Calon Gubernur nomor urut 1 Edy Rahmayadi berkampanye di Kabupaten Nias Selatan, Jumat (15/11/2024). (Dok Tim Edy - Hasan)
Yance menegaskan dugaan keperpihakan Muryanto sebagai aparatur sipil negara (ASN) kepada salah satu paslon di Pilgub Sumut 2024 ini. Hal ini, ia menilai merusak demokrasi di Sumut ini.
"Silakan Prof Muryanto Amin untuk segera menyampaikan klarifikasi. Kalau salah ini, dimana salah keterangan disini. Kita lakukan data dan argumentasi," kata Yance.
Yance juga mendapat bukti dan fakta atas dugaan keperpihakan dan keterlibatan dari tiga pejabat bupati di Sumut. Mereka disebut tim hukum Edy-Hasan sebagai operator pengumpul uang.
Selain itu Muryanto diduga mementori Bobby-Surya untuk debat publik pertama hingga ketiga.
"Semua satu lingkaran, Muryanto chip untuk IPDN, dia pimpinnya. Cerita ini, data diterima ada. Skenario diduga dia buat, termasuk untuk debat dari debat pertama," sebut Yance.
Yance mengharapkan kepada Bawaslu Sumut untuk melakukan pengusutan secara intensif atas laporan terhadap Rektor USU. Karena, demokrasi di Sumut ini, sedang tidak baik-baik saja.
"Hasil Pilkada Sumut 2024, hasil rekayasa. Kita lihat hasil lembaga Quick Count, sama seperti yang ada di link. Ini sangat-sangat menyakiti hati masyarakat Sumut. Tolong Bawaslu melakukan penyelidikan lebih intensif. Kami siap fight dengan segala data," kata Yance.
Yance juga mengimbau kepada seluruh relawan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut nomor urut 2, Edy Rahmayadi-Hasan Basri Sagala, untuk melakukan perlawanan bila menemukan kekurangan pada hari pencoblosan, Rabu 27 November 2024, nantinya.
"Lakukan perwalanan dilakukan di tingkat TPS. Kita masih percaya dengan KPU dan Bawaslu, kita masih percaya dengan Pangdam I Bukit Barisan. Sama kepolisian, kami tim hukum tidak percaya," jelas Yance.
Terpisah, Rektor USU, Prof Muryanto Amin saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp atas laporan dirinya ke Bawaslu Sumut, tidak memberikan respon.