Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
-
Tim Labfor Polda Sumut, AKBP Hendri Ginting (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Intinya sih...

  • Tim Forensik Polda Sumut tidak menemukan jejak DNA suami di pisau dapur yang digunakan menusuk ibu, menguatkan bukti bahwa pelakunya adalah anak bungsu yang masih duduk di bangku SD.

  • Terbukti ada bercak darah dari lantai satu menuju lantai dua, dan DNA tersebut adalah DNA si kakak. Hal ini terjadi karena si kakak mencoba memanggil bapaknya di lantai dua.

  • Polisi menemukan adanya bercak darah sang ibu di celana dalam anak bungsunya, karena saat membunuh ibunya, si anak membuka bajunya untuk menghindari noda darah.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Medan, IDN Times - Sebelum ditetapkannya bocah SD 12 tahun di Medan Sunggal sebagai pelaku pembunuhan terhadap ibunya sendiri, deras tuduhan mengarah kepada sang ayah. Terlebih di rumah tersebut hanya ada anak sulung yang masih duduk di bangku SMP, adik, ayah, dan ibunya saja.

Terungkap fakta bahwa sang anak bungsu menusuk ibunya berkali-kali menggunakan pisau. Sementara sang ayah yang tidur di kamar berbeda baru dibangunkan usai terjadinya insiden berdarah itu, Rabu (10/12/2025) lalu.

Menurut tim Laboratorium Forensik Polda Sumut, tidak ada jejak DNA sang ayah. Sehingga gugur sudah anggapan bahwa sang ayah pelakunya, sekaligus menguatkan bukti bahwa pelakunya murni adalah si bungsu yang masih duduk di bangku SD.

1. Di pisau dapur yang digunakan menusuk ibu, tak terdapat DNA suami

rumah diberi garis polisi di Jalan Dwikora, Medan Sunggal (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Tim Forensik Polda Sumut, AKBP Hendri Ginting menyampaikan temuannya dalam kasus anak SD bunuh ibunya sendiri, Senin (29/12/2025). Di kedua pisau dapur yang digunakan menusuk sang ibu, terdapat 2 jejak DNA.

"Setelah kita mendatangi TKP bersama tim Reskrim Polrestabes Medan, kita simpulkan Tempat Kejadian Perkara (TKP) adalah di kamar lantai satu. Kemudian, kenapa di TKP ada (DNA) si kakak dan si ibu di pisau itu, pertama karena si ibu sering memegang pisau ini di dapur," sebut Hendri, Selasa (30/12/2025).

Sementara DNA kakak juga terbukti berada di sana. Namun Hendri mengatakan hal ini bukan berarti anak sulung itu juga menusuk sang ibu. Alih-alih darah si kakak ada di pisau akibat berusaha merebut benda tajam itu dari tangan adiknya.

"Si kakak tangannya itu ada bekas luka saat merampas pisau ini. Setelah kita periksa DNA-nya, DNA pada pisau tersebut cocok dengan di TKP," lanjutnya.

Di pisau ini, lanjut Hendri, sama sekali tak terdapat jejak DNA sang ayah. Bukti ini sekaligus menggugurkan dugaan keterlibatan suami dalam kasus pembunuhan ini.

2. Terdapat bercak darah menuju lantai atas rumah, polisi sebut itu DNA sang anak

Tim Labfor Polda Sumut, AKBP Hendri Ginting (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Ada hal menarik lain yang diungkap polisi. Salah satunya ialah terdapat ceceran darah menuju ke lantai dua. Usut punya usut, darah tersebut adalah darah sang kakak.

"Ceceran darah dari lantai satu menuju lantai dua setelah kita periksa,, kita cocokkan DNA-nya, DNA tersebut adalah DNA si kakak. Di dalam kamar lantai dua ini, tidak kita temukan DNA selain daripada si kakak," beber Hendri.

Tim Labfor Polda Sumut itu menceritakan mengapa ada bercak darah kakak di tangga rumah dan lantai dua. Hal ini karena anak sulung itu mencoba memanggil bapaknya di lantai dua.

"Ada DNA si kakak pas menuju lantai dua ini, karena begitu dia merampas pisau itu dari tangan adiknya, tangan dia dalam kondisi luka. Jadi, darah ini mulai dari bawah ke lantai dua berceceran. Jadi, darah yang terceceran itu kita cocokkan DNA-nya, dan cocok dengan DNA si kakak," ceritanya.

3. Terdapat bercak darah ibu di celana dalam anak

Kapolrestabes Medan Kombes Jean Calvijn Simanjuntak (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Fakta menarik selanjutnya, polisi menemukan adanya bercak darah sang ibu di celana dalam anak bungsunya. Hal ini disebut Kapolrestabes Medan, Kombes Jean Calvijn Simanjuntak karena saat membunuh ibunya, si anak membuka bajunya.

"Adik mengambil pisau, membuka bajunya, dan melukai korban. Saat ditanyakan kepada adik, kenapa baju dibuka? Alasannya supaya tidak terkena apabila ada perlukaan-perlukaan yang menodai bajunya," pungkas Calvijn.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team