.
DA pertama kali ditemukan istri keduanya, NU. Kemudian NU memanggil keluarga dan tetangga. Selanjutnya kejadian itu dilapor ke pihak berwajib.
NU dalam keterangannya kepada polisi, mengaku malam sebelum menemukan suaminya tak bernyawa lagi di bawah pohon, ia diminta tidur lebih dulu.
Padahal NU mengajak untuk tidur bersama. Namun ternyata, itulah komunikasi terakhir antara ia dan suaminya yang berusia 38 tahun itu.
Pagi keesokan harinya telepon genggam milik DA bernunyi. NUyang mendengar bunyi panggilan itu awalnya tidak mengambil pusing. Karena biasanya, memang teman suaminya setiap pagi menelpon untuk mengajak bekerja.
Ditunggu selang beberapa menit, telepon suaminya tetap berdering, pertanda belum dijawab. NU pun penasaran dan bangun dari tidurnya. Ia heran melihat suaminya tidak ada di kamar.
Selanjutnya NU mencari keberadaan suaminya itu. Betapa terkejutnya ia melihat DA tergantung di pohon rambutan depan rumahnya.
Kepolisian Resort Simalungun dan dibantu bidan setempat mengevakuasi tubuh korban.Dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan luka akibat kekerasan melainkan sejumlah ciri-ciri korban gantung diri.
Keluarga pun sepakat akan hal itu. Jenazah DA tidak dilakukan autopsi. Keluarga dan kepolisian sepakat bahwa DA meninggal dunia akibat gantung diri dengan menggunakan benang nilon.
Sebelum ditemukan tewas gantung diri, DA ternyata menjadi terlapor di Polres Simalungun. Ia tidak sendirian. Dalam laporan terhadapnya, turut juga NU.
Dari surat pemanggilan yang dilayangkan terhadap keduanya, tertera nama SU sebagai pelapor. SU merupakan istri pertamanya karena laporan tentang perkawinan halangan.