Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
0653879e-deae-4146-9a87-d536e21429b0.jpeg
Cabai merah di pasar tradisional (Dok. Istimewa)

Medan, IDN Times – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) tengah bersiap menyalurkan 50 ton cabai merah dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Langkah ini jadi upaya cepat untuk menekan laju inflasi daerah yang masih cukup tinggi akibat naiknya harga komoditas pangan, terutama cabai merah.

Dalam Rapat Koordinasi Pengamanan Distribusi Cabai Merah di Kantor Gubernur Sumut, Jumat (10/10/2025), Sekdaprov Sumut Togap Simangunsong menyebut, pengiriman cabai akan dilakukan dalam tiga tahap distribusi.

“PT AIJ, Dirga Surya dan PPSU sudah ke Jawa Timur untuk mendapatkan pasokan dari sana. Ada 50 ton cabai yang akan didistribusikan dalam tiga tahap,” ujar Togap Simangunsong, Sekdaprov Sumut.

1. Distribusi cabai lintas daerah jadi langkah cepat tekan inflasi

Ilustrasi cabai merah (Pexels.com/Jens)

Cabai tahap pertama sebanyak 16 ton dari Jember akan segera masuk ke Sumut. Distribusi difokuskan di Pasar Induk Lau Cih bekerja sama dengan PD Pasar Medan dan BUMD Deliserdang. Dari jumlah itu, 10 ton dialokasikan ke Lau Cih, 1,5 ton ke Deliserdang, dan sisanya ke Kedai Kolaborasi Pasar Medan. Harga jual di tingkat konsumen ditetapkan Rp55.000/kg, sesuai Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 12 Tahun 2024.

Menurut Togap, strategi mendatangkan pasokan cabai dari Jawa merupakan intervensi langsung pemerintah untuk menstabilkan harga di pasar. Cabai merah menjadi salah satu penyumbang inflasi terbesar di Sumut pada September 2025.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat inflasi Sumut mencapai 5,32% (yoy), naik dari 4,42 persen pada Agustus 2025. Selain cabai merah, penyumbang inflasi lainnya termasuk emas perhiasan, bawang merah, cabai rawit, dan beras.

“Kita berharap langkah ini bisa menekan harga cabai merah dan menjaga inflasi agar tetap terkendali,” ungkapnya.

2. Pemprov gandeng BUMD dan Bulog jaga ketersediaan pangan

Pedagang cabai merah di pasar Kebon Kembang Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/1/2025). (Linna Susanti/IDN Times).

Langkah intervensi harga ini tidak dilakukan sendirian. Kepala Biro Perekonomian Sumut Poppy Marulita Hutagalung menjelaskan bahwa Pemprov memaksimalkan peran BUMD pengelola pangan seperti PT Aneka Industri dan Jasa (AIJ), Dirga Surya, dan Pembangunan Prasarana Sumatera Utara (PPSU) sebagai penyalur utama. Harga cabai di pasar saat ini masih di kisaran Rp65.000–Rp75.000/kg, tergantung jenis dan asalnya.

“Penyaluran cabai merah ini juga melalui Bulog lewat Rumah Pangan Kita (RPK) dan Toko Pangan Kita (TPK),” ungkap Poppy.

Sementara itu, Plt Dirut PUD Pasar Medan Agus Saputra menyebut pihaknya siap mendukung distribusi cabai. Ia mengatakan Pasar Induk Lau Cih memiliki tempat penyimpanan berkapasitas 10 ton dengan ketahanan maksimal dua hari. “Kami sebagai transformer antara PT AIJ ke pedagang distributor,” ujarnya.

3.  Bank Indonesia pastikan intervensi tak rugikan petani

Pedagang Cabai merah di Pasar Tradisional. (IDN Times/Feny Maulia Agustin).

Menurut Deputi Direktur Bank Indonesia Sumut Abdul Khalim, kebijakan mendatangkan cabai dari luar daerah dilakukan sebagai langkah darurat untuk menekan inflasi jangka pendek. Ia memastikan kebijakan ini tetap memperhatikan keseimbangan antara kepentingan konsumen dan petani.

“Posisi pasokan kita secara tahunan surplus, tapi bulan ini defisit. Dengan adanya intervensi, harga cabai di pedagang diharapkan turun ke harga wajar tanpa merugikan petani,” kata Adul Khalim.

Ia menambahkan, program ini juga penting untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat bahwa pemerintah hadir menjaga pasokan pangan dan harga yang stabil. Daerah Medan dan Deliserdang menjadi fokus utama karena menyumbang inflasi tertinggi di Sumut.

Editorial Team