Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia saat mengunjungi Rempang Agustus lalu (dok. BKPM)
Selama ini menurutnya sosialisasi yang disebut pemerintah kepada warga gagal. Padahal jika dibicarakan baik-baik dan melibatkan tokoh masyarakat yang bisa berkomunikasi ke warga hal itu bisa jadi solusi.
"Terus dibilang sudah lama disosialisasikan, mau lama atau tidak buktinya belum clear. Kalau sudah clear tak bermasalah. Kalau tidak gagal mana mungkin ada masalah ini. Kan ada Lembaga Adat Melayu (LAM), tokoh masyarakat bisa didekati. Wali Kota Batam, Bapaknya rakyat. Kepala BP (Batam) bukan karena dia ditunjuk," kata Taba.
Untuk itu Taba juga mengimbau warga Rempang untuk tidak terpancing provokasi apapun. Melakukan tindakan anarkis dan kontra produktif.
"Kita percaya ke pemerintah, tapi harus pendekatan persuasif. Bisa minta jembatani LAM dan tokoh masyarakat. Dijelaskan soal proyek ini. Ada masterplannya, karena sekarang buta betul mau ngapain ini. Buka saja, adi clear. Akan tercapai apa yang kita harapkan bersama. Proyek berjalan baik, masyarakatnya juga hidup tentram damai. Jangan atas nama investasi malah diperbudak. Bukannya mau bangkrut negara ini," tambah pria 58 tahun itu.
Dia juga meminta aparat untuk tidak represif dalam penanganan warga yang melakukan penolakan.
"Jadi masyarakat Rempang harus bersabar menahan diri. Kita masih berjuang. Mudah-mudahan Allah membukakan hati ke para penguasa mencari kebijakan ini. Aparat juga tolong menahan diri. Atas nama perintah undang-undang karnea deadline. Pisahkan menertibkan, menegakkan hukum dengan rasa keadilan. Bicara kantibmas jangan masyarakat saja yang ditertibkan pemerintah juga harus tahu yang dilakukannya benar atau tidak," pungkasnya.