Simbol ACAB di pagar seng Pengadilan Negeri Medan (IDN Times/Eko Agus Herianto)
Masyarakat Sumut dari berbagai elemen seperti buruh, mahasiswa, pelajar, hingga ojek online silih berganti menyampaikan aspirasi di depan DPRD Sumut sejak tanggal 26 sampai 29 Agustus. Mereka tajam mengkritik anggota DPR yang mendapatkan tunjangan gaji luar biasa mahal. Bagi mereka hal ini sangat kontradiktif dengan masyarakat Indonesia yang belum sejahtera.
Suasana semakin keruh ketika aksi di Jakarta yang menewaskan driver Ojol bernama Affan Kurniawan. Pria berumur 21 tahun itu meninggal dunia dilindas oleh mobil Baracuda milik Brimob.
Insiden Affan memicu kemarahan publik, termasuk masyarakat yang ada di Kota Medan. Jika sebelumnya massa aksi sangat kecewa dengan DPR, setelah insiden Affan mereka murka dengan institusi Polri yang represif menangani gelombang massa.
Pantauan IDN Times, setelah aksi ricuh di DPRD Sumut, simbol ACAB dan kode 1312 memenuhi sudut-sudut Kota Medan. Dari jalan raya, tembok-tembok, jembatan, hingga pagar dicoret massa aksi menggunakan cat semprot.
1312 sendiri merupakan kode numerik yang dibaca berdasarkan urutan abjad. A=1, B=2, C=3 dan seterusnya. Secara afabetik, 1312 dibaca ACAB, sekaligus singkatan dari "All Cops Are Bastards". Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, ACAB bermakna "Semua Polisi Adalah Bajingan". Simbol ini sebagai representasi kemarahan rakyat kepada polisi yang dinilai kurang menjalankan tugasnya dengan baik.