Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Suasana belajar patternmaking and fashion designer di salah satu kampus Malaysia (instagram@acarahmii)

Medan, IDN Times - Malaysia merupakan salah satu negara terbaik untuk mengenyam pendidikan tinggi. Hal yang membuat tertarik para mahasiswa khsususnya Indonesia di negara ini adalah, mendapatkan visa tinggal cukup mudah dan banyak penduduk yang berbahasa Inggris, sehingga banyak Universitas asing yang memiliki cabang di Malaysia.

Selain itu, biaya pendidikan dan tinggal di Malaysia cukup murah dan Kota Kuala Lumpur dinobatkan sebagai kota paling terjangkau di dunia selama dua tahun berturut-turut.

Sejumlah kampus di Malaysia menjadi tujuan para mahasiswa Indonesia untuk mengenyam pendidikan juga mengembangkan inovasi dan kreativitas.

Salah seorang gadis asal Medan bernama Tasya Tsabitha Rahmi atau akrab dipanggil Aca, putri Wakil Wali Kota Medan, Aulia Rachman salah satu yang telah menikmati masa pendidikannya di Malaysia. Dia mengambil jurusan Patternmaking for Fashion Designer di ESMOD Kuala Lumpur.

Aca berbagi pengalaman dan 3 catatan hal penting untuk para pemula atau yang ingin berkuliah di Kuala Lumpur sesuai pengalamannya.

1. Dapat berbahasa Inggris dan wajib bahasa Melayu

Tasya Tsabitha Rahmi (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Berdasarkan pengalaman Aca yang saat ini sedang sibuk-sibuknya pada akhir perkuliahan dengan segala persiapan bahwa hal yang menjadi catatan adalah bahasa Inggris yang menjadi dasar. Selain Bahasa Inggris juga diwajibkan untuk dapat berbahasa Melayu, dikarenakan penduduk Malaysia didominasi suku Melayu.

"Tergantung sih, kalau kita Universitas Negeri. Mereka bahasa utamanya itu bahasa Melayu, cuma kalau kayak aku privat internasional itu bahasa utamanya Bahasa Inggris. Tapi tetap harus belajar bahasa Melayu, karena setiap universitas di sana mau itu internasional, swasta atau negeri khususnya untuk internasional studen khusus ada kelas bahasa Melayunya. Seperti kita kelas bahasa Indonesia," jelasnya.

2. Pandai bergaul dengan siapa saja seperti pada umumnya karena berhadapan dengan banyak suku

Tasya Tsabitha Rahmi (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Tak hanya pandai atau pintar secara akademis dan lainnya, tetapi diperlukan juga kepintaran dalam bergaul untuk dapat memahami kondisi dan situasi dengan banyaknya suku di sana.

"Paling pandai bergaul aja, karena di sana itu rentan sekali rasisme. Di sana banyak suku seperti India, China, Melayu dan lainnya. Kayak sewa apartemen, kadang mereka mau nanyak suku apa. Karena mereka kadang mau hanya mau sewakan sesama suku mereka. Ya pandai aja bawa diri dan bergaul," ucap Aca.

3. Jangan bolos masuk kelas kuliah yang sudah ditetapkan

Tasya Tsabitha Rahmi (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Dan yang paling penting menjadi catatan terakhir adalah jangan sering tidak masuk kuliah atau bolos, karena akan bermasalah di visa.

"Ikuti aja kalau memang jurusannya akademis ya pandai-pandai. Karena kalau di sana itu dua kali skip kelas atau gak masuk kelas itu bermasalah di visanya. Jadi bisa di Drop Out (DO) dan dideportasi," tutur Aca.

Karena itu mahasiswa di Malaysia harus rajin agar tidak ada masalah pada administrasi, atau lainnya. "Itu dikasih maksimal mengulang 2 atau 3 kali semester. Lewat dari itu kita di-DO," ujarnya.

Keseruan lainnya yang dirasakan Aca di masa perkuliahan yakni banyak teman internasional.

"Aku sukanya di sana itu banyak teman internasional. Jadi aku lebih minder dengan banyak hal. Apalagi di Fashion itu kan semua jenis manusia ada. Jadi ya asyik dan seru. Jadi dari segi pertemanan. Kampus aku itu benar-benar art jadi kami fokus di situ, gak ada yang akademis sama sekali," tutur Aca.

"Banyak juga kawan aku yang beda jurusan. Artinya benar-benar pertemanan disana erat asal pandai berbaur dan bawa diri," tutupnya.

Topics

Editorial Team