Medan, IDN Times – Sore itu perempatan Jalan MH Thamrin dan Prof HM Yamin, tepatnya di depan Rumah Sakit Umum Dr Pirngadi Medan, Sumatra Utara, cukup ramai dengan kendaraan yang lalu lalang. Perhatian tertuju sebuah panggung di pinggiran sebuah gedung. Empat orang pria tampak asyik memainkan alat musik.
Deretan tembang mereka mainkan. Dari The Beatles yang lawas sampai lagu-lagu masa kini mereka lantunkan. Bagi para pengendara yang sedang menanti traffic lamp berganti warna, tentu sangat menghibur. Seorang pria tampak membawa kardus lalu mendatangi para pengendara yang berhenti. Beberapa menyodorkan uang. Kardus itu bertuliskan "Peduli Musisi Kota Medan."
Mereka mengamen dengan konsep full band. Berbekal surat izin dari Pemerintah kota Medan untuk memulai, maka John (gitaris dan vokal), Adam (47) bermain bass, Abdul Rahman (52) sebagai drummer dan Adek sebagai gitaris, mereka pun mulai manggung di jalanan ini sejak Mei lalu, dua bulan setelah pandemik COVID-19 mulai menjangkiti tanah air.
Dengan durasi 2 jam manggung mulai dari jam 16.00 sampai 18.00 WIB, ada sekitar 20 lagu yang mereka mainkan. John mengaku dirinya dan kawan-kawannya mengumpulkan Rp200 ribu hingga Rp300 ribu. Itulah yang mereka bagi rata.Tentu jumlah yang jauh dari yang mereka dapat jika manggung di tempat biasa mereka seperti cafe, hotel dan lainnya.
“Memang hanya menggantungkan hidup sebagai pekerja musik. Hilang mata pencaharian, gak ada lagi kemana-mana. Kawan-kawan juga hampir menjual peralatan senjatanya (alat musik), karena hanya itu yang diandalkan, demi kelangsungan hidup,” ungkap John Taxman.
Begitulah salah satu upaya seniman bertahan hidup di tengah kesulitan ekonomi. Seluruh seniman di tanah air harus merasakan keringnya pendapatan tanpa adanya pentas. Tidak adanya izin untuk membuat keramaian membuat para seniman kehilangan panggungnya. Padahal mereka sangat bertumpu dengan adanya sebuah pagelaran.
Sudah 6 bulan terakhir, mereka harus memutar otak untuk hidup. Apalagi yang memang hanya menggantungkan hidupnya sebagai seniman. Seperti apa kondisinya? Begini realita dan suara mereka dari berbagai daerah.