Kondisi luka yang ada di tubuh Dewi Siundol. Harimau Sumatra yang dievakuasi di Kecamatan Sosopan, Kabupaten Padanglawas, Sumatra Utara, Kamis (16/12/2021) lalu. (Dok: BBKSDA Sumut)
Tim dokter di Suaka Barumun terus berupaya memulihkan Dewi Siundol. Teranyar, kondisinya masih lemah. Jalannya masih pincang karena luka yang ada di kakinya.
“Lukanya itu parah sekali. Tapi ini dia sudah mau makan. Kita juga masih menunggu hasil cek darah di laboratorium,” ungkap Darmawan.
Dewi Siundol masih punya harapan untuk pulih. Sehingga nantinya satwa terancam punah itu bisa dilepasliarkan kembali ke habitatnya.
Dewi Siundol muncul di pemukiman warga sejak awal November 2021 lalu. Memang, kawasan pemukiman itu, berbatasan langsung dengan Suaka Margasatwa (SM) Barumun yang menjadi habitat Harimau Sumatra. Kemunculan Dewi Siundol membuat warga kahawatir. Tiga kandang jebak dipasang untuk mengevakuasi Dewi Siundol. Hingga akhirnya dia masuk ke kandang yang dipasang di Desa Siundol Julu dan dievakuasi.
Kasus kemunculan Harimau, bukan kali ini saja terjadi. Informasi yang dihimpun, kasus kemunculan harimau terjadi di kawasan itu dalam beberapa tahun terakhir. Tercatat, April 2016, seekor anak harimau masuk ke dalam luban jebakan yang diduga dibuat warga di Desa Banua Tonga, Kecamatan Sosopan.
Kemudian, pada Juli 2017, dua ekor harimau dilaporkan mati. Satu ekor ditemukan mati di kawasan Desa Sihaporas, Kecamatan Sosopan. Satu ekor lainnya sempat dievakuasi ke Barumun Nagari Wildlife Sanctuary (BNWS) sebelum akhirnya mati. Karena saat ditemukan, harimau sudah dalam kondisi lemas. Harimau yang mati itu dalam kondisi kumis dan taring yang sudah hilang saat diserahkan ke BBKSDA.
Pada Mei 2019, terjadi kasus penyerangan harimau terhadap warga. Seorang warga dilaporkan tewas. Sementara satu korban lagi berhasil selamat dalam kondisi luka-luka.