Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ribuan warga berunjuk rasa terkait rencana pengembangan Pulau Rempang dan Galang menjadi kawasan ekonomi baru di Kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam, Batam, Kepulauan Riau, Rabu (23/8/2023). (ANTARA FOTO/Teguh Prihatna)

Medan, IDN Times- Anggota DPRD Kepulauan Riau Taba Iskandar mengungkap kondisi psikologis warga Pulau Rempang karena kisruh rencana pembangunan kawasan Rempang Eco-City. Dua kali bentrok warga dengan aparat kepolisian terjadi usai demo penolakan hingga berujung puluhan orang ditangkap.

"Yang saya terima keluhan mereka ketakutan sekarang. Waktu saya diperiksa mereka ketakutan juga.Suasana hati masyarakat sekarang resah gelisah dan ketakutan. Tanggal 28 September harus bersih. Orang sudah melakukan pengukuran, diberi deadline tanggal 28 harus clear and clean. Ada apa? kayak ada orderan tgl 28 harus bersih. Masalah ini harus dibicarakan tuntaslah," kata Taba kepada IDN Times, Kamis (14/9/2023). 

1. Konsep relokasi juga masih tidak jelas

Taba Iskandar, anggota DPRD Kepri dua periode (instagram/tabaiskandarofficial)

Menurutnya dia masih bingung soal konsep relokasi warga yang disebutkan pemerintah karena juga terlihat belum siap. Apalagi para warga yang selama berpuluh tahun hidup damai di wilayah itu, tiba-tiba mendapat kabar harus pindah dan terusir dari tanah leluhurnya.

"Tempat relokasi sementara belum siap. Anak-anak diliburkan sekolah. Maksudnya bagaimana. Saya saja orang yang diberi Allah pengetahuan dan wakil rakyat bingung saya menangkapnya ini. Gak nyampe ilmu saya."

"Bagaimana dengan rakyat saya yang selama ini beranak pinak tenang tidur di sana? Bisa nangkap ikan. Gak nunggu gaji.  Sekarang tinggal merenung saja di tanah leluhur mereka. Itu yang saya khawatirkan. Apa gak bisa lagi kita hidup di negara ini dengan tenang. Wakil rakyat saja ngomong gak laku," kata politisi Partai Golkar itu. 

2. Taba: Masyarakat Rempang tidak anti investasi

Editorial Team

Tonton lebih seru di