Medan, IDN Times – Muhammad Syuhada (16) meninggal dunia setelah ditembus peluru Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Oloan Siahaan, Kapolres Belawan yang belakangan dicopot karena penembakan itu. Oloan disebut menembak Syuhada dan seorang lainnya yang terkena peluru di lengan, karena merasa diserang. Oloan hendak membubarkan tawuran yang meluas hingga ke jalan tol Medan – Belawan, Minggu (4/5/2025) dinihari.
Pasca penembakan itu, tawuran kembali pecah di Belawan. Sejumlah orang ditangkap. Kapolsek Medan Belawan, AKP Ponijo terluka karena kena lemparan batu.
Pada Agustus 2024 lalu, tawuran di kawasan Belawan juga menewaskan seorang pemuda. Korbannya masih berusia 17 tahun. Pemuda berinisial MR itu, meninggal setelah anak panah menembus dadanya.
Tidak hanya di Belawan, tawuran terjadi di sejumlah titik Kota Medan. Baik antar kelompok pemukiman, hingga yang mengatasnamakan diri sebagai geng motor, tidak terkecuali pelajar.
Sosiolog Universitas Syiah Kuala Aceh, Yuva Ayuning Anjar memberi catatan kritis terhadap fenomena yang terjadi.