PKBI Sumut menggelar konprensi pers terkait swakelola tipe 3 dengan pemerintah dan OMS (IDN Times/Indah Permata Sari)
Fact sheet ini menyajikan data dan informasi terkinimengenai kasus HIV/AIDS di Kota Medan, berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan Kota Medan hingga pertengahan tahun 2025.
Secara rinciannya statistik kasus yaitu terbagi dari:
• Kasus Kumulatif: Hingga triwulan pertama tahun2025 (Januari-Maret), total kasus HIV/AIDS yang tercatat sejak 2006 di Kota Medan telahmencapai 9.883 kasus.
• Kasus Baru 2025: Selama triwulan pertama tahun2025, Dinas Kesehatan Kota Medan mencatatadanya 398 kasus HIV baru yang terdeteksi. Angka ini menunjukkan tren penemuan kasusbaru yang konsisten dan signifikan.
Sedangkan untuk demografi kasus yakni:
• Kelompok Usia: Sebagian besar kasus HIV baruterus ditemukan pada kelompok usia produktif. Data menunjukkan dominasi pada rentang usia25–49 tahun, diikuti oleh kelompok usia 20–24 tahun dan 15–19 tahun. Hal ini mengindikasikanbahwa populasi remaja dan dewasa mudasangat rentan dan memerlukan perhatian khususdalam hal pencegahan.
• Proporsi Gender: Kasus HIV jauh lebih banyakterjadi pada laki-laki. Proporsi kasus pada laki-laki dan perempuan tercatat sekitar 85% laki-lakidan 15% perempuan.
Berdasarkan data faktor risiko dan penularan terdiri dari:
• Dominasi Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL): Kelompok LSL tetap menjadi penyumbangpenularan HIV tertinggi di Kota Medan, denganpersentase mencapai 46,2% dari total kasus. Penularan melalui hubungan seks tanpa kondomyang tidak aman menjadi faktor utama.
• Faktor Risiko Lain: Penularan juga terjadi pada populasi umum, penderita Tuberkulosis (TB), pasangan ODHA, dan pekerja seks.
Pembahasan selanjutnya, dalam upaya penanggulangan HIV/Aids yaitu:
• Akses Pengobatan ARV: Tercatat, sebanyak 5.813 orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kota Medan telah rutin menjalani pengobatan denganAntiretroviral (ARV). Pengobatan ini sangat vital untuk menekan replikasi virus dan meningkatkankualitas hidup ODHA.
• Layanan Kesehatan: Dinas Kesehatan Kota Medan bersama fasilitas kesehatan (puskesmasdan rumah sakit) terus mengintensifkan layanankonseling dan tes HIV (VCT) untuk menjangkaulebih banyak orang.
• Kolaborasi Komunitas: Pemerintah Kota Medan berkolaborasi dengan lembaga swadayamasyarakat (LSM) dan komunitas untukmelakukan penjangkauan, edukasi, dan pendampingan, terutama pada kelompok-kelompok kunci yang berisiko tinggi.
Pertemuan ini juga membahas tentang tantangan yang dialami oleh pengidap HIV/Aids masih didominasi dengan stigma dan diskriminasi.
Sebab, stigma sosial masih menjadi hambatan utama yang membuat banyak individu enggan melakukan tes dan mencari pengobatan. Sehingga diperlukan kampanye publik untuk mengurangi stigma.
Terkait peningkatan anggaran dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS memerlukan alokasi anggaran yang memadai untuk program penjangkauan, sosialisasi, dan penyediaan layanan kesehatanyang berkelanjutan.
Terakhir adalah edukasi menyeluruh, pada edukasi seksual yang komprehensif dan promotif-preventif harus terus ditingkatkan, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda, untuk mencegah penularan baru.
Dalam pertemuan ini turut hadir Adelia Risa sebagai Ketua Kerja Lingkup Sosial Kemasyarakatan BAPEDA Kota Medan, Mariance selaku Kabid Rehabsos Dinsos Kota Medan, Saurma MGP Siahaan sebagai Ketua Yayasan Peduli Anak HIV-AIDS dan L Marsudi Budi Utomo sebagai Pengelola Peogram Komisi Penanggulangan AIDS Kota Medan.