Kedua Persepupuan berangkat haji tanpa suami (Dok. Istimewa)
Kemudian, dengan meninggalnya suami mereka, uang pendaftaran atas nama suami pun dikembalikan.
"Menunggu selama 12 tahun tentunya harus dengan kesabaran, dan keyakinan bahwa kita akan berangkat. Namun, suami kami meninggal, kalau saya suami meninggal ditahun 2015. Adik saya ini suaminya meninggal satu tahun yang lalu, baru," ungkap Lisna.
Kedua saudara ini merupakan warga Kota Panyabungan, tinggal berdekatan rumah. Bagi mereka menunggu selama 12 tahun adalah hal yang menghasilkan kegembiraan. Dengan bisa berangkat di tahun 2025 ini, keduanya mengaku sangat haru, walaupun berangkat tanpa didampingi suami.
Di Kota Panyabungan, keduanya mengaku memiliki usaha dagang kecil.
"Kita harus yakin dengan diri kita untuk beribadah di Tanah Suci. Di tahun kemarin ada yang kita kenal berangkat, dan dia mendaftar di tahun 2012. Jadi, kita meyakini dari tahun kemarin, bahwa kita yang mendaftar di tahun 2013 akan berangkatnya di tahun ini. Dan Alhamdulillah memang kita dapat panggilan berangkat," tuturnya.