Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Makam RS sebelum dibongkar (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Deli Serdang, IDN Times - Kematian RS (14) siswa SMP Negeri 1 STM Hilir memantik atensi publik. Sebab, ia meninggal seminggu setelah mendapatkan hukuman dari guru agamanya berupa squat jump sebanyak 100 kali.

Dugaan bahwa meninggalnya RS akibat dihukum oleh gurunya itu semakin menguat, karena sebelum meninggal kaki RS mengalami pembengkakan. Tepat 4 hari setelah jenazahnya dikuburkan, kini pihak kepolisian memutuskan untuk melakukan pembongkaran/ekshumasi untuk membuktikan penyebab pasti meninggalnya RS.

1. Keluarga sempat ragu jasad RS diautopsi

Momen saat keluarga RS datang ke pemakaman (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Polresta Deli Serdang beserta dokter forensik Rumah Sakit Bhayangkara menggelar ekshumasi dan autopsi terhadap jenazah RS yang sudah dikuburkan beberapa waktu lalu. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan bukti secara akurat penyebab kematian siswa SMP Negeri 1 STM Hilir utu.

"Betul (bukan berdasarkan laporan keluarga). Kita melakukan laporan Polisi model A dan ini untuk menjawab apakah kejadian ini diakibatkan tindakan yang dilakukan. Karena teman-temannya yang sama (mengalami hukuman) sudah kami ambil keterangan. Kemarin (guru dipanggil pihak kepolisian). Biar bisa menjawab pertanyaan publik. Apakah memang karena tindakannya itu yang menyebabkan meninggalnya ananda kita ini," kata Kapolresta Deli Serdang AKBP Raphael, Selasa (1/10/2024).

Ia membenarkan bahwa sebelumnya pihak keluarga sempat merasa ragu untuk dilakukannya autopsi. Namun pada akhirnya keluarga menyetujui untuk dilakukannya tindak lanjut kepada anak mereka.

"Iya benar. Dari laporan pihak keluarga ragu untuk dilakukan autopsi. Tetapi, ini dilakukan untuk mengetahui penyebab dan juga karena apa kematiannya. Hari ini pihak keluarga sudah didampingi kuasa hukumnya hadir di sini dan bersedia menyaksikan proses ekshumasi," lanjut Raphael.

2. Tidak hanya RS yang mendapat hukuman 100 kali squat jump oleh gurunya

Makam RS diekshumasi untuk membuktikan apakah ia meninggal karena memar akibat disuruh squat jump oleh gurunya (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Dari keterangan yang dihimpun Polresta Deli Serdang, RS tidak seorang diri saat dihukum. Dengan perintah yang sama (100 kali squat jump), 6 siswa termasuk RS menjalani hukuman setimpal akibat tidak menyelesaikan tugas pembelajaran.

"Sampai saat ini (teman RS) dalam keadaan sehat. Belum ada (memar). Dari keterangan yang kita dapatkan dan hasil penyelidikan kami, ada 6 orang mengalami hal yang sama pada saat itu termasuk RS. 100 kali squat jump," kata Raphael.

Lebih lanjut Kapolresta Deli Serdang menambahkan bahwa pihaknya akan mengaji dugaan terkait apakah kematian RS merupakan kelalaian dari pihak sekolah. Hal tersebut masih dalam penyelidikan.

"Kalau tindakan fisik yang dilakukan (squat jump) ini masih kita kaji. Mungkin nanti kita akan memeriksa saksi ahli dari pihak kesehatan ataupun olahraga apa memang mengakibatkan seperti itu. Jadi memang sanksi yang dilakukan ini masih kita proses apakah ini kelalaian atau wajar untuk dilakukan," pungkasnya.

3. Keluarga akhirnya lapang dada menerima makam RS dibongkar untuk mendapatkan kepastian hukum

Makam RS sebelum dibongkar (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Sementara itu Pantas Sinaga selaku kuasa hukum keluarga korban mengatakan bahwa pihaknya ingin mendapatkan keadilan dari proses ekshumasi ini

"Harapan kami, ini lah wujud untuk menegakkan hukum dan mendapatkan kepastian hukum. Ini harus ditegakkan hukum yang seadil-adilnya. Itulah yang kami harap dari ekshumasi hari ini. Di mana ekshumasi untuk memastikan penyebab daripada kematian RS," kata Pantas Sinaga.

Keluarga korban yang sempat ragu untuk dilakukannya autopsi kepada anaknya, pada akhirnya menerima dengan lapang dada.

"Keluarga sudah kuat menghadapi ini. Apapun ke depannya kami harus kuat. Dari pihak sekolah kita juga sudah komunikasi. Tapi tetap kami bilang bahwa kita akan menegakkan hukum seadil-adilnya dan mendapat kepastian hukum sampai tingkat yang paling tinggi. Kami (perkumpulan marga Sinaga) juga mendampingi dan mengawal perkara ini," pungkasnya.

Editorial Team