Pemakaman Jhonni di pemakaman khusus COVID-19 (Dok. IDN Times/Istimewa)
Tidak memiliki kejelasan yang pasti, alhasil Jandri beserta dua abangnya serta dibantu salah seorang sopir ambulans dari puskesmas melakukan pemakaman secara mandiri.
Di tengah proses pemakaman, sempat terjadi ketegangan ketika petugas puskesmas coba mendokumentasikan Jandri beserta keluarganya yang sedang mengenakan alat pelindung diri (APD).
Jandri lalu mempertanyakan tujuan pihak puskesmas mendokumentasikan, sebab yang melakukan adalah keluarga dan bukan satgas.
"Jadi buat apa didokumentasikan, ini kan ceritanya kalian yang minta tolong keluarga bukan keluarga yang mau. Jangan nanti sudah dokumentasi lalu dibilang sudah ada satgas," ucap Jandri.
Bukan tanpa sebab pria 26 tahun itu menegur petugas dari puskesmas itu. Baginya, ia tidak ingin jika proses pemakaman secara mandiri yang keluarganya lakukan nantinya dijadikan sumber keuntungan oleh beberapa oknum.
"Saya pastikan jangan nanti usai pemakaman ibu saya, ada pihak-pihak yang diuntungkan atau pihak mencari keuntungan, saya marah. Karena semua ini ada anggarannya sampai dengan pemakaman," tegas Jandri.